"Kenapa melupakan kamu, yang bahkan belum sempat mengulas memori bersama saya harus sesulit ini"
******
Chika tidak pernah merasakan apa yang ia rasakan saat ini sebelumnya, sebagai gadis yang seringkali menutup diri pada lawan jenisnya minus Nata. Chika merasakan perasaan asing yang hinggap dihatinya kerap kali ia berhadapan dengan Sakha.
Sakha Dewangga yang berhasil membuat hati Chika kian menggebu-gebu. Sikap manis yang Sakha berikan pada-nya sukses membuat Chika merasakan jatuh cinta.
"Nih minum, baru belajar segitu saja lemesnya minta ampun" Sakha menyodorkan air mineral kehadapan Chika
"Lo 'kan tahu Kha gue paling males berhitung" Chika meneguk habis air itu, sementara Sakha sudah geleng-geleng kepala lihat gadis dihadapannya ini.
"Sebentar lagi ujiannya lho Chik, belajar yang serius dong" Sakha merangkak menjadi guru privat Chika untuk seminggu kedepan, karena ditempat ia sekolah memang lebih dulu mengadakan ujian nasional dibandingkan dengan tempat Chika sekolah, selain ia yang sudah selesai mengikuti ujian nasional dan hanya tinggal menunggu kelulusan. Sakha memanfaatkan waktu lenggangnya untuk membantu Chika, yang katanya nilai akademiknya sedikit ehem ---jelek.
"Capek kali Kha, kok bisa sih Kha lo pinter gini? Emangnya cita-cita lo apa Kha?"
"Tuntutan hidup sih Chik, gamungkin 'kan dari baik jadi buruk? Kelihatannya aneh banget. Mangkanya gue milih buat jadi baik, baik dan baik lagi. Kalau soal cita-cita gue pengennya buka cafe dan jalanin bisnis itu sambil gue kuliah"
"Wow! Pengusaha muda ya?"
"Tapi itu cuman wacana, bokap gue berharap sangat besar buat gue jadi prajurit kedamaian -UNIFIL- sama kaya dia"
"Sama kaya Ayah gue juga dong Kha"
"Ayah lo?!" Chika mengangguk
"Wah serem juga ya"
"Ko serem sih? B aja kali"
"Serem lah, kalau gue mau izin buat jadi suami lo nanti pasti seleksinya kuat banget"
Pipi Chika memanas seketika, Sakha itu emang bisa banget ya bikin Chika meleleh.******
"Ayah?!" Chika menghentikan langkahnya saat melihat Danu -sang Ayah- sedang menggeret koper besar keluar dari rumahnya.
"Chika, kamu baik-baik ya sayang. Ayah harus pergi"
"Ayah mau pergi kemana Yah?"
"Ditempat dimana Ayah kamu bisa bersandiwara Chika. Ayah kamu pembohong, mana nyaman dia berada didekat kamu dan Bunda" Kharis datang sambil menarik Chika agar mendekat kearahnya.
"Kharis apa yang kamu bicarakan?!"
"Gaperlu so susi kamu! Chika sudah tahu semuanya"
"Chika, kamu juga pasti tahu kalah Ayah sayang Chika. Putri Ayah yang sekarang sudah besar. Lihat sesuatu dari banyak sudut pandang ya Sayang, sisi baik dan buruk kenapa segala hal dapat terjadi, Ayah selalu disamping Chika 'kan? Walaupun Ayah berpoligami. Ayah selalu menemani Chika ketempat yang Chika suka. Makan malam bersama Chika, mungkin sekarang saatnya untuk Ayah berlaku adil kepada mereka juga, Memperlakukan kakak kamu seperti apa yang Ayah lakukan pada Chika dulu. Jaga diri baik-baik ya, Nak" selesai itu sambil menatap wajah Chika lamat-lamat Danu segera pergi mengendarai Jeep Wrangler- Rubiconnya meninggalkan pekaran rumah yang penuh kenangan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Heart In You
De TodoBukan soal dia yang mencintaimu sampai mati, mengucapkan kata-kata manis setiap harinya. Tapi dia yang dengan rela berada disampingmu saat kamu terjatuh, menjadi lelaki yang senantiasa memperkenalkan kamu dengan bahagia yang sederhana. Mensejajarkan...