Profesional

3.1K 239 2
                                    

Tiga hari masa cuti untuk orang yang sedang patah hati telah usai. Alen mematut dirinya didepan sebuah cermin besar. Kemeja marroon dan blazer hitam serta rok di atas lutut dengan warna senada.

Oke aku sudah siap. Ayo Alen kamu pasti bisa, hari ini pasti bisa semangat. Hidup kamu pasti bisa berlanjut tanpa Dav.

Alen mencoba menyemangati dirinya sendiri.
Tak lama terdengar suara klakson mobil.

Tin..
Tin..
Tin..

Eh, siapa yang bertamu pagi pagi gini? Ga mungkin itu David kan jemput aku. Alen segera berlari ke pintu dan membukanya.

Hmm.. ternyata kamu Stev.
Stev sekarang sedang tersenyum dari dalam mobilnya. Dia memberi kode pada Alen agar cepat naik.

Oke baiklah, aku memgambil tas ku dulu.

Alen masuk ke dalam mengambil tas dan segera mengunci pintu rumahnya.

Stev membukakan pintu ke mobilnya dan mempersilakan Alen masuk.

Jadi, ada apa Bapa Stev yang tampan ini menjemput saya ?

"Hmm, aku adalah seorang boss yang baik nona. Aku tak mau membiarkan salah satu karyawan terbaikku yang baru saja patah hati ini ada apa apa dijalan karenaa.. Stev menghantungkan kalimatnya

Karena apa Stev? Alen penasaran

"Karena melamunkan kekasihnya yang brengsek . Ucap Stev

Ahaha.. kamu ini ada ada aja Stev. Aku ga akan sebodoh itu. Bagiku sudah cukup waktu tiga hari yang kau berikan untuk aku menangis, melamun dan meruntukki diriku sendiri. Aku pasti baik baik saja. Alen tersenyum ke arah Stev.

"Oke baiklah tapi biarkan selama seminggu ini aku yang mengantar jemput kamu. Oke?

Alen memutar matanya. Ya ya ya baiklah. Aku menurut saja jika itu yang terbaik menurutmu.

Stev tertawa mendengar jawaban Alen.

"Anak pintar. Stev mengelus puncak kepala Alen dengan tangan kirinya.

Stev melihat ke arah Alen yang tengah memperhatikan ramainya jalan lewat jendela mobilnya.

Semoga selamanya aku bisa mengantar jemputmu Alen

---
"Alen hari ini kita akan meeting dengan kantor pusat. Kamu siapkan semua berkasnya ya. Setengah jam lagi saya tunggu kamu.

O..oke pa Darwin.

"Baiklah saya permisi dulu.

Pa Darwin pun pergi menjauh dan Alen masih menatap ke arah perginya pa Darwin tadi. Dalam pikirannya berkecamuk..apakah dia harus ikut rapat atau tidak. Kalau iya dia pasti akan bertemu dengan David. Semenjak pertengkaran mereka waktu itu David tidak pernah datang menemuinya atau menanyakan keadaannya lewat telpon atau pesan. Dalam pikiran Alen mungkin hubungan mereka sudah berakhir. Alen merasa dia tak cukup pantas untuk bersama David atau malah sebaliknya.

Alen menghela nafasnya kasar.

"Sudah lo ikut aja meeting. Kamu harus bisa tunjukkin pada David kalau kamu bisa tanpa dia. Ucap Nitha yang tiba tiba datang ke mejanya. Mungkin Nitha mendengar kata kata pa Darwin tadi dan menyadari bahwa Alen sedang melamun.

Tapi gue masih belum siap tha. Gue takut pas melihat wajah Dav dan Cindi gue pengen cakar mukanya. Alen terlihat nyengir

"Ya kalau lo mau nyakar Cindi gue ikutan deh. Gue juga empet banget liat tu muka si ganjen, sumpah. Ucap Nitha menggebu gebu.

Hehe. Ga lah, gue bukan cewe kasar tha. Gue cewe berpendidikan yang ga mungkin berbuat malu maluin gitu.

"Ya kali aja. Kalau lo butuh bala tentara buat hancurin wajahnya, gue siap ko. Nitha tersenyum lebar.

Makasiih ya tha. Lo temen yang baik banget deh. Gue udah memutuskan akan bersikap seprofesional mungkin setiap kali bertemu dengan mereka. Ucap Alen mantap.

"Nah gitu dong. Gue dukung lo terus ko.

Oya gue nyiapin berlas dulu nih yang mai dibawa. Pa Darwis nungguin gue.

"Semangatt. Nitha memeluk Alen singkat.

---
Oke Alen kamu bisa.

Sebelum berangkat Alen membawa berkas berkas itu dengan tangan kirinya dan tiba tiba dia melihat sebuah cincin berlian melingkar dijari manisnya.

Aku ga membutuhkan tanda palsu ini. Alen melepas cincinya dan menarohnya ke dalam tas.

Alen pergi ke kantor pusat dengan pa Darwis. Selama perjalanan Alen hanya menatap ke arah luar jendela. Banyak hal dalam pikirannya. Termasuk sikapnya nanti jika bertemu dengan Dav.

Tak terasa mobil mereka telah parkir di halaman lobi kantor pusat dimana Dav berkantor dan si jalang itu bekerja. Huh!

Alen memasuki gedung itu dan mendapat banyak sapaan dari para karyawan karena mereka tahu kalau Alen adalah tunangan dari boss mereka.

Di dalam ruangan rapat Alen sudah menyiapkan berkasnya dan yang lebih penting adalah mentalnya.

"Selamat siang semua.

Semua mata tertuju pada orang yang memberi salam itu. Dengan jas berwarna biru dongker dan kemeja putih serta dasi yang senada dengan warna jasnya membuat David terlihat tampan seperti biasanya. Tapi ada yang merusak suasana yaitu si sekertaris ganjen itu yang menempel dibelakang Dav.

David yang menyadari keberadaan Alen pun menatapnya intens.

Dia terlihat cantik seperti biasanya.

Alen yang menyadari itu langsung memecah keheningan.

Bisa kita mulai kan.

"Oh..iya tentu.

Selama rapat berlangsung Alen tetap fokus pada apa yang sedang GM sampaikan tapi tidak dengan David, dia terus menatap Alen dengan tatapan memuja.

Cindi yang menyadari itu langsung memegang tangan David yang berada dibawah meja. David terkejut dan segera menetralkan kembali wajahnya.

Sebelum berangkat meeting tadi Alen sengaja sedikit berdandan agar bisa terlihat sedikit mencolok dari biasanya.

"Oke meeting kita hari ini selesai sampai disini. Semoga proyek kita bisa sukses. Selamat siang.

"Dan sebelum meeting ini ditutup saya akan mengajak kalian semua makan siang bersama. Kata kata dari Dav langsung disambut senang oleh semua peserta rapat tapi tidak dengan Alen. Wajahnya datar saja.

Sial, dia malah ngajak makan siang bareng. Gue harus bisa kabur. Batin Alen

Setelah membereskan berkasnya Alen bergegas masuk ke dalam lift. Dia berjalan cepat menuju parkiran mobil. Alen telah beralasan bahwa dirinya sedang tidak enak badan dan pa Darwis menyuruh Alen membawa mobilnya pulang ke kantor.

Saat berjalan menuju parkiran tangan kiri Alen dicekal oleh tangan seorang laki laki.

******

Alhamdulillah aku masih bisa nulis disela sela ngerawat suami tercinta..hehe

Semoga suka dan jangan lupa beri VOTE dan KOMEN kamu yaa...

Makasihh

Salam manis

Minmiee ^^

CintAku Yang TERBAIK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang