Chapter 1

14.9K 381 6
                                    

Aruna berjalan santai menuju Lab Resep, karena mengingat hari ini ia akan praktek membuat sediaan obat yang dilakukannya setiap hari selasa. Sampainya di depan Lab Resep Aruna bergegas memakai jas lab, dan perlengkapan untuk praktek.

Kring... Kring... Kring...

Semua murid 10F masuk ke dalam Lab Resep. Suasan lab yang awalnya tenang pun menjadi riuh tetutama teman-teman Aruna.

"Anjirrrr ganteng woy"

"Boleh gak gue karungin trus bawa pulang"

"Pengen gue gebet"

"Bodynya sexy banget"

Kira-kira seperti itulah teman-teman Aruna yang riuh melihat cowo ganteng sedang bersama Bu Fika.

"Anak-anak perkenalkan ini guru baru kalian, beliau yang akan menjadi pembimbing untuk praktek bersama dengan saya. Untuk absen 1-20 bisa dengan Pak Ray dan absen selanjutnya bisa dengan saya, silahkan Pak Ray perkenalkan diri anda" ucap Bu Fika panjang lebar

"Baik anak-anak, nama saya Ray Prasetya kalian bisa panggil saya Pak Ray"

"Pak Ray umur berapa"

"Saya baru 21th"

"Pak udah ada yang punya belum"

"Kebetulan belum"

'Pantesan keliatan muda, eh masih 21th. Tapi kok dari tadi Pak Ray liatin gue mulu ya apa cuma perasaan gue' batin Aruna

"Baik perkenalan sudah cukup kalian bisa memulai praktek" suara Bu Fika mengintrupsi semua murid 10F

Semua murid sibuk dalam kegiatan masing-masing untuk menunggu giliran meminta kelengkapan resep.

"Pak permisi, saya mau minta kelengkapan resep" ucap Aruna dengan memberikan LKPnya (Lembar Kerja Praktek)

"Kenapa camphora tidak boleh digerus terlalu lama" tanya Pak Ray

"Karena kalo camphora digerus terlalu lama akan jadi menggumpal" jawab Aruna

"Bagus sekarang kamu boleh praktek"

"Terimakasih pak"

Aruna pun mulai menimbang satu persatu bahan mulai dari menthol, camphora, vaseline album dan oleum cajuputi. Aruna mulai kesal saat tidak menemukan vaseline album di 4 rak obat, ia pun terpaksa menghampiri Pak Ray untuk bertanya.

"Pak, vaseline albumnya kok gak ada"

"Coba kamu cari di rak"

"Dari tadi saya udah keliling tapi gak ketemu pak"

"Ya berati itu nasib kamu"

'Ini guru lama-lama kok ngeselin ya' batin Aruna

"Saya serius pak"

"Iya iya saya cuma bercanda, ini vaselinnya~" ucap pak ray tersenyum dengan memeberikan vaseline. "Kamu lucu kalok lagu cemberut gitu" Pak Ray langsung menjauhkan wajahnya dari telinga kanan Aruna.

Pak Ray yang melihat pipi Aruna memerah seperti tomat hanya tertawa pelan. Sedangkan Aruna yang merasakan hanya tertegun sesaat sebelum akhirnya ia sadar.

"Dasar ngeselin" Aruna pun pergi meninggalkan Pak Ray yang terus tertawa melihat tingkahnya.

Aruna melanjutkan pekerjaannya membuat salep. Selama 3 jam Aruna terus berkutik dengan alat-alat seperti mortir dan stampher, sudip, beaker glass dll. Dan selama itu pula Pak Ray tidak bisa berhenti untuk tidak menatap Aruna.

'Dia cantik'

'Lucu kalok lagi cemberut'

'Jutek tapi bikin penasaran'

'Pengen tau semua tentang dia'

'Dia harus jadi milik gue, gimana pun caranya' Kira-kira seperti itulah batin Pak Ray bicara.

Tiga jam sudah berlalu. Dan sekarang murid 10F keluar dari Lab Resep menuju kelas untuk berganti pelajaran.

Pergantian pelajaran pun dimulai sampai pukul 14.15. Kelas terasa hening tanpa penghuni hanya suara Bu Indra yang mengisi heningnya kelas.

Aruna melihat Bella yang tertidur pulas disebelahnya. Aruna pun menenggelamkan wajahnya di bangku, ia sangat bosan saat ini. Teman-temannya sebagian tidur dan sebagian mendengarkan Bu Indra yang menjelaskan pelajarn kimia. Aruna hanya berharap agar cepat bisa pulang ke rumah.

Kring... Kring... Kring...

Bel menandakan pelajaran sudah selesai pun berbunyi. Aruna langsung keluar sekolah menunggu mamanya menjemput. Tapi sudah setengah jam ia menunngu, tetap tidak ada tanda-tanda mobil mamanya terlihat.

Ting... Suara ponsel Aruna berbunyi tanda ada pesan masuk

Mama ❤
'Sayang maaf, mama gak bisa jemput kamu dibutik lagi rame jadi mama gak bisa ninggal. Kamu pulang naik taxi aja ya, sekali lagi mama minta maaf love you dear.'

'Iya ma gak papa, love you too'

"Dari tadi taxi kok gak ada yang lewat sih, gue pulang naik apa nih" Aruna bergerak gelisah pasalnya hari sudah mulai sore tapi tidak ada satu pun taxi yang lewat.

Aruna melihat ada sebuah mobil sport yang berhenti didepannya. Aruna menipitkan matanya melihat siapa pemilik mobil tersebut. Saat kaca mobil terbuka Aruna membelalakkan matanya saat tau Pak Ray lah yang mengendarai mobil tersebut. Pak Ray turun dari mobilnya menghampiri Aruna.

"Kamu kenapa belum pulang, udah mulai sore tapi kamu masih disini" tanya Pak Ray

"Saya mau pulang, tapi gak ada taxi yang lewat yaudah saya tunggu aja disini"

"Yaudah kamu ikut saya aja"

"Ikut ke mana pak" wajah Aruna pun mulai panik

"Ya ngantar kamu pulang, tenang aja kali saya gak akan jual kamu ke om-om"

"Eh... Bener pak gak ngrepotin"

"Gak, udah ayo masuk ke mobil"

Setelah masuk ke dalam mobil. Pak Ray mulai menyalakan mesin mobilnya mulai mengendarai di keramaian jalanan sore hari. Diperjalan hanya keheningan yang menemani dua insan yang kalut dalam pikiran masing-masing. Sampai akhirnya Pak Ray yang memecahkan keheningan tersebut.

"Rumah kamu dimana"

"Di perumahan palm indah block c no 12 pak"

"Ehm saya mau tanya boleh pak"

"Tanya apa, sebelum kamu tanya gak usah panggil saya pak ini kan di luar sekolah, panggil saya kak dan bahasa kamu jangan formal"

"O... Oke kak ray, gue mau tanya kak ray kok bisa bicara frontal didepan gue"

"Gue gemes soalnya sama lo, lo itu lucu kalok lagi panik kayak tadi makanya gue keceplosan bicara frontal"

"Gue tau kalok gue gemesin" ucap Aruna pede

"Terserah lo aja run"

Mereka pun tertawa bersama. Sampai tak terasa mobil yang ditumpangi sudah sampai didepan runah Aruna.

"Kak gue turun ya"

"Tunggu, gue minta id line lo boleh"

"Boleh, mana hp kakak"

Ray pun memberikan ponselnya kepada Aruna.

"Udah kak, gue turun ya"

"Oke, masuk rumah langsung mandi, makan jangan lupa istirahat"

"Iya iya kak, lo bawel ternyata"

"Gak papa, udah sana masuk"

"Iya ini mau juga masuk"

Ray menatap Aruna yang berjalan kedalam rumahnya, sampai akhirnya pintu rumah Aruna tertutup.

Mobil Ray pun mulai berjalan, menuju rumahnya.

Aruna pov

"Gue kok jadi bahagia banget, deket sama kak ray"


---------------------------------------------------------

Bad Teacher [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang