Episode 02

433 26 0
                                    

"Kak, udah pulang dari rumah temen?" Tanya Andre pada Anin.
"Darimana aja kamu?! Kenapa jam segini baru pulang?" Anin balik bertanya.
"Oh, tadi aku keliling kota kak. Cari angin." Jawab Andre.
"Kakak denger, kamu mau bikin pesta di rumah ini ya?" Anin bertanya lagi.
"Eh! Ka, kakak tau darimana?" Ucap Andre terkejut.
"Sejak kapan kamu jadi anak nakal gini?! Mau bikin pesta seenaknya tanpa meminta izin kakak?!" Tegur Anin.
"Ma, maaf kak. Hanya pesta kecil kok. Aku juga gak ngundang banyak orang." Jawab Andre.
"Ah ya sudahlah. Besok kakak akan keluar dan tidak akan mengganggu pestamu. Tapi ingat, sehabis pesta, bereskan rumah!" Perintah Anin.
"Siap, kak!" Balas Andre.

***

Keesokan harinya.

Kampus X.

"Eh Sin, bukannya hari ini lu dapet undangan pesta dari Andre ya?" Tanya Zara.
"Duh, nama dia lagi yang dibahas. Kesel deh gue." Jawab Sinka.
"Ye, lagian kan gue cuma nanya." Ucap Zara.
"Haha! Lu lucu deh pas ngambekan gitu." Ledek Sinka.
"Apaan sih?! Gak lucu tau!" Gerutu Zara.
"Iya deh, gue minta maaf. Lagian lu sih, udah tau gue benci sama tuh orang. Masih aja lu sebutin namanya."  Ucap Sinka.
"Kan gue cuma pengen tau aja lu ada pergi ke pestanya atau gak." Timpal Zara.
"Gue belum tau. Kalok kakak gue pergi, ya gue ikut. Kalok kakak gue gak pergi, ya gue gak ikut." Jawab Sinka.
"Jadi fifty-fifty dong nih?" Tanya Zara kemudian.

Sinka hanya menganggukkan kepalanya.

"Eh, kayaknya kelas kita udah lewat deh." Ucap Sinka.
"Eh! Apa iya?! Wah iya! Balik cepet!" Balas Zara.

Mereka berdua pun berlari sekencangnya ke kelas mereka.

***

Kantin kampus.

"Tadi itu, nyaris aja." Ujar Zara.
"Ya elu sih, ngajak ngobrol. Jadinya kelas kita lewat deh." Balas Sinka.
"Kok lu jadi nyalahin gue sih?!" Ucap Zara kesal.
"Ya deh, ya deh, maaf. Ini salah kita berdua." Balas Sinka.
"Sinka!" Teriak sebuah suara yang dikenal oleh Sinka.
"Kak Kinal!" Balas Sinka.
"Lu kenal sama senior itu, Sin?" Tanya Zara.
"Iya! Dia temen baiknya kakak gue." Jawab Sinka.
"Tapi kayak ada yang aneh sama dia." Ucap Zara.
"Apaan sih, Zar! Yuk gabung aja sama dia." Timpal Sinka.

Zara pun terpaksa mengikuti Sinka ke arah meja yang diduduki Kinal.

"Siapa nih, Sin? Teman lu?" Tanya Kinal.
"Iya, kak Kinal. Kenalin, namanya Zara." Jawab Sinka memperkenalkan Zara.
"Hai, nama gue Kinal. Salam kenal ya." Ucap Kinal mengulurkan tangannya.
"I, iya. Salam kenal juga, kak." Balas Zara.
"Kamu ini, gak usah canggung di depan gue. Tuh liat, Sinka aja gak canggung." Celutuk Kinal.

Zara hanya tersenyum mendengar 'ocehan' Kinal.

"Sin, gue denger-denger lu sama kakak lu diundang ke pestanya Andre." Ucap Kinal.
"Iya nih. Tapi gue bakal pergi kalok kakak gue juga pergi. Kalok kakak gue gak pergi, ya gue juga gak pergi." Jawab Sinka.
"Yah, lu kok ragu gitu sih? Ikut dong, biar gue ada temen ngobrol disana." Bujuk Kinal.
"Jadi kakak juga diundang?" Tanya Sinka.
"Sebenernya gue gak diundang sih. Cuma dia nyuruh gue untuk bantu dia nyiapin acara pesta di rumahnya." Jawab Kinal.
"Istilahnya jadi panitia penyelenggara acara gitu?" Sinka kembali bertanya.
"Yep! Tepat sekali!" Jawab Kinal.
"Pantes saja kakak mau mengajak kita. Memang sih jadi panitia penyelenggara acara itu memang gak enak." Ucap Sinka.
"Makanya lu sama kakak lu ikut juga dong. Biar bisa ngobrol-ngobrol." Kinal kembali membujuk Sinka.
"Emm, tar gue pikirin lagi deh." Balas Sinka.

Kinal, Sinka, dan juga Zara pun melanjutkan makan siang mereka.

***

Kediaman Andre.

"Halo?"
'Aku sudah menyiapkan semuanya!' Ucap suara diseberang telepon.
"Apakah kita perlu melakukannya sampai sejauh itu?" Tanya Andre.
'Kamu mau sampai kapan berdiam diri begitu, hah?!' Bentak suara di seberanh telepon.
"Tapi, aku benar-benar tidak bisa melakukannya sejauh itu. Menurutku, itu sudah agak keterlaluan!" Balas Andre.
'Ya sudah kalau kau tidak mau melakukannya, biar aku yang akan melakukannya!' Ucap suara itu mengakhiri pembicaraan.

Andre berdiri termenung sejenak.

"Maafkan aku, keluarga Prasetya." Hanya itu ucapan yang keluar dari mulut Andre.

***

Kediaman Prasetya.

"Aku pulang!" Sahut Sinka.
"Eh, kamu udah pulang Sin." Sambut Naomi.
"Kak, kakak mau kemana? Kenapa dandanan kakak kok kayak orang mau ke pesta?" Tanya Sinka.
"Lho, bukannya kamu juga diundang?" Naomi balik bertanya.
"Oh iya! Aku lupa hari ini pestanya si breng... Maksudku si Andre. Bentar kak, biar aku siap-siap dulu." Ucap Sinka.
"Cepet ya, kakak tunggu kamu di mobil." Sahut Naomi.

Ketika hendak beranjak ke mobil, Naomi mendadak mendapat pesan misterius yang membuatnya berdiri mematung.

***

I Love You, My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang