Berpisah part 1

3.2K 301 23
                                    

Normal POV

“Hentikan saja, Seulgi.” Ucap Jimin bangun dari bangkunya.

“Kenapa? Apa karena adikmu itu? Oh atau dia hanya pura – pura sebagai adikmu?” Ucap Seulgi sedikit kesal.

“Kenapa kau terus menggangguku?!” Ucap Jimin sedikit meninggikan suaranya.

“Kenapa kau berubah? Apa karena kau menyukai dia?” Ucap Seulgi memegang tangan Jimin.

Jimin terdiam. Ya, Jimin juga merasa kalau dirinya ini berubah semenjak kedatangan Mina dalam hidupnya. Sebelum bertemu dengan Mina, dia sangat merindukan Seulgi.

Bahkan dia rela menunggu Seulgi sangat lama, tapi semenjak Mina muncul, dengan mudahnya Mina membuatnya lupa akan Seulgi saat bersama Mina.

Bahkan untuk sekarang pula, dia tidak merasa bahagianya muncul saat Seulgi kembali untuk dirinya.

“Jawab aku Jimin!” Ucap Seulgi lagi.

“Iya! Kau benar Seulgi! Aku menyukainya! Persetan jika dia adikku atau hanya pura – pura sebagai adikku. Itu bukan hal penting untukku!” Ucap Jimin kesal Karena Seulgi.

“Apa? Kenapa kau melakukan ini padaku Jimin! Padahal aku selalu berusaha menunggumu disana!” Ucap Seulgi memegang kerah Jimin.

“Menunggu? Dengan cincin dijarimu? Aku tahu Seulgi, kau ke korea hanya untuk bermain. Benar kata Mina, kau hanya mementingkan dirimu.” Ucap Jimin melangkah pergi.

“Satu lagi.” Ucap Jimin terdiam sebentar.

“Jangan pernah katakan jika kau menyukaiku, aku melihatmu mencium seseorang sebelum kau pergi ke Amerika.” Ucap Jimin tanpa melihat Seulgi.

“A-apa?” Ucap Seulgi terbatu diposisinya. Jimin meninggalkan Seulgi.

“Iya kau benar Jimin! Aku ke Korea untuk bermain! Kau juga benar aku sudah menikah!” Ucap Seulgi berteriak kepada Jimin yang meninggalkannya.

Seulgi terjatuh duduk sambil menangis, menutup wajahnya. Jimin hilang dari pandangan Seulgi.

“Tapi aku masih menyukaimu.. kau tidak mengerti apa yang sudah ku lewati, Jimin.” Ucap Seulgi menangis sampai senggugukkan.
.
.
.

Jimin berjalan pulang kerumah, memegang rahangnya yang masih terasa sakit. Jimin berhenti sebentar saat melihat minimarket di hadapannya.

“Iya! Kau benar Seulgi! Aku menyukainya! Persetan jika dia adikku atau hanya pura – pura sebagai adikku. Itu bukan hal penting untukku!” Ucapan Jimin teringang di otakknya.

Ucapannya keluar begitu saja, tanpa dia sadari. Jimin memegang dadanya, terasa sakit pada dadanya.

“Sepertinya aku harus minta maaf kepadanya.” Ucap Jimin memasuki minimarket.
.
.

Jimin keluar minimarket dengan membawa plastik yang berisikan eskrim dan yogurt didalamnya. Jimin melihat kedepan dengan tersenyum.

“Aku rasa aku menyukaimu.” Ucapan Mina membuat Jimin semakin tersenyum.

“Dasar.” Ucap Jimin sambil tertawa kecil.
.
.
.

“Masih sakit?” Ucap Sana sambil melihat saku kamusnya.

Taehyung hanya menundukkan kepalanya mengisyaratkan iya.

“Dimana?” Ucap Sana lagi.

Taehyung menunjuk dahi dekat alisnya yang sedikit lebam.

“Ah, tunggu.” Ucap Sana mengambil jel dingin lalu mengusapkannya ke jidat Taehyung.

Taehyung melihat wajah Sana yang begitu dekat dengannya. Melihat kesempurnaan wajah Sana tanpa ada cacat sedikitpun.

Gone 「Jimina」 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang