12

709 78 12
                                    

"Dengar, ya, sekarang tidak ada yang bisa kau lakukan. Sekarang akulah yang menguasai dirimu, Verrel. Tidak akan ada yang bisa membuatmu terlepas dariku sebelum aku--"

Brak!!

Pintu ruangan itu terbuka dengan keras. Nampak Nata yang terlihat marah, dengan Yuki yang berada dibelakangnya. Cerry langsung menatap mereka dengan pandangan meremehkan.

"Siapa yang bilang, hah?! Aku ada disini, untuk menyelamatkan Verrel!!" kata Nata.

"Oh, ya ampun! Aku takut sekali, uh!" Cerry menampakkan akting pura-pura takutnya, kemudian terkekeh. "Sorry, ya, walaupun kau datang sekalipun, aku nggak takut"

"Dan sekarang, gue datang!" Natasha melangkah mendekat, ia melemparkan tatapan tajamnya pada Cerry.

Cerry merasa panas, entah mengapa, tapi Natasha terlihat menakutkan meski terlihat sangat tenang.

"Ayolah, kenapa lo mundur saat gue mendekat?" tanya Nata, ia tersenyum meremehkan.

"Aku tidak mundur!" Cerry berusaha terlihat tenang saja. Nyalinya mendadak ciut.

Cerry mundur terus, hingga terhimpit di tembok.

"Berenti! Kau nggak punya urusa--"

"Apa? Gue punya urusan, karena lo udah bermain-main sama suami gue!" ucapan itu terlontar begitu saja, dari mulut Nata.

Verrel menatap kagum pada Nata. Ia cukup yakin, Cerry takut pada Nata, jadi dia tidak mau bertindak apalagi badannya sudah sangat pegal.
"Gue bingung, sih, harus ngasih lo pelajaran kayak apa. Tapi lo itu!" Nata menunjuk dada Cerry, "udah keterlaluan! Please deh ya, Yuki nggak pernah ikut andil dalam pembullyan adek lo!"

"Kau nggak bisa melakukan apapun, Natasha. Kau nggak bisa macam-macam padaku" kata Cerry.

Natasha mengangkat sebelah alisnya, "Oh ya?"

Plak!!

Nata menampar Cerry dengan keras. Sangat keras, saking kerasnya, Cerry sampai mengerang dengan keras dan memegangi pipinya yang memerah.

"Gue akan ngelakuin apa yang lo lakuin ke Verrel. Ah, pasti menyenangkan bisa menyiksa lo" kata Nata.

"Na-Nata.." Yuki bingung ingin berbuat apa.

Nata kalau sudah dikuasai amarah, tidak bisa dihentikan.
Cerry merasa kakinya bergetar, ia bahkan tak bisa berkata sepatah katapun. Tidak bisa, sedikitpun. Padahal ia ingin sekali, memukuli bahkan mencabik-cabik wajah Nata. Tapi mengapa ia tak bisa? Melihat Nata saja rasanya sudah membuatnya ketakutan setengah mati. Ada apa dengannya?

"Gue tahu lo takut. Gini aja ya, gue akan mengampuni lo asal lo nggak gangguin Yuki atau Verrel atau siapapun lagi. Kalau lo berani, ya, gue nggak akan segan memukuli lo" kata Nata.

Hawa intimidasi Nata pada Cerry begitu kuat. Cerry menenggak ludahnya dengan susah payah. Sebenarnya, Nata ini kenapa bisa membuatnya takut?

"Lo setuju, kan?" kata Nata.

Cerry mengangguk lesu.

"Bagus. Nama lo siapa? Gue akan selalu inget wajah lo. Kalau lo berani macem-macem, seluruh teman preman gue akan menghabisi lo" kata Nata.

"Namaku, Cerry Alitta" kata Cerry.

Tumggu! Nata seperti pernah mendengar nama itu, Cerry Alitta.

"Brengs*k! Lo ngapain dia, hah?! Beraninya lo!"

"Dia adik yang nggak tahu malu! Dia pantas mendapatkan tamparan ini!"

"Dia adikmu? bodoh!" Nata menarik kerah gadis dihadapannya.

Exchange 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang