JIMIN POV (Teen)
“Kenapa dia merahasiakan dari anaknya sendiri, bu?” Tanyaku.
“Ibu tidak tahu, Jimin. Dia hanya berkata seperti itu, dan pak Myoui tidak mengizinkan ibu untuk bertanya kenapa.” Jawab ibuku tertunduk.
‘Adakah seseorang yang lebih parah dari ayah yang pernah ku temui?! Benarkah ini sebuah kenyataan?!’ Batinku menggerutu.
“Apakah setiap orang dewasa seperti itu, bu?” Tanyaku.
“Apa maksudmu, Jimin?” Tanya Ibu yang mulai meneteskan air matanya.
“Semua orang dewasa sama saja.” Balasku yang langsung meninggalkan ibu.
“Jimin.” Panggil ibu yang tidak aku respon.
.
.Normal POV (Teen)
Jimin masih mengerutuki dirinya sendiri, ini pertama kalinya dia merasakan peduli kepada seseorang selain keluarganya sendiri.
Bahkan ini sudah hampir seminggu semenjak pertemuan terakhirnya dengan Mina.
“Apa aku harus mengetuk pintu kamarnya?” Tanya Jimin kepada dirinya sendiri.
Jimin pun keluar dari kamarnya menuju kamar Mina, dan mulai mengetuk pintu kamar Mina.
“Masuk.” Suara Mina mulai terdengar kembali setelah sekian lama.
“Kau yakin membiarkanku masuk?” Tanya Jimin memastikan.
“Tidak. Jangan.” Jawab Mina.
“Kenapa? Kau kesal padaku?” Balas Jimin sedikit membesarkan suaranya.
Tapi Mina tidak menjawab, suara gemuruh kecil terdengar dari kamar Mina.
“Kau sedang apa?” Tanya Jimin kembali menepatkan kupingnya di depan pintu.
“Aku masuk ya.” Balas Jimin lagi sambil membuka perlahan pintu tersebut, tapi saat ingin memasukan kepalanya kedalam kamar..
Bruukkkh!
Sebuah botol mengenai kepala Jimin. Oh maaf Jimin kau belum beruntung.
.
.“Ouch. Pelan – pelan.” Ucap Jimin memegang jidatnya yang sedikit memerah.
“Maaf. Tadi niatnya aku ingin melemparkannya ke pintu agar kau tak masuk, tapi aku salah sasaran.” Balas Mina yang sedang mengusapkan jel dingin di jidat Jimin.
“Siapa suruh main masuk saja!” Lanjut Mina.
“Kau tadi mengizinkan aku masuk bodoh!” Balas Jimin.
“Kan sudah ku katakan jangan masuk!” Jawab Mina sedikit meninggikan suaranya.
“Kau tidak bilang kalau kau baru saja selesai mandi, jika kau bilang past-“ Mina mulai jengkel.
“Auuhh, sakit.” Keluh Jimin saat Mina memotong kata – katanya dengan menekankan plesternya dengan kuat.
“Jangan bahas itu lagi.” Ucap Mina merapihkan kotak p3k.
“Lagi pula untuk apa kau ke kamarku?” Tanya Mina berjalan kearah lemari.
“Rambutmu masih basah.” Balas Jimin yang tidak nyambung dari yang Mina Tanya barusan.
“Ya! Kau mengalihkan pembicaraan.” Ucap Mina lagi yang masih di depan lemari.
“Ya? anak kecil sepertimu tidak pantas untuk berbicara seperti itu kepadaku, kau tahu?” Balas Jimin lagi.
“Pergilah jika kau tidak berkepentingan.” Balas Mina lagi.
Tapi beberapa selang waktu mereka terjebak dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gone 「Jimina」 ✔
Fiksi PenggemarSaat ego mu lebih besar dari rasa cintamu? Kehilangan akan datang menghantuimu. Park Jimin BTS Myoui Mina Twice #16 in MyouiMina