"Beri aku celah, agar tahu betapa indahnya cinta terbalaskan"
*****
"Cowoknya ganteng lho, Nyet" Chika menoleh, ikut memperhatikan Daya yang sedang memperhatikan cowok yang duduk dimeja cafe dipojokan sana, sedang berkumpul bersama teman-temannya.
"Biasa aja"
"Chik, lo itu normal 'kan? Doi ganteng gitu juga. Liat deh punggungnya sender-able banget sumpah"
"Halah, lo nya aja. Setiap cowok dibilang ganteng, pak Bahar aja lo bilang ganteng deh, dasar lo kecoa bunting!"
Daya melemparkan kentang goreng kehadapan Chika. Dasar ya itu mulut minta dicabein banget...
"Sorry guys gue telat"
"Sudah biasa Sher"
"SHERYL!!!" yang dipanggil sipemilik nama, tapi ketiganya langsung menoleh. Memperhatikan cowok yang memanggil sahabatnya itu. Sambil menenteng gitar ia menghampiri Sheryl.
"What? seriously its you? Long time no see Sak" Sheryl menjabat tangan cowok yang ia panggil 'Sak' itu
"Gue pindah kesini sama nyokap Sher, udah kagak di Bandung lagi" Sheryl mangut-mangut sampai senggolan dari Daya menyadarkannya.
"Ohiya, kenalin. Ini Chika dan Daya temen sekolah gue. Dan kalian kenalin ini Sakha"
Ohjadi namanya Sakha....
"Salam kenal temennya Sheryl"
Daya sudah jingkrak-jingkrak disenyumin sama Sakha, sedangkan Chika biasa aja.
"Sher kontak lo masih yang dulu 'kan? Gue balik kesana dulu ya. Ntar gue chat lo"
"Ok Sak, salamin buat tante Arum ya"
Sakha mengangguk lalu kembali berkumpul bersama teman-temannya, mulai memainkan gitar lagi.
"Lo ko diem aja sih Chik tumben banget"
"Lagi males gue, bokap nyokap besok ke luar kota. Nasib ya gue sendiri lagi dirumah" Chika memproutkan bibirnya.
"Berapa hari sih?"
"Satu bulan"
"Ntar kita temenin deh, ya gak Day?!" Daya mengangguk
"Beneran?!!"
"Kagak!"
"Yaiyalah Chik, siapin aja makanan yang banyak"
******
"Jagain rumah ya! Jangan keluar malem. Keperluan kamu udah Bunda siapin semuanya" Chika hanya mengangguk sambil memainkan ponselnya.
"Didengerin dong Chik kalau Bunda kamu bicara" kali ini Ayahnya yang angkat bicara, geleng-geleng kepala sambil lihat kelakuan anak tunggalnya ini, mau ditinggal orangtua ko gaada sedih-sedihnya sih..
"Yaterus Chika harus gimana Yah? Emang Ayah maunya Chika gimana? Nangis-nangis sambil mohon sama Ayah biar gajadi pergi, gitu?"
Chika sebenarnya gamau kaya gini, setiap berhadapan sama orangtuanya Chika gapernah bisa menahan diri, emosinya selalu meluap-luap.
Danu menghela nafas sejenak, lalu
"Ayah dan Bunda pergi dulu, hubungi kami kalau ada sesuatu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart In You
RandomBukan soal dia yang mencintaimu sampai mati, mengucapkan kata-kata manis setiap harinya. Tapi dia yang dengan rela berada disampingmu saat kamu terjatuh, menjadi lelaki yang senantiasa memperkenalkan kamu dengan bahagia yang sederhana. Mensejajarkan...