Chapter 16

1.3K 91 5
                                    

Bel pulang telah berbunyi, saatnya Prilly mengemas buku kedalam tasnya. Prilly menyandangi tasnya kemudian melangkahkan kaki secepat mungkin keluar sekolah.

Didalam jam pelajaran tadi, prilly berfikir jika ia naik gojek lebih baik daripada bersama Ali tapi Hening. Itu sama saja menyayat hati. Ia tak suka keadaan Hening gitu bersama Ali. prilly sungguh tak terbiasa.

Prilly sudah berada diluar perkarangan sekolah. Baru saja ia ingin duduk di halte yang tak jauh dari sekolahnya, Sebuah mobil sudah mendarat didekatnya berdiri. Siapa lagi, kalo bukan Aliando.

Ali keluar masih dengan muka dingin, Iya membukakan pintu untuk Prilly, "gue mau naik gojek aja".

Ali menatap prilly sejenak, kemudian kembali mempersilahkan Prilly masuk kedalam mobilnya melalui intruksi tangan.

Prilly menggeleng.

Ali mengendikkan bahunya.

Ali kembali masuk kedalam mobilnya meninggalkan Prilly begitu saja.

*kampret,. Li,Marah sih boleh aja, tapi jangan ditinggal juga, bukannya lu demen sama dia_-

Prilly takjub dengan perlakuan Ali yang seenaknya meninggalkan Prilly begitu saja.
Namun, itu permintaan prilly,bukan? Jadi tidak sepenuhnya salah Ali.

Tak lama, gojek pun datang. Prilly bergegas memakai helm yang diberi oleh sang supir kemudian menaiki motor itu.

Belum sampai di pertengahan jalan, Rintik-rintik hujan mulai terasa di telapak tangan Prilly. Prilly yang merasakan mulai cemas. Prilly benar-benar tidak bisa mandi hujan, bisa-bisa ia akan flu berhari-hari.

-Sial, mending gue naik mobil Ali, kalo gini gue bisa demam lagi, flu lagi, hadoh.. Pikir prilly.

Tiba-tiba sebuah mobil menyalip perjalanan Prilly pulang hingga membuat prilly tersendat kedepan.

"Awwww.." ringis prilly ketika Helmnya beradu dengan Helm supir yang membawa motor itu.

Prilly membuka kaca helm, "Mobil Ali?" prilly pun turun dari motor membuka helmnya dengan segera.

Tanpa komando, Hujan deras mengguyur Prilly, Ali pun bergegas keluar mobil menjemput Prilly memakai Payung. Ali membayar gojek kemudian posesif menarik bahu prilly agar masuk kedalam mobilnya.

Didalam mobil, Kini Prilly menggigil. Ali yang melihatnya khawatir dengan keadaan Prilly. Prilly tetap fokus menatap jalanan. Rasanya untuk melihat tampang dingin Ali, ia benar-benar tidak bisa. Rasanya seperti ia melakukan kesalahan yang fatal pada Ali. Padahal hanya sebuah omongan yang di baperin ali ,bukan?.

Ali mengelus rambut Prilly yang basah dengan lembut. Sesekali Ali melihat tangan prilly yang bergemetar.  Ali baru ingat, dibelakang ada jacket nya.

Sebelum bergegas, Ali pun mengambil jacket dibelakang mobil kemudian menutup badan Prilly. Setelah melihat Prilly agak tenang, Ali melajukan mobilnya.

Prilly menjauhkan jacket itu dari tubuhnya. Ali yang sadar dengan hal itu pun mengernyitkan dahinya.

"Kalo lo benci sama gue, muak sama gue, kesal sama gue, silahkan. Tapi bilang ke gue, jangan tiba-tiba lo dingin ga jelas kek gini,Li!" prilly membuka obrolan.

"Pakai jacket gue lagi! Lo mau sakit?" ucap Ali mengalihkan pembicaraan.

"Gausah sok perhatian, lo kan benci sama gue!"

" gue emang perhatian sama lo, makanya pakai!"

"Gue tau kok caranya bedain mana Perhatian dan mana yang sekedar Kasihan!" sindir Prilly.

ILYtooCogen❤ (PENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang