"Jangan datang membawa luka lalu pergi lagi dengan terluka "
"Sampai kapan kau akan melihatku terus?"
Kelopak mata Taehyung mengerjap beberapa kali saat mulut gadis yang tengah dia perhatikan melempar sebuah pertanyaan tanpa membuka mata. Gadis itu masih asik merebahkan tubuhnya di atas salju tebal yang anehnya malah membuat tulang-tulang di persendian Taehyung lah yang terasa ngilu.
Taehyung masih belum menjawab kendati sudah hampir 10 menit dia datang menonton gadis gila itu setelah memutuskan turun dari gedung sekolah menuju halaman belakang karena rasa penasarannya.
"A-aku hanya--"
"Kau bingung kan kenapa aku tahu kau di sini?" Potongnya lalu membuka mata, melempar senyum kecil pada Taehyung. Tangan kirinya terangkat menunjuk kedua telinganya "Aku mendengar langkah kakimu." jelasnya
Taehyung mengangguk agak kikuk. Gadis itu bangkit dari duduknya menatap Taehyung dengan begitu teliti sampai membuat Taehyung merinding sendiri. Wajah Taehyung terlihat begitu asing
"Apa kau tahu. Ada satu hal lagi yang membuatku tahu kau disini, selain langkah kakimu ?"
Tehyung menggeleng singkat.
"Baumu."
Mata Taehyung membulat. Refleks dia mengendus bagian tubuhnya. Seingatnya tadi pagi memang dia tak memakai parfum, tapi dia yakin baju sekolahnya berbau harum. Dan juga hari ini dia tak beraktifitas lebih sehingga badannya tak berkeringat banyak. Lalu bagaimana mana bisa bau?
Tak lama sebuah tawa kecil menggema di telinga Taehyung. Gadis itu terkekeh melihat paniknya Taehyung saat dirinya mengatakan bau. "Hei, kau panik? Kau tidak bau badan bodoh!" Ucapnya geli
"Lalu?" Tanya Taehyung bingung
Gadis itu menghentikan tawanya. Menghirup oksigen sedalam-dalamnya lalu melempar arah pandangannya ke langit.
"Musim panas. Kau bau musim panas."
Gadis itu mengikis jarak antara dirinya dengan Taehyung. Dengan senyum ramah dan selembut salju yang mampu menggetarkan hati Taehyung. Sesekali anak itu melempar tatapannya menghindar saat Taehyung membalas tatapan itu.
"Mungkin karena aku terlalu rindu musim panas." Ucap Taehyung lirih, namun jelas terdengar di telinga gadis itu.
"Jangan terlalu banyak merindukan hal-hal yang memang tidak ada. Nikmati yang ada saja!"
Gadis itu memainkan kakinya menendang-nendang salju di depannya sambil menunggu jawaban Taehyung.
"Namanya saja rindu. Jelas itu adalah bentuk perasaan untuk hal-hal yang memang tidak ada. Jika memang ada kau tidak akan merindukannya." Taehyung menjeda kalimatnya. Di lihat wajah gadis itu sejenak lalu matanya meredup, "lagi pula aku tidak suka musim dingin. Aku benci kedinginan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe [√]
FanfictionTaehyung sangat frustasi tiba-tiba saja Seokjin mengirimnya ke sebuah kota kecil untuk tinggal dengan Yoongi. hampir separuh dari hidup Taehyung tak pernah melihat Yoongi, hal itu sudah menjadi alasan pasti jika dia sangat menolak untuk tinggal den...