7

7 1 0
                                    

"Meski pada akhirnya kita tidak bersama, setidaknya kita pernah saling mendoakan walaupun 'Amin' kita tidak serentak"

*****


Chika memandang mading dengan binar penuh kebahagiaan. Ujian kali ini, ia masuk sepuluh besar setelah ujian kemarin ia berhasil menjadi juara ke 39 dari 40 siswa. Setidaknya ia masih berada diatas Ucup -cowok berkacamata tebal yang hobby nya godain Asih, asisten rumah tangga dirumah Chika-

"Waaaah, selamat ya Chik. Garugi deh lo belajar dari pagi sampe pagi lagi kalau kaya gini hasilnya"

"Iyalah, siapa juga Chika gitu lho"

"Jadi 'kan teraktir kita nyalon?"

"Ok. Balik sekolah kita serbu itu salon"

"Eh Chik, tapi lo kagak lupa 'kan sama jasa-nya Sakha. Yang udah bikin lo kayak gini?"

"Kagak lah, gue juga mau kasih Sakha hadiah"

"Bagus deh Chik, jangan jadi kacang lupa kulit aja lo"

******

"Bun, ini serius buat Chika?" Kharis mengangguk.

"Tapi Bun...

"Kenapa lagi, kamu gasuka ya sama hadiah dari Bunda?"

"Suka banget Bun, cuman ini gaberlebihan apa Bun?" Chika berjalan mengitari Audi hitam yang Kharis berikan sebagai hadiah untuknya.

"Kamu kan sudah dewasa Chik, sudah saatnya punya kendaraan sendiri. Biar Motor kamu itu, nanti Asih yang pake. Buat belanja ke pasar"

Chika sebenarnya garela Motor matic kesayangannya itu dikasih buat Asih, karena Motor itu hadiah dari Ayahnya juga. Tapi melihat raut bahagia yang Asih berikan saat mendengar penuturan Bundanya. Chika jadi gatega buat menolak.

******

"Iya Kha, itu semua berkat lo. Pokonya lo harus cepet balik. Kita harus rayain keberhasilan gue"

"Ok, besok gue balik. Lo mau oleh-oleh apa Chik?"

"Gausah Kha, lo balik aja pokoknya gue udah seneng"

"Kangen ya?"

"Dih, apaan kagak juga. Ge'er lo"

"Yaah padahal gue kangen banget Chik sama lo. Kalau gainget lo sih gue gamau deh balik ke Jakarta. Pengen disini saja terus"

Chika memandang langit-langit kamarnya sambil menahan senyum bahagia.

"Halo Chik, ko diem sih? Baper ya?"

"Iyanih gue baper sama lo Kha"

"Hahaha, pokonya kalau gue balik gue juga mau siapin kejutan buat lo. Buat murid satu-satunya" Chika terkekeh disebrang sana

"Memangnya lo punya murid berapa sih Kha?"

"Cuman kamu, Sayang" Kalau saja status mereka saat ini sudah berubah, mungkin Chika akan membalas dengan sapaan manis juga untuk Sakha. Tapi sekarang lain halnya, Chika hanya bisa menahan jeritannya agar tidak berteriak kegirangan seperti kerap kali yang ia lakukan saat idolanya beradegan mesra dengan lawan mainnya disalah satu film.

Heart In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang