"Rindukan aku, sesempatmu saja"
*******
"Semalem Nata ngabarin gue" Sheryl dan kedua temannya -Chika dan Daya- sedang ada dikantin sekolah
"Mau ngapain?" Tentu saja Chika heran, Nata tidak terlalu dekat dengan kedua sahabatnya itu
"Dia minta gue buat jagain lo, takut ada apa-apa katanya. Emang ada apa sih?" Jadi karna itu....
"Heh! Malah bengong lagi"
"Lo tahu ga? Bokap gue selingkuh, Nyet" Dengan gerakan cepat Chika segera menusuk bakso dimangkuknya lalu memasukan kedalam mulutnya, mengunyah dengan kasar sambil mengingat betapa brengsek Ayahnya itu.
"Dari kapan?! Terus Bunda gimana?" Ngomong-ngomong kedua sahabat Chika memang memanggil Kharis dengan sebutan Bunda
"Bunda gapapa sih kalau didepan gue, tapi 'kan yang namanya dibohongin itu pasti nyesek ya? Dan sialnya sekarang gue gatau bokap lagi ada dimana"
"Yang sabar ya Chik, gue sama Sheryl bakalan ada disamping lo terus ko"
"Thanks ya Day, Sher. Gue gatau deh kalo gaada kalian mungkin gue sekarang lagi mewek-mewekan dikamar, eh Sher waktu Nata ngekontak lo terus lo jawab apa?"
"Gue iya-in lah, dan dengan baik hati gue juga minta bantuin Sakha buat jagain lo"
"Ko Sakha sih?!"
"Lah emangnya kenapa? Doi fine-fine aja kok. Malah seneng disuruh jagain lo"
"Iyasih Chik, Sakha itu ganteng tahu!"
"Tapi 'kan gue sama Sakha itu baru kenal"
"Dan lagi pendekatan. Udah sih Chik, Sakha juga keliatannya tertarik sama lo"
Beneran?
Sakha?
Seorang Sakha suka sama Chika?
"Udah tunggu tanggal mainnya aja"
"Apaan sih lo!"
*****
"Ayah udah putuskan kalau kamu harus jadi prajurit seperti Ayah. Lulus sekolah kamu harus segera pergi ke Finlan" Sakha hanya mengangguk, toh menolak pun ia tak bisa.
"Ayah kamu itu A, pulang bukannya quality time sama keluarga malah ngomongin masalah yang udah-udah terus. Anaknya juga udah mauen atuh Yah jadi yaudah" Arum meletakan secangkir kopi dimeja belakang rumahnya untuk sang suami yang saat ini sedang bercengkrama dengan sang anak.
"Ayah gamau Sakha itu cuman iya-iya aja Bu, Sakha harus punya tujuan hidup"
Merasakan suasana mulai memanas Sakha segera merelai.
"Ayah sama Ibu itu kerjaannya berantem terus, pusing Sakha"
"Bukan berantem ini A, Ayah kamunya aja hese dikasih tahu"
"Ibu juga gamau dengerin Ayah"
"Udah-udah bener kata Ibu Yah dari pada kaya gini mending kita quality time"

KAMU SEDANG MEMBACA
Heart In You
عشوائيBukan soal dia yang mencintaimu sampai mati, mengucapkan kata-kata manis setiap harinya. Tapi dia yang dengan rela berada disampingmu saat kamu terjatuh, menjadi lelaki yang senantiasa memperkenalkan kamu dengan bahagia yang sederhana. Mensejajarkan...