I Got The Second Chance!

6.5K 738 8
                                    

Aku berlari menghampirinya. Berlari dan berlari. Berharap dia tidak akan lari dariku. Dan aku yakin, dia akan kembali kepadaku lagi. Its because she’s mine.

Buk!

Aku mendaratkan tubuhku di belakangnya yang sedang memainkan handphonenya itu. Dia sedikit terdiam. Mungkin, shock.

Dia menengok kearah wajahku yang aku sandarkan di bahunya.

Aku melihatnya dengan wajah bahagia. Dia.. kau sudah tau, dia membenciku.

I love you. Please don’t leave me alone.” Bisikku saat bibirku sangat dekat dengan telinganya. Aku mendekati wajahku ke arah pipi kirinya. Tiba – tiba..

Buk!

Dorongan itu sangat terasa. Dia menolak pelukanku. Aku melihat air matanya sudah menggantung di kelopak matanya.

Jangan berkedip, kumohon..

Mohonku dalam hati agar air matanya tidak turun dengan mulus di wajah halusnya itu. Sungguh, aku tidak ingin menodai wajahnya dengan air mata lagi.

Why you always ignoring me? I love you Clastta.” ucapku yang mulai mendekatinya lagi.

Stay away from me.” Ucapnya dengan mata yang masih ada gantungan air mata itu

Cmon.” Ucapku yang semakin mendekat.

I said, stay away from me!” dia mulai sedikit berteriak. God, dia berkedip.

Okay – okay.” Ucapku dan berhenti di langkah itu. Aku mulai menunduk bersalah.

“Uhm, i’m sorry.” Lanjutku dengan gugup

“What do you talking about?  You make me hurt. You also almost killed me. You are saying if I did no mean anything in you’re eyes. And now you're asking me by yourself that I must come back to you! ARE YOU CRAZY HARRY?! HA?! ARE YOU CRAZY?!” dia berteriak disini. Dia mengeluarkan semua amarahnya kepadaku. Memang aku yang salah.

“Bu—.” Aku baru saja ingin berbicara.

“I had promised. I will never love you and will take care of our divorce papers soon. You do not have to be bothered again. if we are removable, you can get married with a woman you want.” Ucapnya dengan air matanya yang sudah melumerkan mascara yang ia pakai.

Cmon, i promise, i never erase your mascara again. I’ll erase your lipstick. And please, give me a chance.

Mohonku dalam hati. Bibirku terasa berat untuk berbicara.

“Give me a chance. Please. Second chance. It will be the last chance.” Ucapku dengan menunduk dan merasa bersalah.

Never.” Ucapnya dingin. Mataku membulat dengan menatap lantai toko itu. Tidak percaya dia membenciku sampai seperti itu. Gosh.

Dengan langkah seribu, dia pergi dari toko itu. Dengan cepat pula, aku mengikutinya dan mengambil tangan kirinya

Aku mendapatkannya!

Clastta, please.” ucapku dan langsung mendekapnya dengan erat

“No Harry.” Ucapnya di pelukanku dengan berbisik dan beribu isakannya. Sungguh, aku merasa sangat lemah mendengar isakannya.

                                                                        ***

“No Harry.” Bisikku dengan isakan yang tidak bisa kutahan lagi. Aku merasakan dekapan hangatnya lagi. Aku merasakan hembusan nafasnya di rambutku. Aku merasakan tubuh besarnya lagi. Memelukku dengan erat.

Tidak pernah ada lelaki yang membuatku senyaman ini.

But, i hate him. Aku sudah berjanji kepada diriku sendiri, jika aku tidak akan pernah mencintai Harry lagi.

Tetapi, kulihat, dia sangat menyesal.

Tetapi haruskah aku memaafkannya?

Haruskah aku memberikannya kesempatan kedua?

Dan.. Akankah kita bersama lagi?

Tentu tidak mungkin.

Itulah jawabanku dari semua pertanyaan yang menyangkut ‘Aku dan Harry’

Leave me.” Ucapku yang sudah mulai tenang dan tidak menangis lagi.

I promise, i never leave you. Again.

“I said, leave me now.

Never in a million years.” Dia menatapku dengan memegang kedua bahuku dan menatap mataku dengan tatapan mautnya.

So, we can be ‘us’ again right?” lanjutnya lagi. Aku mendongak keatas. Mengeluarkan pulpen yang ada di kantung bajuku, dan mengambil telapak tangan kirinya.

Aku menuliskan..

“I will always love you.”

Tulus. Ya, aku tau aku tidak akan pernah bisa melepaskannya dari perasaan aneh ini.

                                                                        ***

“Jadi kamu akan kembali ke rumah ‘kita’  kan?” ucapnya saat mengantarkan Clastta di depan pintu apartemennya.

“Kita? Itu adalah rumahmu Harry.”

“Itu menjadi rumahmu manis.” Ucapnya dengan tersenyum dan menyentuh dagu Clastta.

Mendekat

Mendekat

Dan...

Higuys.....(?)wkwk. gue greget nih kalo ga ngepost chapter iniii:"3 karena banyak yang nge message gue buat ga coming soon dan di postnya pas maret...............................ya jadi gini dehhh:'3 

LAST DECEMBER -- UDAH GA COMING SOON YEAY HAHA

lu pada seneng kalo ga coming soon. nah guee:"3 gue harus mikir woy:")(?)oke lebay wkwk

ohya btw, GUE GAPERCAYA BANGET. THE FRANCE ADA DI HALAMAN KETIGA KALO NYARI "HARRY STYLES" COBA DEH. AND I WANT SAY "I FUCKING LOVE YOU GUYS." OMG.

ohya, btw, gue lebih suka kalo misalnya pada komen "harry sama clastta gini aja ter blablablblablabla dan blablablabla" karena...FIX OTAK GUE MENTOK:'3

oke, some votes and comments for next chapter?:) 

P.S DONT READ THE NEXT CHAPTER. KALO LO PADA, JADI SECRET READER. BC ISNT COOL GUYS.

Last December[Sequel To The France]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang