Cerita Mina

3.3K 276 20
                                    

Normal POV

Jimin menjatuhkan Mina dikasur hotelnya tanpa melepaskan ciumannya bersama Mina.

Hormonnya saat ini tidak bisa ia kontrol, dia sangat merindukannya.

Merindukan seorang Myoui Mina.

Mina mulai tersadar, hal ini tidak boleh terjadi. Dia harus menghentikannya, Mina tidak mau lagi kejadian yang lama terulang lagi.

Bagaimanapun juga, Jimin sudah menjadi milik orang.

“Hentikan, oppa.” Ucap Mina mendorong Jimin agar menghentikan ciumannya.

Jimin melihat kearah bawah, kearah wajah Mina yang sudah memerah karena ciuman mereka.

“Aku tidak bisa melakukan ini.” Ucap Mina lagi.

“Kenapa?” Ucap Jimin pelan dengan suara beratnya.

Mina mencoba bangun dari posisinya, menarik Jimin agar keluar dari kamarnya.

“Bagaimanapun juga aku tidak bisa melakukannya, ku mohon.” Ucap Mina membawa Jimin keluar pintu hotel.

“Aku mencintaimu Mina, aku sudah menahannya sejak lama. Aku gila saat kau menghilang dari hidupku.” Ucap Jimin menahan pintu hotel.

“Kita tidak ditakdirkan bersama, ku mohon mengertilah. Lupakan perasaanmu terhadapku.” Ucap Mina menunduk.

“Tidak, aku tidak mau. Sampai kapanpun aku tidak akan melupakan perasaanku.” Ucap Jimin kekeh. Mina tersenyum malas, lalu melihat Jimin dengan tatapan sendunya.

“Kau masih sama seperti dulu, hanya mementingkan dirimu. Kau harus mendapatkan apa yang kau inginkan tanpa memikirkan orang disekitarmu.” Ucap Mina.

Jimin terdiam, hatinya sakit saat mendengar ucapan Mina. Dia melemas, kesempatan itu Mina gunakan untuk menutup pintu hotelnya sangat rapat. Bahkan dia menguncinya dari dalam.

Jimin menunduk, mendengar perkataan Mina barusan. Ya, dirinya sadar. Benar kata Mina, dia harus mendapatkan semua yang dia inginkan. Tanpa memperdulikan orang sekitarnya.

Jimin memegang pintu hotel kamar Mina.

“Maafkan aku Mina. Kufikir aku sudah berubah dan pantas untuk memperbaiki kesalahanku yang lalu, tapi aku salah. Kau benar, sifat egoisku masih ada.” Ucap Jimin mendaratkan jidatnya di pintu Mina, berharap Mina masih bisa mendengarnya.

“Tapi bisakah kau mengizinkan aku untuk tetap mencintaimu? Walaupun kau muak terhadap diriku ini?” Ucap Jimin lagi.

Mina sendiri terduduk didepan pintu kamar hotelnya, menangis dalam lengannya menutup wajahnya. Mina takut, dia trauma untuk jatuh cinta.

Padahal dia sudah mencoba menerima hidupnya yang tidak dia inginkan, mencoba bersabar hingga akhir demi ibunya.

Tapi kenapa takdir tidak pernah memberikan Mina sedikit kebahagiaan?

Mina mencengkram erat bajunya tepat didadanya, hatinya kembali sakit. Tangisannya pecah, hanya ucapan yang telah lama dia nanti dari seorang Park Ji Min.

Mina bahagia sekaligus takut, dia tidak mengerti harus bagaimana. Dia tidak ingin bertemu dengan Jimin, tapi kenapa dia bahagia saat Jimin memeluknya di jalan beberapa hari lalu.

“Maafkan aku.. maafkan aku oppa.” Ucap Mina masih menangis.
.
.
.

Mina berjalan menuju hotelnya setelah membeli makanan di Mini market terdekat.

“MINA!!!” Mina menoleh kearah sumber suara. Orang itu langsung memeluknya dengan airmata yang sudah ada diwajahnya.

“SANA?!” Kaget Mina saat melihat Sana lagi.

Gone 「Jimina」 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang