Episode 03

414 25 1
                                    

"Yuk, kak! Aku udah siap nih." Celetuk Sinka yang menyadarkan Naomi dari lamunannya.
"Sin, mending kamu jaga rumah aja. Rumah kan lagi gak ada orang." Ucap Naomi berusaha tenang.

Naomi berharap Sinka setuju dengan permintaannya. Namun....

"Gak akh, kak! Aku tidak suka sendirian di rumah. Mending aku ikut kakak ke pesta si Andre." Jawab Sinka.

Tanpa menghiraukan kakaknya, Sinka berjalan menuju mobil.

Naomi masih berdiri diam di ambang pintu. Keringat dingin mulai keluar menetes di wajah cantiknya.

"Kak! Ayo!" Ujar Sinka dari jendela mobil.
"Eh, iya!" Jawab Naomi.

Setelah Naomi masuk ke dalam mobil, mereka pun berangkat ke rumah Andre.

***

Kediaman Andre pukul 17.00

Terlihat rumah Andre sudah dipenuhi tamu undangan. Mulai dari junior hingga senior di kampusnya terlihat menikmati pesta yang dilaksanakan oleh Andre.

"Mereka belum kelihatan?" Tanya seseorang kepada Andre.
"Belum. Mereka belum sampai." Jawab Andre.
"Ini tentu akan memakan waktu. Aku sudah tidak sabar menunggu. Biar aku menangani ini sendiri." Ucap orang tersebut.
"Eh?! Tu...tunggu! Kau tidak bisa bertindak sendiri. Terlalu berbahaya!" Teriak Andre.

Namun, teriakan Andre tidak dihiraukan orang misterius tersebut.

***

Naomi dan Sinka sudah dalam setengah perjalanan mereka ke rumah Andre.

"Kenapa kamu pingin ikut?" Tanya Naomi.
"Ya, aku gak mau aja kakak diejek sama cowok playboy itu." Jawab Sinka.
"Ceritanya ada yang perhatian nih sama kakaknya?" Ledek Naomi tersenyum.
"Apa sih kak! Aku emang gak mau kakak disakiti sama cowok breng.. maksudku Andre." Balas Sinka.
"Hahaha! Kamu ini pande ngeles kayak bajaj." Ledek Naomi tertawa.

Sementara itu...

"Target terlihat, bos!" Lapor seseorang melalui walkie talkie.
"Ok! Habisi dia sekarang sementara aku mengarah ke sana!"

Pria yang telah disuruh tersebut pun segera menghidupkan mobil dan menancapkan mobil tersebut.

***

Kediaman Andre.

Terlihat pesta yang diselenggarakan Andre sangat meriah. Seluruh tamu terlihat menikmati pesta tersebut. Tapi tidak dengan Andre. Dia terlihat sangat panik dengan rencana orang misterius tersebut.

"Apa yang harus kulakukan?" Batin Andre berbicara.

"Hey Andre, kenapa tidak ikut gabung dengan kita? Bukannya kau ini tuan rumahnya?"
"Aku akan bergabung dengan kalian nanti. Aku ada sedikit urusan yang harus diurus dulu." Jawab Andre.

***

Sementara itu...

Naomi dan Sinka terlihat sesekali bercanda di dalam mobil. Seketika, Naomi melupakan sms yang berisi ancaman tadi.

Dari arah berlawanan, terlihat sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi menuju ke arah mereka. Naomi dan Sinka tentu saja tidak mengetahui ini.

'BRAAAKKKK!!!'

Mobil tersebut menghantam mobil yang berisi Naomi dan Sinka. Seketika mobil yang dikendarai oleh Naomi terpental dan terguling hingga beberapa meter.

"Bos, segalanya sudah beres!" Lapor pria yang menabrak Naomi dan Sinka tersebut.

Mendengar laporan ini, orang misterius tersebut pun terseyum senang. Dia menancapkan kendaraannya dengan kecepatan tinggi.

"Ugh! Sinka, kamu tidak apa-apa?" Tanya Naomi disela kesakitannya.

Sinka tidak menjawab.

"Sinka! Ugh! Jawab kakak, Sinka!" Naomi kembali memanggil nama Sinka.

Warga yang melintas seketika berhenti untuk menolong Naomi dan Sinka.

"Panggil ambulans!" Sahut seorang warga.
"Mbak, kalian tidak apa-apa?" Tanya warga lainnya.
"Aku tidak apa-apa. Tapi sepertinya adikku terluka parah." Jawab Sinka.
"Hey! Bantu aku untuk mengeluarkan mereka!" Sahut warga lainnya.

Para warga pun membantu Naomi dan Sinka untuk keluar dari mobilnya.

Beberapa saat kemudian, Naomi dan Sinka telah berhasil dikeluarkan.

"Dek! Sinka! Jawab aku! Dek, bangun dek!" Ujar Naomi.
"Mbak, yakin tidak apa-apa? Mbak juga sepertinya terluka parah."
"Aku tidak apa-apa terluka asal adikku bisa bangun!" Jawab Naomi terisak.

Tak lama kemudian, ambulans tiba dan membawa Naomi dan Sinka ke rumah sakit.

Tapi, sebelum masuk ke dalam ambulans, Naomi seperti melihat sosok, "Anin!"

Ya, dalang di balik semua rencana ini adalah Anin, kakak dari Andre. Anin melihat ke arah Naomi dan Sinka dengan pandangan sinis dan tersenyum.

***

Rumah sakit.

Begitu tiba, Sinka langsung dibawa ke UGD dan diberi penanganan serius. Sementara Naomi menunggu sambil lukanya juga diobati.

"Anda tidak perlu khawatir. Adik anda pasti sembuh." Hibur sang suster.

Naomi masih panik dan terisak.

Beberapa saat kemudian, Naomi sudah selesai diobati dan dipersilahkan menunggu di ruang tunggu.

Sekilas dia teringat akan sms ancaman tersebut. Dia membongkar tasnya dan mengambil hpnya.

"Naomi, Naomi, Naomi. Aku yakin kau masih ingat kejadian 2 tahun yang lalu saat kedua orangtuaku meninggal. Aku masih ingat saat bagaimana kalian tertawa saat kedua orangtuaku meninggal. Aku sempat berfikir bagaimana cara untuk membalas perbuatan kalian. Setelah cukup lama berfikir, aku menemukan satu cara untuk membalaskan dendamku. Yaitu, dengan memanfaatkan adikku, Andre. Lalu cara kedua yaitu, dengan mencelakakan kalian sama seperti keluargamu yang mencelakakan kedua orangtuaku. Malam ini adalah malam yang tepat untuk menjalankan rencanaku itu. Hahaha! Naomi, kau dan adikmu, bersiaplah! Karena ini akan sangat menyakitkan bagimu dan juga adikmu. Tertanda, Anin."

Begitulah isi sms ancaman dari Anin. Seketika membuat Naomi syok dan menutup mulutnya.

"Kami tidak bermaksud begitu! Maafkan kami, Anin." Batin Naomi.

***

Kediaman Andre pukul 23.40

Pesta telah berakhir dan seluruh tamu sudah pulang ke rumah mereka masing-masing.

Saat itu juga, Anin pun telah kembali.

"Gimana tadi pestanya?" Tanya Anin.
"Kakak darimana tadi?" Andre balik bertanya.
"Loh, kok kamu balik bertanya? Tadi kakak keluar kok sama temen-temen kakak." Jawab Anin.
"Jangan bohong kak!" Ucap Andre sedikit keras.
"Kamu kenapa sih?! Sensian amat!" Cibir Anin.

Andre mengeluarkan sesuatu dari kantongnya.

"Aku menemukan ini di kamar kakak." Ucap Andre.
"Eh! Pantes saja tadi kakak kecarian. Rupanya tinggal toh di rumah." Balas Anin.
"Terus, ini apa?!" Tanya Andre menunjukkan sms ancaman.

Seketika Anin terdiam. Wajahnya pucat seketika. Dalam hati dia bertanya-tanya bagaimana adiknya bisa tau.

"Err itu ehhmmm, itu hanya..."
"Hanya apa kak?!" Tanya Andre lagi.
"Apa sih?! Orang itu cuma sms iseng yang kakak kirimin ke Naomi kok!" Jawab Anin.
"Kak, nyawa sama perasaan orang bukan mainan! Kakak sengaja memanfaatkan aku supaya aku terlihat seperti playboy di depan mereka!" Bentak Andre.
"Andre, denger ya, kakak ngelakuin ini juga demi nama baik keluarga! Kamu masih ingat gak saat kedua orangtua kita meninggal, mereka senang-senang dan tertawa!" Balas Anin.
"Aku tidak menyangka bahwa kakak bisa jadi sejahat ini." Ucap Andre beranjak pergi.
"Andre, mau kemana kamu?!" Tanya Anin.
"Bukan urusan kakak!" Jawab Andre cuek.

Mendengar jawaban dari Andre, Anin pun hanya bisa terdiam dan geram.

Tapi disisi lain, dia puas bisa melancarkan rencananya dengan sempurna.

***

I Love You, My SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang