Aldrian sedang bersandar di ranjangnya sambil memutar-mutar handphonenya. Masih memikirkan kejadian tadi. Bagaimana mungkin ia mirip dengan Tian? Tante Juliana yang merupakan ibunya Aldrian masuk ke kamar. Ia sangat khawatir karena Aldrian baru pulang dan ingin menannyakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Jadi Tian itu mirip sama kamu?" Tanya Ibunya.
"Iyaa mahh, kok bisa yaa? Apa aku punya kembaran?" Tanya Aldrian.
"Gakk ahh, mama gak ngelahirin anak kembar,"
"Oh iyaa dan ibunya Tian juga kayaknya masih sedih, aku jadi kasian sama dia," kata Aldrian.
"Siapa namanya? Kayaknya bisa mama tawarin untuk kerjasama olshop mama," kata Tante Juliana senang.
"Tante Mia, tapi mama apaansi olshop mulu yang dipikirin," kata Aldrian jengkel.
"Kamu gak usah munafik, kamu juga seneng kan kalo dapet uang jajan tambahan," kata Tante Juliana. Kemudian ia keluar karena adiknya Aldrian memanggil ibunya. Aldrian kembali hanyut dalam pikirannya.
***
Seharian ini Dea tidak melihat Aldrian. Entah kemana perginya dia. Apa dia hari ini tidak masuk? Dea melangkahkan kakinya menuju lapangan volley. Dea ditunjuk oleh anak paskibra untuk menjadi anggota pastugus. Mau tidak mau Dea harus mau.
"Jadi nanti kalian akan menjadi petugas upacara tanggal 17 nanti di sekolah kita," kata seorang Kakak kelas. Dea baru menyadari kalau hanya kelas 10 saja yang ditunjuk untuk ini.
"Tapi nanti kalian akan diseleksi kembali, baik itu seleksi dari kami maupun seleksi alam," Kata Kakak kelas itu. Seorang mengacungkan tangan, itu Adlan. Untuk apa? Apa yang ingin ia tanyakan?
"Apa maksudnya seleksi alam?" Tanya Adlan.
"Itu dengan keluarnya kalian sendiri mungkin karena jenuh, bosan, capek. Karena kalian akan latihan setiap hari setelah pulang sekolah dan hari sabtu juga kalian latihan sampai 17 agustus, jadi mulai hari senin dimohon kalian membawa nametag, topi, kaos warna putih dan celana training untuk latihan, terima kasih," kata Kakak Kelas.
Akhirnya selesai juga, Dea kemudian bangun dari tempatnya duduk. Ia berjalan menuju gerbang. Tapi sebelum keluar gerbang ia berbelok menuju kantin untuk membeli minuman sebentar.
"Dea," panggil seseorang. Dea menoleh.
"Ohh lo Aldrian, ternyata lo dipilih juga yaa, ada apa?" Tanya Dea.
"Iyaa gue dipilih, ohh yaa gue boleh minta sesuatu?" Tanya Aldrian. Dea mengangguk. "Apa gue boleh gabung sama group kalian?" Tanya aldrian.
"Ohh boleh banget kok, kebetulan hari ini kita mau ngumpul lagi, lo mau ikut?" Tanya Dea.
"Hmm bisa, tapi oh yaa temen gue juga mau ikut, namanya Davino Agrya," kata Aldrian. Davino menjabat tangan Dea.
"Davino,"
"Dea, ohh yaa kalian berdua boleh gabung sama kita kok," kata Dea.
***
"Jadi nama lo Davino?" Tanya Adlan.
"Iyaa, gue sama Aldrian satu smp dulu," jelas Davino. Adlan hanya mengangguk. Ia tidak mempermasalahkan adanya anggota baru. Semakin banyak semakin baik kan? Dea beranjak dari tempat duduknya meninggalkan teman-temannya yang masih duduk. Raihan dan Syarif masih bertanya-tanya soal Davino. Aldrian yang penasaran kemana perginya Dea langsung mengikutinya. Ia keluar kamar kemudian menuju balkon di lantai dua. Dea hanya memandang ke arah luar. Entah apa yang ia pikirkan. Aldrian langsung menghampirinya.
"Ehh Lo al, ada apaa?" Tanya Dea.
"Ahh gakpapa kok, gue cuma penasaran aja lo mau kemana," kata Aldrian. Dea terdiam. Menatap ke wajah Aldrian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Substitute
Teen FictionSejak kematian Tian, Dea mulai menutup dirinya ke semua cowok. Namun, hal itu berubah saat ia menemukan cowok di sekolah barunya bernama Aldrian yang sifatnya hampir mirip dengan Tian serta sekilas mirip dengan Tian. apakah ini sebuah keajaiban yang...