"Yakin saja, bahwa tidak ada perjuangan yang hasilnya sia-sia"
*******
Chika mematut penampilannya dicermin, kebaya putih dengan payet dibagian bawahnya. Begitu pas dengan tubuhnya yang ramping. Memutar tubuhnya, Chika lalu merasakan ada lengan kekar yang memeluknya dari belakang. Memandang wajah calon suaminya -Nata- dari pantulan cermin full body itu, Chika mengusap wajah Nata dengan sebelah tangannya.
"Kangen kamu"
"Habisnya kamu sibuk banget kerjanya. Sampai lupa 'kan kalau sekarang kamu ada fitting baju sama aku?!" Chika memandang wajah Nata sebal
"Aku 'kan harus siapin cuti buat habis nikahan, Sayang. Belum lagi kita harus honeymoon"
"Tapi aku tuh ngerasa kamu diemin aku tau gak? Kamu biarin aku urus semuanya sendirian, padahal aku juga pusing Nat. Aku pengen kamu juga ikut kasih saran kalau aku lagi bingung buat pilih warna atau apa kek" Nata memutar tubuh Chika agar menghadap kearahnya, menyatukan kening mereka hingga nafasnya beradu.
"Maaf" Chika memalingkan wajahnya
"Hey, kok marah? Aku udah disini lho sama kamu" semenjak pernyataan cinta mereka didalam mobil kala itu, Chika berubah menjadi gadis yang sangat manja dihadapan Nata. Tapi Nata suka, dimanjain sama pacar sendiri masa gak mau. Ckckck...
Chika masih enggan menjawab.
Mengecup kening Chika, Nata lalu kembali memeluk sang kekasih. Mengendus wangi Vanilla dari tubuh calon istrinya itu.
"Janji deh gaakan sibuk-sibukan lagi"
"Bohong, kamu tuh bohongin aku terus" Chika mencubit perut Nata, untung saja ia sering nge-gym jadi perutnya keras, gak lembek. Kalau dicubit juga gasakit-sakit amat.
"Beneran deh suer" Chika menelusupkan wajahnya kedalam dada bidang Nata, menciumi aroma bvlgari dari tubuh Nata
"Aku tuh kangen sama kamu, Nat" mengusap rambut sang kekasih Nata mulai menenangkan Chika yang saat ini sedang menagis dipelukannya.
"Iyaiya, aku juga kangen kamu. Nanti juga 'kan kalau udah nikah kita bisa berduaan terus. Sekarang aja yang harus jauh-jauhan"
"Pengen besok aja nikahnya kalau gitu" Nata terkekeh"Aku sih gapapa, tapi bunda kamu sama mamahku pasti ngomel. Masa rencana mereka buat bikin pesta kita batalin gitu aja?" Chika lalu tertawa sambil menyeka air matanya, dibantu oleh Nata
"Ini kita lama disini ada yang curiga engga ya?!"
"Kebetulan disini lagi kosong, karyawannya lagi makan siang. Dan tante Husna lagi keluar" Chika bernafas lega, walaupun merek gangapa-ngapain didalam bilik buat cobain baju ini, tapikan tetap aja fikiran orang lain gaada yang tahu.
******
"Yaampun Chika dilepasin dong Nata-nya, nempel mulu sama Nata. Tinggal menghitung hari kok" dengan wajah tak rela Chika melepaskan lengan Nata yang tadi ia gandeng terus menerus
"Udah jangan cemberut gitu. Aku pulang dulu ya?" Chika mengangguk lesu
"Bun, Nata pulang dulu ya. Asalamualaikum" Nata menyalami tangan Kharis -ibu mertuanya-

KAMU SEDANG MEMBACA
Heart In You
RandomBukan soal dia yang mencintaimu sampai mati, mengucapkan kata-kata manis setiap harinya. Tapi dia yang dengan rela berada disampingmu saat kamu terjatuh, menjadi lelaki yang senantiasa memperkenalkan kamu dengan bahagia yang sederhana. Mensejajarkan...