"Aww King pelan pelan, sakit" ringgis Acha.
"Cha bener Bita tadi dorong lo?" Tanya Cello, sambil memelankan pijitannya di pergelangan kaki Acha.
"Iya King. Masa lo gapercaya sama gue"
"Bukan gitu Cha. Masalahnya Bita tuh gapernah kasar sama orang. Aneh aja gitu kalau tiba tiba dia nyerang lo" ujar Cello mendudukan dirinya di sebelah Acha
"Terserah deh King. Gue ngomong jujur sama lo. Mungkin dia iri sama gue karna gue lebih tau tentang lo dari pada dia. Yang jelas gue gaboong, dia emang dorong gue. Buktinya kaki gue terkilir kan?"Cello menghembuskan Nafas pelan. Tak menyangka Bita sampai berbuat kasar seperti apa yang diceritakan Acha tadi. Laki laki itu kembali menoleh ke arah Acha sembari tersenyum.
"Udah ya gausah difikirin kejadian tadi. Mungkin Bita gasengaja. Mending sekarang lo bersih bersih badan. Bentar lagi kita mau makan malem. Gue anter ke kamar" ucap Cello. Laki laki itu segera berdiri dan kembali membantu Acha berjalan, tanpa menunggu gadis itu menjawab ucapannya.***
Di kamarnya, Bita masih saja duduk terdiam bersama Kenes yang asik dengan Game di ponselnya.
Kenes melirik sedikit sahabatnya itu, lalu menghembuskan nafasnya pelan.
"Udahlah Bit. Lu gaperlu mikirin itu lagi. Biarin aja tu cewek seneng dulu. Nanti juga dapet karma sendiri" tepat Setelah Kenes menyelesaikan ucapannya, pintu kamar mereka kembali terbuka. Menampilkan Cello yang sibuk memapah Acha.Tentu saja pergerakan mereka selalu terawasi oleh Bita dan Kenes.
"Cha gue anter sampai sini aja ya?" Ujar Cello tepat setelah mereka berdua sampai di depan kamar mandi. Acha menoleh lalu tersenyum.
"Okey. Makasih ya King" balas Acha. Gadis itu lalu dengan perlahan memasuki kamar mandi.Setelah Cello yakin pintu di depannya itu sudah tertutup rapat. Laki laki itu lalu berjalan ke arah Bita. Membuat sedikit ketegangan di diri Bita menyeruak.
"Ken, bisa keluar sebentar? Gue mau ngomong sama Bita." Ujar Cello. Tapi matanya masih fokus kepada Bita. Sebenarnya Kenes tidak mau, tapi setelah melihat anggukan pelan Bita. Dengan setengah hati gadis itu berdiri lalu meninggalkan kamar tersebut.Bita berdiri lalu menatap Cello lurus lurus. Berharap Cello bisa membaca dari sorot matanya, kalau ia tidak salah.
"Cel. Lo percaya kan sama gue? Gue bukan orang kaya gitu. Gue gamungkin kasar sama Acha" ujar Bita kembali meyakinkan Cello."Terus kenapa Acha bisa jatuh Bit?" pertanyaan Cello itu sungguh memukul telak hati Bita. Pertanyaan sederhana itu seakan akan memojokkan Bita, bahwa gadis itu memanglah tersangkanya.
"Ya Allah Cello. Gue gabohong. Gue gak ngedorong Acha! Gue cuma narik kakinya. Itupun pelan! Gue yakin tarikan gue itu gak mungkin bikin dia jatuh!" Jelas Bita menggebu gebu. Dia sudah tidak tau lagi bagaimana harus menjelaskannya pada Cello.
Cello sendiri memilih diam. Membuat Bita semakin panas dingin ingin berteriak di depan Cello bahwa dirinya tidak bersalah.
"Cel.." mohon Bita"Gue mau lo minta maaf sama Acha" gumaman Cello itu tentu saja membuat Bita terperangah kaget, Gadis itu mendongak sembari memandang Cello tak percaya.
"Apa?" Tanya Bita Ragu, memastikan pendengarannya tadi tidak salah.
"Gue mau lo minta maaf sama sahabat gue Bita. Dia tuh gak mungkin bohong sama gue! Lagi pula lo kenapa sih? Pake dorong dorong dia segala? Ini kan cuma hal sepele. Niat dia baik loh, cuma mau ngasih tau lo tentang gue"
"Terus menurut lo gue bohong gitu sama lo Cel?! Gue gapernah bohong sama lo Marcello. Sedikitpun gapernah. Lo tau itu. Terus kenapa lo nyuruh gue minta maaf sama dia?" lirih Bita. Bahkan salah satu matanya kini sudah mengeluarkan sebutir air, yang lalu diikuti oleh bulir bulir lainnyaCello sempat terperanggah saat melihat air mata Bita. Pasalnya ini kali pertama gadis itu menangis di depannya. Apalagi sekarang ini penyebabnya adalah dirinya sendiri. Sebegitu kasarnya kah dirinya?
"Hei, jangan nangis Bit" ujar Cello panik. Laki laki itu langsung mendekap erat tubuh Bita. Membuat tangis gadis itu semakin pecah.
"Gue gasalah Cel! Lo harus percaya sama gue" isak Bita.
Cello menangguk, mengiyakan ucapan Bita.
"Iya iya oke, gue percaya sama lo. Udah ya, jangan nangis. Elo gausah minta maaf sama Acha. Gue yang harusnya minta maaf sama lo udah bikin lo nangis. Maafin gue yaa" ujar Cello masih sambil mengusap pelan rambut Bita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Love (TERBIT)
Novela Juvenil[SUDAH TERBIT, SEBAGIAN CERITA DIHAPUS] (Sequel Mommy In 17) Tsabita, seorang gadis cantik nan pintar, harus rela hidupnya diganggu oleh seorang Badboy kelas kakap seperti Marcello Segala sumpah serapah harus selalu ia keluarkan setiap berhadapan...