Dea terbangun karena suara ketukan pintu kamarnya. Ia bergerak sebentar dan merasakan sesuatu disampingnya. Ia membuka selimut yang menutupi benda disampingnya. Ia terkejut karena di dalamnya ada Aldrian dengan posisi tengkurap. Konsentrasinya terpecah tatkala pintunya terus menerus diketuk. Terpaksa ia membuka pintu kamarnya terlebih dahulu.
"Dea jam berapa ini? Kenapa kamu baru bangun?" Tanya ibunya. Ternyata yang mengetuk pintu kamarnya adalah ibunya.
"Jam 6 Dea, kamu sekolah kan?" Tanya Ibunya.
"I-i-i-iya, yaudah aku mau mandi dulu,"
"Oh yaa, kamu tau Aldrian kemana? Mama samperin ke ke kamarnya gaada?" Tanya ibunya lagi. Dea terpaksa menggeleng karena jika ibunya tau kalau Aldrian tidur di kamarnya ia bisa kena marah.
"Paling dia lagi olahraga mahh, yaudah aku mau mandi dulu, takut telat," kata Dea yang langsung menutup pintu kamarnya.
Dea langsung naik ke ranjang untuk membangunkan Aldrian. Ia menggoyang-goyangkan badan Aldrian tapi ia tidak kunjung bangun. Aldrian hanya bergerak sebentar kemudian tidur lagi.
"All, ayo bangun kita udah telat nih," kata Dea.
"Yaudah kita gausah sekolah, mending kita lanjut tidur lagi," jawab Aldrian yang setengah sadar.
"Ish gue gamau yaa bolos satu hari gara gara kesiangan, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali," jelas Dea.
"Yaudah terserah, lo kalo mau sekolah sendiri aja sana," kata Aldrian sambil menarik selimutnya lagi.
"Ihh dasar," kata Dea yang kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Beberapa saat kemudian, Dea keluar dari kamar mandi. Ia melihat Aldrian sudah terbangun dan sedang duduk di ranjang. Sepertinya dia sedang mengumpulkan nyawanya.
"Jadi lo mau sekolah apa nggak? Kalo mau buruan mandi, mandi aja disini, soalnya tadi mama nyariin lo, kalo lo keluar dengan keadaan kayak gitu mama curiga, biar nanti gue ambilin seragam di kamar lo," jelas Dea. Aldrian hanya mengangguk dan langsung pergi ke kamar mandi tanpa sepatah kata pun.
"Kenapa nihh anak?" Umpat Dea.
Aldrian membuka pintu dan mendapati bahwa seragamnya sudah menggantung di gagang kamar mandi, begitu juga tasnya sudah siap di meja belajar Dea. Ia tersenyum dan mulai memakai pakaiannya. Setelah rapi ia keluar.
"Lho Aldrian, kok kamu keluar dari kamar Dea?" Tanya Tante Okta. Dea yang sudah ada di meja makan menepuk jidatnya.
"Hmm, tadi aku ngambil barang punyaku yang dipinjem Dea," jawab Aldrian. Dea menghela napasnya.
"Tapi kok Tante galiat kamu masuk ke kamar Dea yaa tadi?" Tanya Tante Okta.
"Hmmmm, yaudah mahh gausah di bahas, aku sama Aldrian berangkat dulu yaa udah telat," kata Dea yang menarik Aldrian.
"Aldrian, kamu makan ini nanti di sekolah, jangan sampe gadimakan soalnya kamu gak sarapan pagi ini," kata Tante Okta sambil memberikan tempat bekal kepada Aldrian.
"Makasih tante,"
***
Dan benar saja mereka telat, gerbang sudah ditutup. Aldrian menarik tangan Dea yang akan mendekati gerbang sekolah.
"Lo mau tetep masuk? Gabisa, kalo lo kesana malah lo kena hukuman, mending ikut gue," kata Aldrian. Dea menuruti perkataan Aldrian. Aldrian membawa Dea ke samping sekolah. Ternyata disana sudah ada tangga. Aldrian menyuruhnya naik.
"Lo yakin? Gue make rok panjang al,"
"Bisa kok, daripada lo nanti kena poin? Itu sama aja mencoreng nama lo yang selama ini bersih,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Substitute
Teen FictionSejak kematian Tian, Dea mulai menutup dirinya ke semua cowok. Namun, hal itu berubah saat ia menemukan cowok di sekolah barunya bernama Aldrian yang sifatnya hampir mirip dengan Tian serta sekilas mirip dengan Tian. apakah ini sebuah keajaiban yang...