Alen dan David

3.4K 229 14
                                    

Alen mengerjapkan matanya ketika cahaya matahari yang masuk melalui sela sela gorden kamarnya itu begitu menyilaukan. Tubuh Alen terasa pegal dan perutnya keroncongan, karena ntah kapan terakhir kali dia makan. Yang Alen ingat hanya rasa sakit dihatinya yang melebihi rasa laparnya itu.

Alen bangun dari kasurnya dan memijit mijit bahunya. Saat akan beranjak dari kasur empuknya Alen melihat selembar kertas yang diselipkan di antara lampu tidurnya.

"Aku akan memberikanmu cuti selama 3 hari. Anggap ini adalah cuti untuk karyawan yang sedang patah hati "

Tanpa disadarinya seutas senyum terukir di bibir Alen. Alen sangat tau itu pesan dari siapa.

Alen segera meraih ponselnya yang sudah dia matikan sejak 2 hari yang lalu. Banyak misscall dan pesan yang masuk. Ada beberapa dari 2 temannya Risa dan Nitha tapi yang menarik perhatian Alen adalah panggilan David.

Dia menelponku tapi tidak memcariku, ya aku rasa dia sudah tidak memerlukan aku lagi.

Alen menulis pesan untuk Stev

To. Stev
Kamu boss yang baik ^^

Tak butuh waktu lama untuk mendapat balasan dari pria itu. Ponsel Alen berkedip

From. Stev
Aku memang boss yang baik dan teman yang baik.

Alen tersenyum melihat pesan dari Stev.
Kamu selalu bisa membuat suasana hatiku menjadi baik Stev. Kenapa bukan kamu saja yang aku cintai ? Aahh sudahlah, lagi pula cinta itu tak bisa ditebak datangnya kapan dan untuk siapa.

Alen beranjak dari kasurnya dan mengambil anduk lalu pergi mandi.

---
"Apa kamu baik baik aja sayang ? David memeluk tubuh Alen mesra. Sedangkan Alen hanya berusaha mengukir senyum dibibirnya walau terkesan sedikit terpaksa.

Pagi ini David kembali menelponnya dan memaksa untuk bertemu dengan alasan kangen. Dia terkejut karena Alen berada di rumah bukan di kantor. Alen hanya beralasan bahwa dia sedang tidak enak badan.
Tadinya David akan membawanya ke dokter tapi alen menolak.

Aku gapaa ko hon. Oya, bagaimana dengan meetingmu kemaren ? Apakah lancar? Alen membalikkan tubuhnya dan sekarang dia berhadapan dengan David.

"Hmm..ya lancar. Seadainya kamu yang menemaniku waktu itu pasti lebih menyenangkan.

Alen mendengus dalam hati.

Tapi pasti akan lebih menyenangkan jika Cindi yang menemanimu hon. Alen manarik tangan David dan menuntunnya untuk duduk di sofa.

"Tidak begitu sayang, pasti lebih menyenangkan jika itu kamu. David mengusap kepala Alen. Padahal tubuhnya menegang saat Alen mulai menanyakan soal meetingnya. Tapi David berusahan menutupinya.

Tapi kenyataannya tidak begitu hon. Kamu terlihat rilex dan menikmati jika bersama Cindi. Alen bersandar pada dada David.

"Maksud kamu apa sayang? David mulai terpancing dengan kata kata Alen.

Alen segera membenarkan posisi duduknya dan menatap David lekat lekat.

Jawab aku jujur honey. Apa hubunganmu dengan Cindi?

Jeddaaarr!!!

Berasa tersambar petir. David terkejut bukan main. Dia bingung harus menjawab apa dan darimana Alen mengetahui hubungannya dengan Cindi. Apakah Alen melihat mereka. Ataukah ada seseorang yang telah memberitahukan semuanya pada Alen.

"Hubungan antara bos dan sekertarisnya sayang. David menarik tangannya dari bahu Alen dan sekarang menumpukannya pada lutut.

Hubungan seperti apa yang terjalin antara bos dan sekertarisnya? Alen memegang tangan David.

"Maksud kamu apa sih sayang? Masa kamu ga ngerti bagaimana hubungan sekertaris dan bosnya. David terlihat kesal.

Apa ada dalam kontrak kerja kalian seorang sekertaris harus bergelayut manja dan seorang bos boleh memeluk bahkan mencium sekertarisnya??

Pertanyaan Alen sukses buat kepala David terasa tertimpa ribuan ton batu.

"Sayang kamu jangan dengarkan apa yang orang katakan padamu. Percaya aku sayang. David memeluk tubuh Alen.

Jawab aku hon?

"Katakan sama aku siapa yang kasih tau kamu? Bilang ke aku sayang.

Jawab saja pertanyaanku David!

"Hey.. sayang sebenarnya ada apa? Jangan percaya dengan apa yang kamu dengar.

Tapi aku percaya dengan apa yang aku lihat Dav.

"A..a..apa. melihat? Kamu mengikutiku? David tergagap. Dia sangat tidak siap jika harus mengatakan semuanya pada Alen. Dia tak mau kehilangan Alen.

Iya, aku mengikutimu Dav, aku tak mau hanya termakan kabar ga jelas. Akhirnya aku pergi ke Bandung sendirian dan melihat semuanya
Air mata Alen tak tertahankan lagi. Dia menangis
Sejak kapan? Jawab aku Dav

David mengacak fruatasi rambutnya.

"Sebulan yang lalu. Ucap David lirih.
Aku sungguh menyesal sayang, aku termakan rayuan Cindi.

Ga usah mencari kambing hitam Dav. Kamu jelas menikmati setiap sentuhan dari Cindi dan apakah kalian pernah tidur bersama??! Alen sudah hampir berteriak dalam mengucapkan setiap kata itu. Emosinya benar benar tak bisa dikendalikan lagi.

Jawab Dav. Alen menggoncang goncang tubuh David yang hanya diam mematung.
Jawab Dav! Jawab. Tangis Alen semakin kencang.

Dan akhirnya David menganggukkan kepalanya.
Alen meraung menangis melihat jawaban David.

Kamu jahat Dav. Jahat. Alen memukuli dada David.

Entah setan apa yang merasuki David, pikirannya kalut dan dia berkata
"Ini semua salah kamu Alen, kamu ga pernah ngasih apa yang aku mau. Kamu selalu menolak. Apa aku salah jika aku berfikir jika kamu tidak mencintaiku?

Plak!

Alen menampar pipi David.
Enam tahun dav..enam tahun aku bersamamu dan setia padamu. Apa itu belum cukup bukti? Apa selama ini kamu hanya menilai sebuah hubungan hanya dari atas tempat tidur? Apa hanya itu yang ada dipikiranmu hah?!

David memegang pipinya yang merah. Bahkan bukan hanya pipinya yang tertampar tapi juga hatinya.

"Aku minta maaf tapi aku tetaplah seorang laki laki yang memnutuhkan itu Alen. Aku harap kamu mau mengerti aku. Jika aku tidak bisa mendapatkannya darimu maka aku akan mencari ditempat lain.

Kalau begitu maaf Dav. Aku tidak bisa lagi bersamamu. Alen melepaskan cincin tunangan mereka dan menaruhnya ditelapak tangan David. Kita putus.

David hanya terdiam dan tak menjawab apapun. Dia mengenggam cincin itu kemudian menaruhnya kembali ketangan Alen dan beranjak pergi.

Alen menatap punggung David sampai menghilang dibalik dinding.
Seketika tubuhnya ambruk dilantai. Alen menutup wajahnya dengam kedua telapak tangannya. Dia menangis sekencang kencangnya

Aaarrrgggghhhh...

******

Gimana di part ini, ada udah cukup menguras emosi? Kesel ga sama David ??

Komen doonggg..hehe
Dan Vote juga yaaa..

CintAku Yang TERBAIK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang