*Bita POV
"Hah??!" Aku memekik kaget saat Bertha selesai menjelaskan maksudnya, yang benar saja! Aku harus menjadi guru privat seorang Marcello, tidak kenal saja sudah membuatku susah, apalagi kalau kenal! Kiamat.
"Kalau gurunya Bita sih, gapapa mom!" Aku mendelik kesal ke arah Cello! Apa apaan dia! Gapapa di dia, kenapa napa di akunya
"Gimana Bita? Mau ya, tente sangat memohon bantuan kamu loh" ucapan memohon tante Claretta itu membuatku semakin bimbang, ah kenapa harus serumit ini, masa iya aku menolak permintaan tante Letta yang notabenya adalah pemilik yayasan sekolah ini, bisa hancur nilaiku nanti
Aku menoleh ke arah Cello yang dengan bodohnya memandangku sambil nyengir lebar
"Gak usah ditanya lagi Mom! Dia pasti setuju kok!" Sahut Cello asal, sialan si Cello!"Gimana? Lo mau ya, kasian itu kembaran gue, begonya kebangetan"
Aku mengigit bibir bawahku kencang kencang melampiaskan segala kegemasanku kepada keluarga yang agak aneh di depanku ini, ah benar benar tidak punya pilihan lagi!
Aku ingin mengatakan tidak, tapi yang aku lakukan malah mengganguk, dasar Bita bodoh!
Tante Letta tersenyum lebar kepadaku, mau tak mau aku juga ikut menyunggingkan senyum
***
"Meu pulang" gumamku tepat setelah kakiku menapak di lantai putih yang bersih
Aku melangkah malas menuju ruang tamu, sungguh hari yang sangat menyebalkan
Tak lama setelah aku mendudukan pantat cantikku ini diatas single sofa, seorang wanita paruh baya lengkap dengan cilemek yang mengikat indah tubuhnya, berdiri tepat di depan ku sambil berkacak pinggang
ya siapa lagi, nyonya Besar Deana Hernandez, sang mama tercinta
"Ck! Meu! berapa kali mama harus bilang! Lepas sepatu kalau masuk rumah" decak mama kesal, aku hanya terkikik geli melihat kekesalan mama, wajahnya terlihat sangat lucu saat melotot seperti itu
"Hehe maaf ma, Meu lupa" cengirku, mama mendengus kesal lalu ikut ikutan duduk di sofa single lainnya yang berada tepat di depanku
"Tumben banget gak triak triak? Biasanya sampe rumah pasti berubah jadi tarzan" ucap mama sambil menyipitkan matanya ke arahku
Aku memutar bola mata malas mendengar penuturan mama, diem salah, triak salah, sepertinya memang benar, sebenar benarnya perempuan lebih benar seorang mama,
Ck! Semua Tentang Benar"Lagi males jadi tarzan" ujarku acuh
"Kenapa lu dek?" Ah aku kenal suara ini, tunggu kenapa manusia itu ada disini
Aku mengalihkan pandang ke arah belakang, dan terlihatlah sosok wanita yang cantiknya gak jauh jauh amat dariku
"Lo kok disini kak?" Tanyaku pada kakak perempuanku satu satunya, Alula
Dia mencebik kesal kearahku
"Kenapa sih lo, ribet amat kalo gue dirumah, gue kan juga pengen pulang!" SungutnyaAku terkekeh pelan "engga elah kak, sensi amat, nanya doang"
"Ya ya ya, apa kata lo deh ya, gimana kabar lo?" Tanyanya sembari menghampiriku
Aku mengangguk pelan
"Baik""Ah masa? Baik kok wajahnya ditekuk gitu, pasti ada apa apa kan" selidik Lula
"You know me so well kak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Love (TERBIT)
Ficção Adolescente[SUDAH TERBIT, SEBAGIAN CERITA DIHAPUS] (Sequel Mommy In 17) Tsabita, seorang gadis cantik nan pintar, harus rela hidupnya diganggu oleh seorang Badboy kelas kakap seperti Marcello Segala sumpah serapah harus selalu ia keluarkan setiap berhadapan...