Episode 09

557 25 0
                                    

Sesuai yang diperintahkan Naomi, Sinka pun pergi menemui kakaknya tersebut.

Terlihat Naomi sudah menunggu di kantin kampus. Sinka berjalan mendekati Naomi dan duduk tepat didepannya.

"Nih, minuman." Ucap Naomi menyodorkan minuman untuk Sinka.
"Tidak usah basa basi. Langsung to the point aja. Apa yang mau kakak bicarakan? Ingat kita berdua tidak saling berbicara selama sebulan loh." Ucap Sinka.
"Iya, kakak tau. Kakak cuma mau ngomong, Andre ada ngasih undangan ke kakak ya?" Tanya Naomi.
"Iya! Undangan itu aku simpen di tas aku. Nanti aku kasih ke kakak." Jawab Sinka.
"Yauda. Kakak tunggu nanti ya." Balas Naomi.
"Udah gak ada yang perlu dibicarakan lagi kan? Kalok gak ada, aku mau masuk kelas." Timpal Sinka.
"Tunggu!" Sahut Naomi menahan tangan Sinka.
"Ada apa lagi?" Tanya Sinka yang mulai kesal.
"Kamu bisa gak sekali-sekali pulang ke rumah. Mama dan kakak kangen padamu." Jawab Naomi.
"Kakak kangen? Maaf kak. Aku gak bisa lakuin itu. Permisi." Balas Sinka.

Mendengar jawaban dari Sinka, Naomi pun seperti tersayat hatinya. Dia tertunduk sedih.

Andre yang sedari tadi melihat mereka, menghampiri Naomi.

"Pembicaraan kakak beradik yang mengharukan ya." Ucap Andre.

Naomi terkejut dengan suara yang tidak asing baginya.

"Lo! Dasar tukang nguping!" Bentak Naomi berjalan pergi.

Andre hanya tersenyum sinis kemudian berjalan menuju kelasnya.

***

Jam pulang tiba

Seluruh mahasiswa dan mahasiswi terlihat berhamburan keluar.

"Cepetan, Zar. Gue udah laper banget." Sahut Sinka.
"Iya sabar Sin. Barang gue banyak banget ini." Balas Zara.
"Lagian lo juga sih. Barang bawaan banyak banget. Sini, gue bantuin." Ucap Sinka.

Sinka pun membantu Zara menyusun barang-barangnya ke dalam tas.

Tak berapa lama, mereka pun keluar dari kelas dan langsung menuju kedai nasi uduk langganan mereka.

Zara memesan nasi uduk dan Sinka memesan nasi soto.

"Itadakimasu!" Ucap mereka bersamaan saat pesanan mereka sudah dihidangkan.

Mereka pun langsung melahap makanan mereka.

"Sin, tumben lo makan disini. Biasanya lo kan makan di kafe." Ucap Zara.
"Ini alternatif gue kalok gue lagi malas ke kafe. Lagian juga kedai ini juga udah langganan gue." Jawab Sinka.
"Gue gak nyangka aja. Haha. Orang elit kayak lo mau makan di kedai seperti ini." Timpal Zara.
"Biarpun gue orang elit, gak mungkin gue makannya di kafe trus kan? Bosen kalok makannya di kafe trus." Balas Sinka.

Mereka pun melanjutkan acara makan mereka.

***

Kediaman Prasetya.

"Assalamualaikum, Ma aku pulang!" Sahut Naomi.
"Walaikumsalam. Eh, Naomi kamu udah pulang. Bagaimana kegiatan kamu hari ini?" Tanya sang Ibu.
"Alhamdullilah lancar kok, Ma. Mama udah makan?" Tanya Naomi.
"Udah kok. Kamu yang belum makan tuh. Keliahatan muka lelahnya kamu." Ucap sang Ibu.
"Makan dulu sana." Lanjut sang Ibu.

Naomi langsung menuju ke meja makan dan melahap makanan yang sudah tersedia.

***

Sementara itu...

"Wah! Gue kenyang." Ujar Zara.
"Gimana? Enak kan makanan di kedai itu?" Tanya Sinka.
"Iya. Gak kecewa deh sama pilihan kamu." Jawab Zara tersenyum.

Saat mereka lagi mengobrol dan berjalan itu, dari arah berlawanan, datang sebuah mobil dengan kencang.

"Sinka, awas!" Sahut Zara menarik Sinka.

Zara pun berhasil menyelamatkan Sinka dari mobil gila itu.

"Woi! Hati-hati dong!" Bentak Sinka.
"Udah, Sin. Mobilnya udah jauh." Ucap Zara menenangkan Sinka.
"Makasi, Zar lo udah nyelamatin gue." Timpal Sinka.

Mereka pun melanjutkan perjalanan pulang mereka ke rumah Zara.

***

Sementara itu...

Naomi baru saja menyegarkan diri dan duduk di sofa untuk beristirahat sejenak. Dia membuka tv dan melihat drama korea favoritnya.

"Lagi santai ya?" Tanya sang Ibu.
"Eh, Mama. Iya nih, Ma." Jawab Naomi.

Sang Ibu pun duduk disamping Naomi dan ikut menonton tv.

"Andai Papa dan adikmu ada disini sekarang." Ucap sang Ibu.
"Mama masih sedih ya dengan kepergian Papa?" Tanya Naomi.
"Bagaimana tidak. Papamu pergi secepat itu tanpa pamit kepada kita terlebih dahulu." Jawab sang Ibu lirih.
"Ma, jangan nangis lagi ya. Papa udah tenang di rumah barunya. Kalok Mama nangis, nanti Papa gak tenang disana." Ucap Naomi menghibur sang Ibu.
"Naomi, jujur sama Mama. Kamu dan Sinka bertengkar lagi ya?" Tanya sang Ibu masih lirih.

Naomi terdiam sejenak dengan pertanyaan sang Ibu.

"Jawab pertanyaan Mama, Naomi. Apakah kamu bertengkar lagi dengan adikmu?" Sang Ibu kembali bertanya.

Naomi masih terdiam dengan pertanyaan Ibunya.

***

I Love You, My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang