6|Dead Leaves

7.3K 787 43
                                    

|hyunnrc|

Warning: boyslove, yaoi, drama, angst, mature, typo(s)
.

.

.

Happy Reading!

Sore ini, hanya ada Jungkook dan Taehyung di rumah. Jimin dan Hyunwoo sedang keluar. Sepertinya Jimin ingin menenangkan diri dan berhenti sejenak untuk masalahnya.

Taehyung duduk diteras ditemani secangkir teh celup. Mengamati beberapa burung yang mencari makan di halaman depan rumahnya. Sweater tosca buatan Jimin membuatnya tak merasakan udara dingin.

Jungkook datang dengan senyum tipis diwajahnya. Seenaknya berdiri didepan Taehyung, merusak pemandangan. Taehyung mendengus.

"Kau kira badanmu kecil? Minggir, kau membuat burungnya takut." Taehyung mendongak lalu menepuk pantat Jungkook dua kali.

Jungkook tersenyum, masih ditempatnya. Mata sembab Taehyung agak mengganggu kemanisan istrinya itu.

Ia kemudian mensejajarkan diri dengan Taehyung. Menggenggam tangan yang agak dingin.

Dapat ia dengar tawa renyah Taehyung, "Wae? Uri Jungkookie appo?" Jungkook menggeleng. Menatap dalam wajah Taehyung.

Moodnya Taehyung sudah membaik untuk sekarang. Jungkook memeluknya semalaman saat tidur. Paginya Jungkook mengeluh karena lengannya yang terasa pegal.

Tak lama, Jungkook membiarkan kepalanya jatuh kepangkuan Taehyung, mengistirahatkan sebentar di sana.

Taehyung tertegun. Namun, masih mempertahankan senyumnya. Tangannya mengelus surai belakang suaminya, "Wae? Hyunwoo menggigitmu? Atau Jimin hyung mengomelimu lagi?"

Jungkook terpejam, menikmati elusan lembut dirambutnya, diselingi suara tawa Taehyung.

Hati Jungkook itu sebenarnya terbuat dari apa sih? Kenapa juga perasaannya berubah-ubah seperti ini.

Jujur, ia merasa sangat bersalah pada semuanya. Ia merasa sangat frustasi, ia hanya mengikuti instingnya malam itu. Tak berpikir bagaimana perasaan Jimin.

Tapi benar, dihatinya ada rasa ingin melindungi Jimin, untuk selalu di sampingnya.

Ya, Jungkook rasa ia menyukai kakaknya, Park Jimin.

"Hyung, aku menyayangimu."

Hanya itu yang keluar dari bibir tipis Jungkook. Diantara puluhan kata maaf yang ia simpan untuk Taehyung, hanya kalimat itu yang berhasil keluar.

Hah, apa ia masih bisa berharap dicintai oleh Taehyung?
.

.
Hamparan rumput hijau dengan wahana permainan diatasnya menyapu pandangan Jimin. Ia sedang duduk dikursi kayu dipinggir taman. Dengan berbagai tas belanja tergeletak asal disampingnya. Karena lelah bermain, Hyunwoo sudah tertidur dikereta bayinya.

Jimin termenung, sesekali menyeruput susu pisangnya. Tatapannya menerawang.

"Jinyoungie. Kau sehat kan di sana?"

Ia meletakkan kotak susunya. Tangannya ia letakkan dikedua sisi badan, menompang tubuhnya. Kepalanya jatuh tertunduk. Poninya terjuntai lurus ke bawah.

Jinyoung, maafkan Jimin ya.

Ia sudah memikirkan ini berulangkali. Setelah pelukannya dengan Jungkook terakhir kali, Jimin merasa ada yang perlu ia penuhi.

Waktu itu, perasaannya menghangat, tangisnya cepat mereda. Bisikan suara Jungkook terasa nyata ditelinganya. Ia tersenyum kecil mengingat rasa tenang yang lama tak ia dapatkan.

Jimin menegakkan kepala. Mengamati sekitar, matanya masih agak sakit karena banyak menangis. Kemudian ia menatap anaknya yang lelap tertidur.

Hyunwoo-ya, apa eomma sudah jatuh pada suami samchon?
.

.
Sepuluh hari setelah kepergian ibu mereka, "Selamat pagi hyung."

Jungkook semakin mengimpit tubuh itu. Wajahnya penuh seringai. Masih dini hari, didapur.

"Eh, hei tungg--"

Bibir tipis Jungkook mengecupnya lagi. Mendiamkan cukup lama, lalu bergerak mendominasi. Tangan Jungkook menarik pinggangnya mendekat.

Bibir Jungkook bergerak. Menggigit bibir hyungnya pelan, lalu melesakkan lidahnya. Bertarung panas saat tangan hyungnya sudah melingkar di leher, meminta lebih.

"I fckn' need u to play with me, Jim hyung." bisiknya rendah.

Jimin balik menyeringai, "Not here, Jungkookie."

Terlalu pagi untuk Jungkook dan Jimin menyerah.
.

.
TBC

note: a-yo! :v lancar puasa? semoga deh:)

engg.. mau ngomong apa ya?._. sarangeee~ pokoknya terimakasih buat yg masih nunggu ff absurd ini:'3

banyakin doa buat taehyung:'( /plakk

selamat nunggu buka ya, bye~

01 Juni 2017 (Selamat Hari Lahir Pancasila)

When love have to choose | kookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang