17》Masalah Baru

8.9K 1K 231
                                    

"Kak Bertha!!!" Pekik Bita panik, tepat setelah melihat tubuh Bertha tergletak tak berdaya dengan darah yang berlumuran dimana mana. Mobil yang tadi menabrak Bertha sudah tidak terlihat

Bita sudah tak memikirkan apa apa lagi saat ini, gadis itu segera berlari ke arah Bertha.
"Ya Allah, kak Bertha! Kak!! Kakak! Bangun kak! Tolong!!!" Teriak Bita, suaranya sudah benar benar tercekat. Ia hanya bisa menangis sambil menjerit meminta tolong.
"Tolong!! Siapapun tolong!!" lirih Bita sambil terisak

"Queen!!!" Lirih Lucca dari kejauhan saat melihat tubuh Bertha tergletak di jalanan dengan kepala di pangkuan Bita yang tampak histeris.

Lucca mematung di tempatnya berdiri. Ia benar benar shock melihat apa yang tengah terjadi.
Laki laki itu sudah tidak memikirkan apapun. Yang ia tau, sekarang ia harus berlari ke arah gadisnya itu. Secepat mungkin. Secepat yang ia Bisa. Meski jantungnya sudah berdetak di luar keadaan normal.

"Queen!!" Teriak Lucca. Laki laki itu terduduk di samping kiri tubuh Bertha yang berlumuran darah.
"Bit, Queen kenapa!" Tanya Lucca panik
"Kak Berthak mobil kak! Cepet bawa kerumah sakit!!!" Terang Bita masih sambil terisak. Lucca yang tadinya masih di landa Shock itupun akhirnya sadar. Laki laki itu segera menggendong gadisnya.

Kebetulan yang menyelamatkan. Taksi terlihat tak jauh dari mereka berdiri. Masih dengan air mata yang menggenang, Bita dengan sigap menghentikan taksi tersebut dan membawa Lucca serta Aubertha melesat menuju Rumah Sakit terdekat.

***

"KING!!! KINGBY!!!" teriakan Acha yang menggema seantero Villa itu tentu saja menyita perhatian orang orang yang berada didalam sana.
"Cha kenapa sih?! Kok teriak teriak!! Berisik!" Kesal Bimo
"Tau nih! Berisik banget lo nying!" Timpal Ine
"King dimana?" Tanya Acha panik, menghiraukan seruan Bimo tadi.
"Cello di kamarnya, ada apa?" Sahut Sam. Acha tak menjawab pertanyaan Sammuel. Gadis itu langsung bergegas menuju kamar orang yang dicarinya. Tapi baru akan berjalan, sosok tubuh yang tinggi membuat langkahnya berhenti.

"Kenapa Cha? Kok teriak teriak?" Tanya Cello, ikut panik melihat wajah Acha yang tegang.
"Queen!! Queen!!"
"Tarik nafas dulu deh lo, abis itu baru cerita" sahut Kenes. Acha mengikuti apa yang diperintahkan Kenes. Gadis itu menarik nafas dalam dalam lalu membuangnya perlahan. Orang orang yang ada disekitarnya pun masih menunggunya dengan sabar.

"Udah tenang kan? Sekarang cerita deh" ujar Caitlin.
"Queen kecelakaan" dua kata yang keluar dari mulut gadis itu langsung membuat keadaan di sekitarnya berubah. Hening langsung menyelimuti ruangan itu. Hingga suara tawa Cello memudarkan keheningan itu.
"Ha ha ha, lo pasti boong kan! Orang tadi Queen jalan sama Lucca kok" kata Cello sambil tertawa. Tapi setelah melihat gelengan serta wajah panik Acha, Cello yakin. Gadis itu tidak berbohong.

Secepat kilat Cello berlari ke kamarnya, mengambil kunci mobil lalu segera kembali keluar untuk menuju mobilnya.
Bimo yang melihat kekalapan sahabatnya itu, dengan Sigap mengejar Cello lalu ikut memasuki mobil sport yang sesaat kemudian melesat dengan kencangnya dijalanan.

"Lo gaboong kan! Lo jangan main main deh!" Cecar Kenes panik.
"Gak! Gue ga boong! Mana berani gue boong sama kalian!" Gumam Acha, sedikit gondok karna ucapannya tak dipercaya.
"Oke, jangan berantem, jangan panik. Disini siapa yang bisa nyetir?" Tanya Sam.
"Gue bisa" sahut Ine cepat.
"Oke. Jadi masih ada mobil Lucca sama mobil Gue. Ine, lo pake mobil Lucca sama Kenes. Caitlin, Vee, sama Acha ikut gue. Ntar lo ikutin gue oke!" Ine mengangguk paham.
"Sip, ayo cepet! Oh iya, Ne tolong kasih tau om Keo sama tante Letta" Perintah Sam, dan kembali diangguki oleh Inneke.
"Vee kemana?" Tanya Cait bingung, karna sedari tadi sahabatnya itu tak ada disana.
"Gue disini. Sorry telat. Gue ikut!" Kata Vee terbata sambil mengatur nafasnya.
"Udah lengkap kan? Yaudah ayo" Beberapa saat kemudian mobil mereka telah meninggalkan pekarangan Villa membelah jalanan puncak.

Real Love (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang