Flashback on
Dea, Davino, dan Alfani berada di ruang tengah sambil menunggu Dokter memeriksa Aldrian. Davino masih berusaha meyakinkan Dea kalau semua ini hanya fitnah.
"Dea tolong percaya, lo percaya gue kan? Ini semua cuma permainannya Alfani supaya lo berdua putus," kata Davino. Dea menatap Davino tak menyangka kalau ia akan menuduh Alfani.
"Sekarang lo mengkambing hitamkan Alfani? Udah jelas kalian salah, gak usah ngelak lagi?"
"Dea benar, Dav! Gue gak ada hubunganya sama ini semua," kata Alfani. Davino melirik Alfani. Ia sudah lelah dan kemudian mengeluarkan senjata terakhirnya. Ia memutar rekaman pembicaraannya dengan Alfani tadi. Alfani terkejut.
"Lo tau kan kalo hp gue selalu ada di kantong gue? Jadi sebelum lo masuk gue sempet nyalain perekam," kata Davino sambil tersenyum kepada Alfani yang mukanya berubah panik. Davino memutar rekamanya. Dea mendengar dan terkejut.
"Dan lo bahkan ngajak Davino? Gue gak nyangka, gue kira lo temen gue Al," kata Dea.
"Iya kenapa? Gue suka sama Aldrian, gue cinta sama dia! Gue udah lama suka sama dia, tapi kenapa lo yang baru dikenal Aldrian malah dapetin dia!" Kata Alfani sambil membentak.
"Lo udah punya pacar kan? Waktu itu lo pernah cerita," Kata Dea.
"Gue putus karena gue gak bisa ngilangin cinta gue ke Aldrian, gue gak bisa berpaling darinya,"
"Lo tau kan Aldrian udah punya Dea? Terus kenapa lo masih ngejar?" Tanya Davino.
"Makanya gue buat dia putus!!" Bentak Alfani. Dadanya naik turun. Semuanya terdiam. Namun, keheningan itu buyar ketika Dokter Daniel datang.
"Maaf, yang pertama kali melihat Aldrian pingsan siapa?" Tanya Dokter Daniel.
"Saya dok! Apa dia baik-baik saja?" Tanya Dea sambil mendekati Dokter Daniel.
"Saya hanya ingin bertanya apa sesaat sebelum Aldrian pingsan apakah ia berhalusinasi atau kejang-kejang?" Tanya Dokter Daniel.
"Tidak dok," jawab Dea singkat. Dokter Daniel menghela napasnya.
"Baguslah," Dea masih bertanya-tanya kenapa dokter itu menanyakan hal itu.
"Jika terjadi gejala tersebut kita harus segera mengeluarkan pelurunya, jadi jika Aldrian mengalami hal itu segera beritahu ibunya," kata Dokter Daniel. Dea akhirnya mengerti. Tapi masih ada satu hal yang tidak Dea mengerti.
"Dok, kenapa pelurunya tidak diambil sekarang saja? Bukankah lebih cepat malah lebih baik," tanya Dea.
"Ibunya sudah berkali-kali membujuk Aldrian, tapi ia menolak," kata Dokter Daniel.
"Baiklah saya akan menemui nyonya Juliana lagi," kata Dokter itu sambil pergi dan diikuti dengan Dea. Dalam benaknya ia masih bertanya kenapa Aldrian menolak untuk dioperasi?
Alfani juga ikut pergi. Tapi tangan Davino menahannya.
"Lebih baik lo gak usah ikut ke dalam," kata Davino.
"Apansi! Gue mau ngambil pesenan Tante Juliana," kata Alfani yang langsung pergi. Tinggalah Davino seorang yang selalu sendiri kapanpun dan dimanapun serta disaat apapun sambil meratapi dirinya yang masih menjomblo untuk saat ini.
Flashback off
Dea terbangun dari tidurnya. Ia melihat sekeliling dan tidak melihat Aldrian. Ia melihat jam dan terkejut karena sudah siang. Dea mengutuk dirinya sendiri karena bisa sampai ketiduran padahal masih pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Substitute
Teen FictionSejak kematian Tian, Dea mulai menutup dirinya ke semua cowok. Namun, hal itu berubah saat ia menemukan cowok di sekolah barunya bernama Aldrian yang sifatnya hampir mirip dengan Tian serta sekilas mirip dengan Tian. apakah ini sebuah keajaiban yang...