7

853 96 0
                                    

Cerry akhirnya bisa bebas seusai menjalani beberapa proses perjanjian. Cerry sudah menduga, kalau ia bisa bebas dengan mudah hanya dengan mengandalkan uang.

Chika menjemput Cerry dengan menggunakan mobil. Ia memang mempunyai mobil yang dibelikan Cerry untuknya.

"Kau sudah ijin, kan di Yuki? Dan kau juga bisa pastikan ia tidak mengikutimu kan?" tanya Cerry begitu berada di dalam mobil

"Tentu saja tidak. By the way, kenapa kau bisa bebas secepat itu?" tanya Chika

"Karena uang. Orang bisa melakukan apapun dengan uang, bahkan keadilan pun dibeli dengan uang. Karena dulu aku dan adikku tak begitu punya banyak uang, akhirnya ia ditindas. Bahkan kau pun, membutuhkan uang, ya kan?" kata Cerry

Munafik kalau Chika mengatakan tak butuh uang. Nyatanya, Chika menuruti semua perintah Cerry untuk uang. Uang itu juga untuk keluarganya, bukan untuk hal macam-macam.

"Ya, semua orang butuh uang" kata Chika dengan singkat

"Omong-omong, aku mendapatkan berita baru tadi. Saat aku ke kampus Yuki, aku mendengar gosip tentang Yuki yang merupakan mantan seorang cowok bernama Verrel. Katanya, Yuki sangat mencintai Verrel, namun ia justru menikah dengan Stefan, mantan dari sahabatnya, Natasya. Sebaliknya, Natasya itu menikah dengan Verrel" kata Cerry

"Mungkin itu sebabnya mereka tak pernah akur" kata Chika

Cerry tiba-tiba terpikir akan sesuatu. Sebuah ide, yang sangat licik.

"Aku punya suatu ide. Untuk sekarang, aku tak mau memberikan penyiksaan secara langsung" kata Cerry, senyuman sinis itu terukir di wajahnya

"Apa maksudmu?" tanya Chika

"Kita siksa Yuki, namun bukan dengan tangan kita. Kau ikuti perkataanku, oke?"

Chika hanya mengangguk pasrah.
***

Chika kembali ke rumah Yuki.

"Lama sekali ya perginya, darimana saja?" tanya Yuki

"Ngg.. Maaf, nyonya.. Tadi sedikit macet" kata Chika

"Ya sudah, pergilah mengerjakan tugasmu" kata Yuki

Chika mengangguk dan meninggalkan Yuki.

"Lo udah kayak ibu-ibu rempong deh!" kata Stefan, ia berdiri di belakang Yuki

Yuki berbalik, kaget dengan keberadaan Stefan. Ia bersedekap dada dan menatap Stefan tajam.

"Gue gak mau jadi ibu-ibu!" kata Yuki

"Gak berarti iya. Apa ini kode ya.. Hmm.." Stefan menggoda Yuki

"Apa sih lo? Masih kuliah udah mikirin itu aja!" kata Yuki

"Tuh kan, lo sendiri yang mikirin itu. Gue aja gak bilang kok, lo udah berpikiran. Ngaku aja deh!" kata Stefan

"Ish! Lo ngeselin!" kata Yuki yang sejujurnya jadi merasa malu

"Aduh, istri gue ini keliatan deh kalau malu" kata Stefan

Apa? Istri? Memang sudah beberapa kali Stefan mengucapkan hal itu, namun kali ini beda.

"Tauk ah! Minggir gak ?"kata Yuki, ia melangkah ke kanan, namun Stefan tetap menghadangnya

"Gak mau!" kata Stefan

"Terus mau lo apa?" tanya Yuki

Stefan tiba-tiba saja melangkah maju, ia langsung melingkarkan kedua tangannya di pinggang Yuki.

"Apa-apaan lo?" tanya Yuki, ia berusaha melepaskan diri namun tak bisa, "lepasin! Ish!" Yuki memukul-mukul dada Stefan, namun Stefan tak melepaskan Yuki

Exchange 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang