BAHAYA TIDAK SAMPAI TAMAT! Cerita ini di-publish ulang untuk mereka yang ingin tahu Fanbook pertama saya, serta untuk siapa pun yang menginginkan Pre-Order HEALING LOVE.
Dikarenakan ada 4 orang yang menginginkan cerita ini dicetak ulang, saya mencari pasukan lebih banyak. Kali aja sebenarnya ada yang berminat juga karena harganya yang masih murah.
HARGA: 170.000 (belum termasuk ongkir)
HALAMAN: 500
ILUSTRASI: 10
Ukuran: 14x20
□■□■□■□■□
Satu; Naruto pernah melihat celana dalam gadis itu.
Dua; sekarang dia mendapatkan bibir gadis itu dengan beralasan tidak sengaja melakukannya, tetapi Hinata, sama-sekali tidak mempercayai apa yang teman sekelasnya itu katakan kepadanya.
Hinata melangkah pergi keluar dari bus, mengabaikan Naruto yang merasa bersalah berpuluh-puluh kali lipat. Menurut lelaki itu sekarang; kesalahannya telah membuat dirinya merasa jengah lebih dari saat dia berhasil melihat celana dalam ketua kelasnya, kala mereka berdua berada di atap gedung sekolah.
"Uzumaki-kun, jangan mengikuti aku. Berhenti!" Hinata berteriak secara tiba-tiba, tepat di depan kedai kopi Naruto berhenti sambil menarik tudung hoodie agar menutupi kedua matanya. "Kau...," Hinata kembali bersuara agak terdengar merintih, bergetar-getar tetapi ia tidak bisa marah, "kenapa tiba-tiba berada di belakangku?" Hinata melanjutkannya dengan pertanyaan. Namun lelaki itu tidak merespon apa pun, selain dia sekali lagi berusaha menurunkan tudung hoodie, demi menutupi wajahnya.
Sebab, kata-kata itu sudah tertelan dan hilang begitu saja.
Naruto terlalu syok, barangkali keadaannya jauh lebih memprihatinkan. Lantaran ia sudah menganggap dirinya sendiri sebagai lelaki mesum.
Tapi jujur saja, bukan itu masalah yang sesungguhnya. Karena ini sebenarnya mengenai hatinya yang berdetak-detak tidak karuan setelah dia tidak sengaja memberikan ciuman.
Naruto berusaha bertahan, dia benar-benar bertahan untuk terus menutup wajahnya, agar ia tidak ketahuan merasa malu atas apa yang sudah menimpa dia dan gadis indigo di depannya itu.
"Uh, ciuman pertamaku." Naruto mendengar gumaman kecil itu setengah mengerang kesal. Lelaki itu pun buru-buru mendorong ujung hoodie-nya ke atas, walau sempat tadi dia berusaha menahan dirinya sendiri untuk tidak melakukan hal tersebut. Pada akhirnya, ia penasaran, setelah ia mendengar Hinata yang seakan menyesal.
"Hinata, umm, Hyuuga-chan," seruan kecil itu membuat Hinata mengangkat mencoba keluar dari persembunyiannya. Dan, wajah memerah itu sudah cukup menunjukkan segalanya, bahwa kondisi mereka tidak jauh berbeda.
"Se-sebenarnya, kita sama-sama merasakan ciuman pertama." Kata Naruto, sedikit takut, dan ia sendiri pun tak sadar, bahwa apa yang baru saja dirinya lakukan seperti sebentuk pembelaan.
Naruto jauh merasa takut, dan rasanya tidak sebanding dengan saat dirinya dikejar-kejar oleh pihak kepolisian terkait kenakalan remaja.
"Aku tidak pernah berciuman dengan siapa pun, jadi kita impas. Ah, adil begitu?"
"Ti-tidak ada yang adil di sini, Uzumaki-kun!" Hinata berteriak sampai membuat kedua matanya memejam rapat. Pula, membuat orang-orang yang lalu-lalang di antara mereka terperanjat kaget.
Naruto melakukan hal yang sama. Dia terkejut dengan teriakan Hinata yang melengking keras, dan sempat tersentak samar.
"Hinata, ma-maaf...," Naruto menunduk. Merasa bersalah. Tetapi dia tidak tahu harus melakukan apa untuk menebus kesalahannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/107011287-288-k529524.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Healing Love
FanfictionAwalnya memang ingin menghindar. Tidak ingin melibatkan siapa pun ke dalam masalahnya. Tidak ingin mengenal siapa pun karena pasti mereka terluka karenanya. Naruto Uzumaki terlahir sebagai anak dari seorang wanita yang menjadi istri keempat Mafia d...