dua

161 7 0
                                    

Sejak kejadian di mana Prilly kesal karna di tinggal sendirian di uks, ia selalu kesal jika bertatap muka dengan wajah datar. Mimpi apa Prilly di kelilingi manusia kutub Utara pertama abang nya. Kedua orang yang ia benci. Setiap hari tidak pernah absen jika Prilly dan manusia kutub Utara berantem. Selalu hari-harinya di penuhi dengan ocehan. Ali geram dengan ocehan Prilly. Prilly pun geram dengan sifat dingin Ali.

"Apa lo semua liatin gue? Gue cantik? Gak usah di tanya" kesal nya. Saat ingin melangkah kan kakinya. Ia melihat orang yang sangat di bencinya.

"Woi! Sini lo. Lo hutang Budi sama gue" pekik Prilly, menjadi sorotan murid.

"Ck. Lo lagi"

"Ck. Dasar es Batu. "

"Urusan kita belom selesai ya. "

"Dan lo bisa gak sih. Ngehargain orang ngomong. Gue berasa ngomong sama tembok!"

"Gue gak jualan" balasnya. Membuat Prilly geram.

"Rasanya gue pengin deh celupin muka lo ke air mendidih. Supaya sifat dingin lo cair. "

"Udah ngomong nya? " Prilly menatap nya kesal. Lelaki itu melengos begitu saja.

"Dasarrrrr es Batu nyebelinnnn" pekik nya kesal.

"PRILLY!!!" Prilly mengendus kesal.

"Apa sih?! "

"Gawat. Prilly! Gawat! "

"Hah?! Gawat apaan sih?! "

Tiba-tiba Shasya menyeret tangan Prilly.

"Ini apaan sih. Tangan gue di seret-seret. " kesalnya.

"Brisik lo! Udah ikut aja"

Prilly menghembuskan nafas pasrah.

"Udah sampe" ucap Shasya  melepeas tangan Prilly.

"Ngapain lo bawa gue kesini? " heran Prilly melihat sekelilingnya sepi. Iya Taman belakang sekolah, yang sangat jarang di kunjungi.

Shasya hanya diam. Membuat Prilly heran.

"Kok lo malah diem sih?! "

Diam....

"Lo sebenarnya ngapain sih, bawa gue kesini?! "

"Hmm.... Prill. "

"Iya? Apa? "

"Dia kembali"

"Maksud lo?"

"Dia Prill. Dia kembali! "

Untuk persekian detik nafas Prilly tercekat, jatung nya berhenti berdetak. Kejadian 2 tahun yang lalu, mampu merobohkan semuanya. Prilly masih terdiam dengan pandangan kosong.

"Prill... " seru Shasya

"Kejadian itu Sya" gumam nya pelan pandangannya kosong membuat Shasya khawatir.

"Prill... Lo gak papa kan" kata nya hati-hati.

Prilly tidak bergeming. Membuat Shasya cemas.

"Maafin gue Prill. Gak seharusnya gue---"

Brukk...

Shasya terkejut, melihat Prilly yang pingsan.

"Prill, bangun Prill. Bangun!! "

"Prilly!! Bangun!! " ia bingung mencari bantuan kepada siapa, pasalnya tempat ini jarang sekali orang berlalu lalang.

"Aduh... Gue minta tolong sama siapa, percuma aja gak ada yang tau. "

sweet coldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang