7. Mulai Retak

44 6 0
                                    

Dea sedang berjalan menuju kelasnya tetapi ia dicegah oleh Sasha. Dea menatap Sasha. Ia sangat malas sekali berurusan dengannya saat ini. Apalagi sepagi ini.

"Lo mau apa?" Kata Dea memulai pembicaraan.

"Sebenernya sihh gue males ngasih ini, tapi karena Aldrian minta gue buat ngundang lo jadi yaa gakpapa deh," kata Sasha sambil memberikan undangan pesta ulang tahunnya.

"Sorry, gue gak akan dateng," kata Dea yang berusaha pergi. Tapi masih di cegah Sasha.

"Lo terima aja dulu, soal lo dateng atau gak itu terserah lo," katanya. Dea menyerah. Ia mengambil undangan itu. Setelah itu Sasha pergi. Dea kemudian pergi ke kelasnya. Setelah sampai ia mengecek laci mejanya. Ia menemukan sesuatu. Sekotak coklat ada di laci mejanya. Ia membaca teks yang ada di atasnya. Tulisanya sama seperti tulisan pengirim itu.

"Wihh coklat dari siapa nihh?" Tanya Aldrian yang sudah duduk di sebelah Dea.

"Dari pengirim surat itu," kata Dea. Aldrian merubah raut wajahnya. Ia mengambil kotak itu dan menaruhnya.

"Dea lo dateng yaa ke pestanya Sasha," bujuk Aldrian.

"Emang kenapa? Gak ah males,"

"Please yaa! Gue jemput deh," tawar Aldrian.

"Gamau all, please jangan maksa," kata Dea. Aldrian terdiam. Ia tidak bisa memaksanya lagi. Tiba-tiba Tasya datang ke kelas Dea.

"Lo ikut kan Dea? Gue denger lo diundang sama Sasha?" Tanya Tasya.

"Iyaa, tapi gue gak mau,"

"Tas, tolong bujuk Dea yaa, gue mau ke kelas dulu," kata Aldrian yang langsung pergi.

"Dea, ayo dong dateng aja, daripada gabut di rumah, ya kan?" Bujuk Tasya. Dea tetap menolak. Akhirnya Tasya menyerah. Ia tidak tau harus bagaimana lagi.

***

Dea masih berada di kamarnya. Malam ini adalah pesta ulang tahunnya Sasha. Hanya dia sepertinya yang tidak datang. Dea mulai merasa bosan di kamarnya. Ia kemudian mengambil undangan di tasnya. Ia berpikir sejenak. Ia menggelengkan kepalanya. Untuk apa ia membuang waktu pergi ke sana? Lamunanya pecah saat ada sebuah notifikasi di hpnya. Ia menerima pesan dari Cindy? Bagaimana ia tau kontak Dea? Ia membuka pesan itu dan ada sebuah foto Sasha sedang merangkul Aldrian, di kamar? Sasha sedang terbaring di kamarnya dan sepertinya Sasha menarik Aldrian untuk lebih dekat dengan Sasha. Dalam lubuk hatinya Dea menyesal karena tidak mau pergi. Ia kemudian membaca dresscode dan memakai kostumnya kemudian pergi ke rumah Sasha.

Di perjalanan Dea tidak tenang. Ia mencoba menghubungi Tasya. Ia menelpon Tasya.

"Tas, lo masih di sana kan? Aldrian dimana?" Tanya Dea.

"Iyaa masih, Aldrian lagi di kamarnya Sasha, tadi dia pingsan terus Aldrian bawa dia ke kamarnya," kata Tasya. Suara musik terdengar di handphonenya Dea. Sepertinya di sana sangat ramai.

"Tasya, gue mau minta tolong sama lo, cepet ke kamarnya Sasha terus bilang ke Aldrian kalau gue mau dateng," kata Dea. Tetapi sepertinya Tasya tidak mendengar hal itu.

"Apa? Sorry disini kenceng banget musiknya gue gak denger," kata Tasya. Dea mencoba mengulanginya tapi Tasya seperti berbicara kepada orang lain di sana.

"Maaf yaa Dea, acara tiup lilin mau mulai, gue harus kesana, lo kalo mau kesini masih sempet kok," kata Tasya yang kemudian menutup telponnya. Dea berdecak kesal.

"Pak bisa lebih cepet lagi?" Katanya kepada sopir taksi. Sopir itu hanya mengangguk. Dea mulai cemas. Bagaimana kalau Aldrian khilaf dan ahh Dea tidak bisa membayangkan.

SubstituteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang