4|Does That Make Sense

7.8K 850 65
                                    

|hyunnrc|

Warning: boyslove, yaoi, drama, angst, mature, typo(s)
.

.

.

Happy Reading!

"Cup cup sayang, eomma akan segera pulang, ne. Jangan menangis lagi."

Taehyung masih setia menepuk pelan pantat Hyunwoo yang menangis rewel.

"Kuharap Jungkook menemukan hyungie."
.

.
"Erhh, Kook."

Bibir Jungkook mengecup basah leher putih Jimin. Selama itu juga airmata sudah keluar dari ujung mata Jimin. Jungkook berhenti mendengar Jimin kembali terisak.

"Hyung,"

"Ini salah Jungkook. Kau, kau salah." Jimin meremat bahu Jungkook gemas.

Aku tau, tapi aku sangat menginginkanmu, hyung.

Jungkook masih tak melepaskan Jimin. Terus mengecup basah leher itu. Tangannya menelusuri tubuh Jimin kemudian meremas lembut pinggangnya. Jimin mendesah pelan.

"Jungkook! Hentik—aah an."

Tangan nakal itu kini berada diatas junior Jimin. Memegang lalu meremasnya perlahan.

"Ungh Jung— jangan akh," Jimin tak bisa. Ia tak bisa menahan suara desahannya.

"Hyung, sorry. But I want u so bad,"

Tangannya yang tadi menekan tengkuk Jimin beralih menyingkap kaos Jimin dan tak ragu mencubit nipplenya.

"Akhh,"

"Call ma name hyung."

Remasan pada junior sang kakak bertambah cepat dan keras. Jimin menggeliat tak nyaman. Benda basah tak henti bermain di dadanya, menggigit dan mengecupnya. Tangan Jimin tak sadar telah meremat belakang rambut Jungkook, menyalurkan perasaannya.

"Uhh angh Jungkook,"

Jungkook menyeringai, menyadari Jimin tak lagi memberontak. Jemarinya terus memanjakan kakaknya, ia rasa kakaknya sudah benar-benar basah.

"Jungkookh, faster. More uhh," Jungkook berhenti.

Kelopak Jimin lalu terbuka, pipinya memerah sempurna, bibirnya terbuka, terengah. Di depannya, manik adiknya memancarkan nafsu yang begitu kuat.

"Wanna ride me, hyung?"
.

.
Pintu coklat kayu terbuka. Jimin masuk dengan penampilan yang ia buat seperti tak terjadi apa-apa.

Taehyung mengalihkan atensinya, menghampiri kakaknya cepat.

"Hyungie, kau pulang! Apa kau terjebak dijalan lagi?"

Jimin menatap sendu Taehyung dan Hyunwoo yang terlelap didepannya. Ia terdiam lama, airmatanya menggenang lagi. Rasanya sesak, sakit.

"Aku pamit tidur, ssaeng.  Terimakasih telah mengkhawatirkanku." Jimin mengambil Hyunwoo membawa ke kamar. Mencegah Taehyung melihatnya menangis.

Taehyung menatap heran, Ya hyung. Selamat malam."

Pemuda tinggi menyusul kehadiran Jimin, "Jungkook."

Jungkook berhenti dihadapan Taehyung. Dengan cepat, tangannya membawa kepala Taehyung ke rangkulannya, mengecupi surai coklatnya lama.

"Sudah malam. Mari tidur, hyung."
.

When love have to choose | kookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang