19》Segalanya Berhenti

7.9K 1K 149
                                    

"Eh denger denger kak Cello hari ini udah mulai masuk sekolah loh"
"Oh ya? Terus kak Bertha?"
"Gatau, katanya sih kak Bertha masih koma"
"wahh berita bagus nih buat anak anak"

Bita dan Kenes yang kebetulan duduk di belakang dua wanita yang baru saja menggosipkan anak ketua yayasan tersebut langsung berpandangan.
"Cello udah masuk?" Tanya Bita kepada Kenes yang hanya menghendikan bahu acuh.
"Gausah difikirin ah. Ngapain sih peduli sama tu cowo lagi? Gapenting" gumam Kenes yang kembali asik membaca Novel.

Ditengah keasikannya membaca novel itu, gadis tersebut harus terperangah kaget saat Bita tiba tiba berdiri lalu berlari meninggalkannya.
"Bit! Bita! Woy mau kemana?" Teriak Kenes
"Ah ada ada aja tuh manusia!" Kesal Kenes. Tapi tak urung juga gadis itu ikut berlari mengejar sahabatnya.

"Eh lo tau ga Cello dimana?" Tanya Bita kepada salah seorang siswi yang asik membaca buku di salah satu kursi panjang koridor.
"Kak Cello kalau ga salah tadi ada di lapangan basket. Lagi main basket sama anak anak kelas 12"
"Makasih ya" kata Bita yang hanya diangguki kecil oleh perempuan yang ia tanyai tadi. Bita lalu kembali berlari. Kali ini langkahnya yakin menuju lapangan basket.

"Astaga cepet amat tu kunti" gerutu Kenes. Gadis itu berhenti sejenak, berusaha menetralkan deru nafasnya yang tersengal.
"Eh tadi ngomong apa sama Bita?" Tanya Kenes kepada perempuan yang ada di sebelahnya. Memang tadi ia sempat melihat Bita berhenti dan berbicara pada perempuan yang saat ini ia tanyai.
"Itu, dia nyariin ka Cello" tentu saja Kenes langsung mengangga kaget
"Yang bener lo!"
"Iyalah bener."
"Dia kemana?"
"Ke lapangan Basket. Ada apaan deh?" Tanya gadis itu penasaran. Pasalnya memang dua orang terakhir yang bertanya padanya itu sama sama terlihat grasak grusuk.
"kepo lu ah! Makasih ya" kata Kenes. Gadis itu sedikit menyingkir dari perempuan yang sedang mengerutu atas jawaban sewotnya tadi.

Buru buru Kenes mengcontact Inneke.
"Halo? Paan? Ganggu ae lu ah. Lagi asik makan juga"  sewot inneke langsung

"Lo dimana kak?"

"Di kantin"

"Kantin mana? Yang jelas ah cepet!"

"Kantin deket lapangan. Ada apaan sih?"

"Ah syukur deh. Itu sodara lo tuh. Mau nemuin Cello di lapangan. Mendingan lo cepet cari Bita deh! Kalau gue yang nyari pasti gak bakal pas waktunya."

"Yang bener lo!"

"Bener lah! Cepetan deh!"

"Yaudah iya. Lo juga kesini ya"

"Iyee"
Kenes kembali berlari menyusul Bita tepat saat nada sambung telah diputus dari pihak inneke.

Berbeda dengan Kenes yang berlarian panik menuju lapangan basket. Bita malah sudah berdiri di dekat lapangan sambil mengamati setiap orang yang ada disana. Matanya mencari dengan teliti sosok yang ingin ia temui.

Saat dirinya yakin bahwa yang ia lihat kali ini benar benar Marcello. Kakinya sudah ingin melangkah kesana. Tapi pergerakannya itu harus terhenti saat tanganya tiba tiba terasa dicekal. Sontak saja gadis berperawakan tinggi itu segera menoleh.
"Kak Saga?" Kaget Bita. Gadis itu langsung bisa menebak dari mana datangnya Inneke saat melihat sosok Kenes berlari ke arahnya.
"Mau apa lo?!" Tanya Ine tajam.
"Lepas kak! Bita cuma mau ngomong sebentar sama Cello" kata Bita menjelaskan masih sambil berusaha melepaskan cengkraman ine yang sialnya sangat kencang.
"Lo gila ya! Percuma lo kesana! Yang ada lo malah diusir dan ngebuat lo jadi terkenal di sekolah ini karna lo punya masalah sama anak yayasan! Mau?!" Semprot Kenes kesal. Sahabatnya itu memang tidak pernah bisa berfikir logis.
"Tapi gue harus kasih penjelasan ke Cello. Kalau engga dia bakal terus terusan nganggep gue yang nyelakain kak Bertha!"
Ditengah perdebatan itu. Tiba tiba bola yang dipakai anak anak beradu basket menggelinding ke arah Bita. Tentu saja pandangan semua laki laki yang ada disana langsung terarah pada 3 perempuan yang berada di pinggir lapangan. Tak terkecuali Marcello.

Real Love (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang