Berubah?

3.2K 199 1
                                    

Alen beberapa kali merubah posisi tidurnya. Sebenarnya bukan kerena kasur Alen yang tidak nyaman tapi pikirannya lah yang sedang tidak nyaman.
Sudah sejak 2 jam yang lalu Alen menatap layar ponselnya yang tak kunjung berbunyi.

Ini sudah dua hari berturut turut David tidak menelponnya ketika akan tidur. Apa tunangannya itu terlalu lelah? Atau lebih buruknya adalah karena melupakan kebiasaannya untuk menelpon.

Menduga duga hal yang tidak pasti seperti ini membuat Alen semakin gelisah.

Apa lebih baik aku menelponnya terlebih dahulu.

Alen mengambil ponselnya yang dia letakkan disampingnya dan kemudian mendial nomer David.

Tut
Tut
Tut
Nomer yang anda tuju sedang...bla..bla

Shit! Alen mengerang kesal.
Padahal tadi telponnya tersambung tapi... Alen kemudian berfikir apakah baru saja David mereject telpon darinya.
Alen tertengun sesaat

Ini pertama kali dalam enam tahun kebersamaan mereka David menolak panggilannya.
Berfikirlah positif len.. pasti itu karena dia sedang dijalan pulang. Yaa pasti begitu.

Demi menumbuhkan pikiran positif itu Alen rela melupakan kebiasaan dari David yang akan selalu menerima telpon darinya walau dalam keadaan menyetir sekalipun. Alen mencoba memejamkan matanya dan menghitung domba yang tak terhingga.

---
Morning babe. Seperti biasa sapaan dari Stev setiap pagi membuat Alen mengumpat kesal.

"Jangan pernah mengumpat dibelakangku babe. Stev tersenyum menggoda

Kau menyebalkan Stev, bisakah kamu menyapaku biasa saja seperti kamu menyapa yang lainnya.

"Kau berbeda babe, kau istimewa. Stev mengedipkan matanya sambil berlalu dan masuk kedalam ruangannya.

Alen tak habis pikir sudah 3 bulan lebih dia sekantor dengan Stev tapi dia masih belum bisa terbiasa dengan tingkah atasannya itu. Terlalu menyebalkan dan manis.

Alen kembali mencoba fokus dengan pekerjaannya tapi nyatanya tidak bisa. David belum menelponnya pagi ini.
Sebenarnya Alen ingin menelpon David lagi tapi dia terlalu takut jika harus memgulangi kejadian tadi malam yang sukses membuatnya menghitung domba semalaman.

Tak lama kemudian Alen melihat Stev keluar dari ruangannya sambil menerima telpon dari seseorang dan mendekat ke arahnya. Alen pura pura cuek dan kembali menatap laptopnya.

"Baiklah, tidak aku rasa akan selesai sebentar lagi
...
"Yaa tinggal menunggu beberapa design lagi dari Alen.
...

Alen yang merasa Stev menyebutkan namanya jadi penasaran dengan siapa Stev mengobrol ditelpon. Terlihat serius tapi santai. Alen menajamkan pendengarannya.

"Dia bekerja sangat baik. Stev mengucapkan itu sembari mengedipkan matanya pada Alen.
Dan Alen memutar bola matanya malas.

...
"Aku akan menjaganya dav

Deg..
Apakah Stev sedang mengobrol dengan David?

"Kau mau berbicara dengannya?
...

Kata kata Stev sukses membuat tubuh Alen menegang, dia berharap David bilang iya

"Baiklah..baiklah..
...
"Kau jangan terlalu sibuk. Hubungilah dia. Dia terlihat sangat muram dua hari ini.

Alen langsung mengerti, David tak mau berbicara dengannya. Perasaan sedih dan kesal merasuki pikiran Alen.

"Aku akan menjaganya seperti menjaga kekasihku sendiri.
Stev tertawa kemudian memasukkan polselnya kedalam kantong.

"Kau dengarkan len, tunanganmu menyuruhku untuk menjagamu. Ahh, padahal aku sudah berencana move on darimu. Sekarang David malah menyuruhku menjagamu. Bagaimana ini?
Ucap Alen sambil terus berlalu meninggalkan Alen.

Kenapa aku merasa David agak berubah ya? Tak disadarinya air matanya telah menetes dan aalen langsung menyekanya dengan tisu. Dia paham betul sekarang dia masih berada dikantor dan dia harus menyimpan tangisannya sampai dia tiba dirumah.

Ya memang Alen sudah mengetahui perasaan Stev terhadapnya. Satu bulan yang lalu saat mereka sedang makan siang berdua Stev mengungkapkan perasaannya pada Alen. Tentu Stev mengatakan itu bukan untuk menuntut jawaban dari Alen tapi hanya karena Stev tak mau menyimpan perasaan itu sendiri.
Stev berkata " akan lebih mudah bagiku jika aku mengatakan perasaanku padamu daripada aku harus menyimpannya sendiri. Terlalu sakit jika aku harus melupakan perasaanku tanpa memberitahukannya padamu"
Alen sempat berfikir akan menjauhi Stev tapi kemudian dia berfikir itu sangat kekanakan. Lebih baik mereka tetap berteman seperti biasanya seperti sekarang. Walau dia harus tahan dengan semua gombalan beracun dari Stev.

******

Up malam malam begini. Hee
Semoga ada tetep baca yaa..

Jangan lupa Votenya yaaa.
Salam manis

Minmiee

CintAku Yang TERBAIK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang