23》Sad Song

8.1K 920 43
                                    

Ada saatnya kamu mengerti, melepaskan suatu hubungan, bukan berarti aku melepaskan perasaanku juga

***

"Bita!!" Bita segera menoleh ke sumber suara. Terlihat dari kejauhan Cello sedang berjalan kearahnya. Bukannya menunggu. Gadis itu malah berbalik dan segera berlari dari tempatnya tadi berdiri.

Tentu saja pergerakannya itu langsung ditangkap oleh laki laki keturunan keluarga Achilles. Cello dengan cekatan mengejar Bita yang sudah hilang dibalik persimpangan koridor.

"Bita! Bit! Tunggu" ujarnya saat tangannya telah berhasil mengapai pergelangan tangan Bita.

"Lo tuh bisa gak sih, gak ganggu gue sehari aja?!" Cerocos Bita langsung. Gadis itu dengan kasar menyentakan tangan Cello.

"Gabisa, sebelum lo maafin gue"

"Kok lo maksa sih! Ini hidup gue. Suka suka gue lah! Lo siapa emang? Sok Ngatur ngatur!. Temen bukan, pacar bukan, saudara bukan! Banci iya," tidak, Cello sama sekali tidak marah mendengar segala umpatan yang keluar dari mulut mungil Bita. Sebaliknya, semua umpatan itu malah menjadi bahan bakar semangatnya untuk meminta maaf.

Sudah hampir seminggu ia mengejar gadis itu hanya untuk meminta maaf. Dan sudah hampir seminggu pula Bita selalu mengeluarkan umpatan umpatan saat Cello lagi dan lagi menghadangnya.

Sebenarnya bukan hanya umpatan Bita yang menjadi pemicu semangatnya meminta maaf. Ada alasan lain yang membuatnya bertekad bahwa Bita harus segera memaafkannya.

Yaitu kedekatan Bita dengan Rico. Ya, Cello cemburu dengan kedekatan dua remaja itu. Ia memang tau bahwa Bita dan Rico nanti akan berduet saat pensi diadakan. Tapi kedekatan kedua orang itu diluar jam latihanlah yang membuatnya semakin was was.

Fikiran bahwa Bita sudah benar benar move on darinya selalu berklebatan setiap waktu. Dan Cello berani bersumpah ia tidak suka akan hal ini.
Ia tidak suka Bita pergi dari hidupnya. Tidak saat di hatinya masih terukir nama gadis itu.
"Yaudah kalau lo gak maafin gue. Tapi ntar pulang sekolah jalan yuk" tentu saja ucapan Cello itu langsung membuat Bita menoleh. Gadis itu memandang aneh laki laki di depannya.

"Sinting ya?"
"Gak!" Jawab Bita cepat, gadis itu kembali berjalan tanpa menghiraukan Cello yang mengikutinya.

"Kenapa? Ayoo dong. Gue ngajak lo jalan biar gue bisa buktiin kalau gue tuh bener bener nyesel dan bisa dapet kesempatan kedua," bujuk Cello.

"Gue ada latihan"

"Yaudah gue tungguin sampai selesai latihan" Bita berhenti. Memandang kesal laki laki di sebelahnya.

"Gaperlu, dia pulang bareng gue," bukan, tentu saja bukan Bita yang mengatakan itu. Cello menoleh ke sumber suara. Rico dengan santainya menyampirkan lengannya di pundak Bita.

"Dia balik bareng gue," ulangnya lagi. Cello mendesis kesal. Laki laki itu langsung menyentakan tangan Rico yang tergantung indah di pundak Bita.

"Gausah pegang pegang cewek gue!" Sentak Cello. Rico mengerutkan keningnya. Laki laki itu menoleh ke arah Bita dengan senyum gelinya.

"Kapan lo mau bilang kalau telinga gue bermasalah?" Pertanyaan yang dilontarkan Rico kepada Bita itu jelas bukan pertanyaan sebenarnya. Ada makna lain yang langsung bisa Bita tangkap, tapi gadis itu lebih memilih diam.

Rico kembali menatap Cello dengan pandangan remehnya.
"Masa lo mau pacaran sama Jalang?" Pertanyaan sederhana Rico itu langsung membuat amarah Cello memuncak.

Marcello sudah mengangkat tangannya tinggi tinggi. Tapi baru akan melayangkan bogemannya. Rico dengan cekatan menahan pergelangan tangan Cello.
"Kalian ini apa apaan sih! Gaperlu kaya gini! " marah Bita. Gadis itu segera menenggahi dua laki laki yang sedang beradu tatap.

Real Love (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang