8

7 0 0
                                    

"Takdir mungkin sedang bermain-main bersama saya, ia mempertemukan saya dan kamu. Hanya mempertemukan, bukan mempersatukan"

******

"Jadi lo sama Sakha udah pacaran?! Gila si Aa gercep juga ya"

"Yagimana, kalau Sakha nembak ya gue terima. Orang gue suka ko sama dia"

"Lo tau gak sih Chik? Sakha itu orangnya sayang keluarga banget. Sama ibunya aja dia sayang banget Chik. Dulu waktu gue masih tetanggaan sama dia, gue sering liat dia bantu-bantuin kerjaan ibunya dirumah"
"Ohya? Terus apalagi?"

"Sakha juga gapernah bantah Ayahnya, walaupun dia harus korbanin cita-citanya"

"Gue tahu sih kalau itu, emang segitu gamaunya ya dia jadi prajurit kaya Ayahnya?"

"Berat langkahnya Sakha itu adalah harus ninggalin Ibunya kalau nanti dia pergi keluar negeri buat lanjutin sekolahnya disana, lo tau 'kan prajurit itu kaya gimana? Buat jadi istrinya seorang prajurit aja harus ada seleksinya"

"Lo tahu banyak banget ya Sher sama kehidupannya Sakha?"

"Lumayanlah"

"Kalau adik tirinya Sakha lo tahu?" Entah kenapa Chika pengen banget tahu tentang masalah ini

"Setahu gue sih adiknya Sakha itu cewek, cuman kalau namanya gue gatahu. Sakha juga jarang sih cerita masalah yang satu ini sama gue" Chika mangut-mangut

"Lo tenang aja, Sakha orangnya penyayang ko"

"Iya gue tahu, 'kan gue pacarnya"

"Dih sombong banget, eh Chik cabut aja yu? Free 'kan hari ini? Males banget gue disekolah gini"

"Ayo deh, kerumah Daya dulu ya?" Sheryl mengangguk lalu menggait tangan Chika dan berjalan beriringan.

*******

Sakha sedang baringan dikamarnya dengan handphone yang terselip dikupingnya.

"Cantik 'kan Yah pacar Aa?" Selesai mengirimkan foto Chika lewat WA pada Danu, Sakha segera menghubungi sang ayah.

"Hm" gumaman dari sang Ayah disebrang sana

"Ayah lagi apa sih? Ko responnya biasa saja"
"Sudah lama kamu A kenal sama gadis ini?"

"Lumayan Yah, dia anak yang baik. Lucu juga, ceria, dan gasombong. Yang terpenting itu sayang sama Ibu"

"Ibu juga sudah ketemu?"

"Udah Yah, nanti Sakha kenalin dia sama Ayah"

"Yasudah A, Ayah lagi diperjalanan pulang. Lanjut dirumah saja ngobrolnya"

"Ohiya Yah, hati-hati dijalan"

"Asalamualaikum"

"Waalaikumsalam" Sakha menimang-nimang handphonennya, perasaannya jadi gakaruan setelah ia bicara lewat telepon bersama Ayahnya. Tidak ingin ambil pusing, Sakha akhirnya memilih tidur.

Heart In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang