Percayalah, suatu saat mungkin kamu akan sadar bahwa kamu telah kehilangan Bulan, disaat kamu sibuk menghitung Bintang
***
"Om!!" Teriak Acha langsung, sesaat setelah gadis itu menapakan kakinya kedalam rumah besar milik Gleen.
"Om kamu gak dirumah Cha. Lagi pergi. Ada apa?" Tanya Alayna. Istri dari Gleen mahendra ini sedang memasak saat ponakan dari pihak suaminya tersebut berteriak nyaring.
"Om lagi dimana Tan?""Tante juga gatau. Ada apa sih Cha, kok panik banget?"
"Tan, semuanya kebongkar! Om keo udah tau! Gimana nih Tan?? Acha takut" belum sempat Alayna menjawab cerocosan Acha. Suara berbass dibelakang mereka langsung menyita perhatian dua wanita itu.
"Keo tau?!" Tanya Gleen.
"Gimana bisa tau! Om kan udah bilang sama kamu! Jangan sampai ada yang tau soal ini selain keluarga kita!" Bentak Gleen."Acha juga gatau om. Waktu Acha kesana mereka udah sebut sebut nama Om"
"Kamu ini emang gabecus ya! Jaga rahasia aja gabisa!" Bentak Gleen. Acha menutup matanya. Ia hampir menanggis mendengar bentakan Omnya itu.
"Gleen udahah! Jangan salahin Acha. kamu juga keterlaluan! Seharusnya gaperlu pakai cara kaya gini! Ini ngebunuh orang!" Bela Ayna.
"Kamu gausah ikut campur urusan Aku! Kamu gatau apa apa!" Bentak Gleen. Alayna hanya mendengus kesal mendengar bentakan suaminya. Sudah biasa mendengar nada diatas rata rata dari mulut Gleen Mahendra.
"Terserah sekarang. Om gabakal peduli lagi sama kamu! Urus diri kamu sendiri!" Ucapan terakhir Gleen itu membuat Acha tersentak.
"Om, tapi gimana kalau mereka kasih pelajaran buat Acha! Kalau Acha dipenjara gimana" Rengek Acha sambil berusaha mengejar Gleen yang sudah hampir mencapai pintu keluar.
"Itu urusan kamu! Ini juga semua salah kamu! Tanggung jawab sama perbuatan kamu sendiri!" Gleen meninggalkan rumah besar itu dengan amarah. Sedangkan tangis Acha pecah disana. Alayna langsung menghampiri ponakannya itu.
"Udah jangan nangis. Nanti tante bantu kamu yah. Tante akan berusaha bicara sama keluarga Achilles" hibur Ayna. Acha yang tidak bisa berbuat apa apa, hanya mengangguk pelan. Pikirannya kacau, harapannya musnah. Ia tidak menyangka semua akan jadi seperti ini. Saat ini ia hanya bisa berdoa. Semoga mereka bisa mengampuninya.
***
Bita mengetukkan jarinya beberapakali ke kaca akuarium kecil di kamarnya. Pandangannya kosong, hatinya hampa. Kejadian tadi siang yang melibatkan seluruh hatinya kembali membekas. Kembali menggores, semakin membuka lubang yang sudah mengangga. Air matanya kembali menetes. Sejahat itukah dirinya? Sampai semua orang membenci dan menjauhinya.
Bita tak apa jika mereka semua membencinya. Teman teman yang membullynya di sekolah itu bukan pengaruhnya. Tapi justru orang yang baru saja mengukir nama di hatinya berada di barisan terdepan diantara orang orang yang membencinya. Dan itu membuatnya rapuh.
Pernah mendengar Quotes ini?
'Seandainya kamu tau, MELEPAS yang hampir TERGENGGAM bukanlah hal yang mudah' mungkin inilah yang saat ini sedang dirasakan gadis berperawakan tinggi itu.Ia sudah datang, memberikan hampir seluruh hatinya kepada laki laki yang selalu berusaha membuktikan dan berkata 'Gue sayang sama Lo'. Tapi semuanya seakan hilang dalam sekejap mata. Hatinya dibuang sia sia. Di sobek, di remukkan, diinjak. Rasanya bagai ditikam 1000 jarum. Seketika semua itu lenyap. Terasa bagai abu abu untuk Bita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Real Love (TERBIT)
Ficção Adolescente[SUDAH TERBIT, SEBAGIAN CERITA DIHAPUS] (Sequel Mommy In 17) Tsabita, seorang gadis cantik nan pintar, harus rela hidupnya diganggu oleh seorang Badboy kelas kakap seperti Marcello Segala sumpah serapah harus selalu ia keluarkan setiap berhadapan...