Aku ingin menjadi awan putih di bawah sinar matahari. Yang meski tak kau minta, diam diam melindungimu dari terik matahari.
***
"Lo kenapa sih?" Tanya Bita heran. Gadis itu masih setia membuntuti langkah panjang Rico.
"Ric! Kenapa?!" Teriak Bita, sedikit membentak memang. Bita menarik lengan Rico hingga laki laki itu terhuyung ke arahnya.
"Kenapa sih lo? kok tiba tiba jadi jutek gini? Dari istirahat pertama sampai sekarang lo cuekin gue. Gue ada salah sama lo? Bilang dong! Jangan malah diemin gue kaya gini!" Sungut Bita.Saat ini mereka tengah berada di halaman depan sekolah. Tak heran kalau dalam sekejap mereka telah menjadi sorotan utama warga Garuda. Ditambah jam pulang sekolah yang malah makin membuat mereka jadi sorotan banyak siswa.
Bahkan diantaranya ada gerombolan Cello.Cello sudah akan menghampiri Bita, tapi pergerakannya itu langsung dicegah oleh Bertha.
"Gausah ikut ikutan kak! Cukup diem dan liat!"
Laki laki itu pun akhirnya mau tak mau kembali mundur. Memperhatikan Bita dan Rico yang tengah menjadi pusat perhatian."Ric! Ngomong dong!" Bentak Bita kesal. Ia sungguh tidak suka dengan tatapan tak bersahabat yang dilontarkan oleh Rico.
"Gue gasuka liat lo deket deket sama cowok lain!" Desis Rico. Bita mengerutkan keningnya tak mengerti.
"Cowok lain siapa? Gue gak ada deket sama cowok lain! Ngaco ya lo!"
"Alah gausah muna deh lo! Gue tau kok, lo seneng deket sama dia! Gue liat sendiri pakai mata kepala gue"
"Apa sih?! Gajelas banget lo! Gue gak ada deket sama cowok mana pun!" Kesal Bita. Ia tidak berkilah. Memang benar kan apa yang dikatakannya? Ia memang tidak dekat dengan laki laki manapun. Selain ia tidak mudah bergaul, ia juga tidak mungkin menghianati Rico.
"Lo bilang gaada deket sama cowok manapun? Terus tadi ketawa ketawa bareng Cello di kantin itu apa!" Cello yang namanya disebut sebut itu mengerutkan kening tak suka. Apa cuma gara gara ia menyapa Bita, Rico harus sampai semarah itu? Kalau saja Bertha tidak memeganggi tanganya erat erat. Jelas ia sudah berlari kesana dan mencaci maki Rico.
"Cello? Lo cemburu sama Cello? Ric, lo tau sendiri gue gaada apa apa sama Cello! Dia cuma nyapa gue tadi, galebih."
"Dan gue juga tau kalau lo tuh masih suka sama dia!" Bentak Rico. Suasana disana semakin panas saja. Anak anak yang memperhatikan mereka semakin bertambah banyak jumlahnya. Bita yakin besok dirinya dan Rico akan resmi menjadi Trending Topik di sekolahnya.
"Lo nglindur kali ya?! Gue sama Cello bener bener gaada apa apa! Lo tuh kaya anak kecil tau gak! Asal nuduh orang sembarangan!"
"Terserah!" Bentakan Rico itu mengakhiri debat mereka di depan halaman sekolah. Laki laki itu lalu segera berbalik, berjalan cepat keluar dari lingkungan Sekolah meninggalkan Bita yang terbengong karnanya.
Bita yang sudah dilanda emosi itu seakan tak puas dengan jawaban Rico. Gadis itu berlari mengejar Rico yang telah menyebrang jalanan di depan sekolah.
"Queen lepasin!" Kata Cello. Entah mengapa perasaan tak enak tiba tiba menyeruak kedalam dirinya.
"Gak kak!" Cello tak menghiraukan ucapan Bertha. Laki laki itu menyentakkan keras tangan adiknya, hingga Bertha terhuyung kebelakang. Untungnya Lucca dengan sigap menangkap badan gadisnya itu.
"Kak King!" Teriak Bertha kesal. Tapi tak ada guna, Cello sendiri sudah berlari menyusul Bita.Tepat saat ia keluar dari gerbang Garuda. Matanya langsung menangkap mobil Pajero Hitam yang melaju dengan kecepatan tinggi. Dan sialnya pada waktu yang bersamaan Bita tengah menyebrang jalanan itu.
"BITA AWAS!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Love (TERBIT)
Fiksi Remaja[SUDAH TERBIT, SEBAGIAN CERITA DIHAPUS] (Sequel Mommy In 17) Tsabita, seorang gadis cantik nan pintar, harus rela hidupnya diganggu oleh seorang Badboy kelas kakap seperti Marcello Segala sumpah serapah harus selalu ia keluarkan setiap berhadapan...