15· Wahana Bermain

21.3K 2.2K 228
                                    

Saatnya pulang sekolah, dan gue udah ditungguin sama pak Sehun di parkiran, jadi gue nyusul dia ke parkiran.

"Ayok pak." Ucap gue sambil ngebuka pintu mobilnya dan masuk.

Sesampai di rumah, gue sama pak Sehun masuk ke rumah terus siap-siap. Pak Sehun udah buatin makan siang meskipun hanya mie goreng pake telur mata kuda, eh salah.. telur mata sapi, tapi gue bisa merasakan harumnya masakannya.

Gue turun terus ke meja makan dan makan aja dengan lahap makanan gue tanpa mengatakan apapun. Udah itu gue cuci piring dan lari ke kamar. Gue lihat pak Sehun lagi pake parfum kesukaan dia, aroma mint yang menenangkan.

"Kenapa kamu lihatin saya kayak gitu?" Tanya nya yang ngebuat gue berdecak.

"Ck-, galak amat sih pak, pantesan gak laku." Gue nyindir aja mendingan.

"Nanti kamu yang laku-in saya aja."

"Hah? Apaan sih." Ucap gue agak salting terus ambil tas gue dan keluar dari kamar.

Bisa gila gue di rumah kalo tinggal bareng guru satu itu selama dua minggu. Dialusin mulu gue nya, ga kuat lah. Ingin rasanya 'ku garuk tembok sekarang.

"Udah? Pada udah ngumpul di rumah Chanyeol tuh." tanya pak Sehun yang lagi lihatin gue pasang tali sepatu.

"Sepatu kamu satu lagi belum dipasang tali?" tanya pak Sehun yang dijawab dengan anggukan gue.

Setelah gue selesai pasang tali sepatu gue yang kanan, gue mau mengambil sepatu gue yang kiri untuk gue pasang talinya, tapi gue mendapatkan pak Sehun lagi memasukan tali itu ke lubang-lubang sepatu gue dengan telitinya.

Gue cuma terdiam melihat tingkah tak terduga pak Sehun saat gue bersama dia, kadang dia galak, kejam, sadis, tapi kadang dia juga baik, dan pengertian. Gue cuma nggak habis pikir kalau gue punya pacar kayak dia, mungkin gue akan beruntung banget sebagai cewek.

"Sini kaki kamu." tukasnya membuyarkan lamunan gue.

"Ha-Ha? Ngapain pak?"

"Banyak tanya." Tanpa babibu, pak Sehun langsung pakaikan sepatu itu di kaki kiri gue dengan lembut, dia juga mengikat tali sepatu gue.

Setelah selesai, gue kunci pintu rumah dan berjalan mengikuti pak Sehun ke rumahnya yang ada di sebelah rumah gue. Tetangga gitu loh~

Pak Sehun memgeluarkan motor ninjanya yang berwarna merah ke halaman depan, dia ngasih gue helm full face.

"Kok full face pak?" tanya gue bingung.

"Kalau seandainya di jalan ada kejadian tak terduga, setidaknya kepala kamu terlindungi."

Gue cuma terdiam setelah mendengar penjelasan pak Sehun. Gue cuma merasa aneh kalau gue pakai helm full face gini, berasa macho gue.
Tanpa berlama-lama gue langsung naik ke motornya dan menaruh tangan gue di pundaknya untuk jadi tumpuan gue biar nggak jatuh.

Pak Sehun pun melajukan motornya membelah jalan besar dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Nggak usah dibilang lagi, pak Sehun ini sama gengnya kalau mengendarai kendaraan baik beroda dua maupun beroda empat nggak kira-kira kecepatannya. Jadi gue udah terbiasa dan merasa biasa saja.

Sesampai di rumah Chanyeol, gue lihat semua udah siap-siap naik ke mobil dan Kai sama Krystal naik motor. Gue nggak dikasih turun dari motor sama pak Sehun karena udah mau berangkat.

"Hun, lo nggak apa naik motor?" tanya Kai ke pak Sehun.

"Udah biasa gue, asalkan jangan hujan aja nanti." jawab pak Sehun santai.

"Mendung loh ni, lo nggak mau minjam mobil Chanyeol satu lagi?"

"Enggak lah, ngapain. Kalau hujan baru gue titip nih anak ke mobil Suho apa mobil Chanyeol. Lo juga nitip Krystal ke mobil mereka."

PAK SEHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang