Alen

3K 192 0
                                    

Sekarang udah senin lagi, waktunya bekerja lagi.. Alen mensyukuri ini karena setidaknya dia bisa melupakan rasa sedihnya sejenak.
Alen menatap pergelangan tangannya yang memar, masih bisa terlihat ada bekas merah kebiruan disana.

"Hai babe, nanti kita makan siang bareng ya. Ucap Stev sambil berlalu keruangannya tanpa meninta persetujuan darinya.

Apa apaan sih Stev selalu seenaknya sendiri. Alen kembali menatap layar laptopnya. Masih banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan.

---
"Jadi bagaimana dinnermu babe? Apakah menyenangkan?

Alen tercekat mendengar pertanyaan Stev. Ehem.. yaa menyenangkan lah Stev.

"Benarkah? Kalian dinner dimana? Stev mencoba mengorek informasi

Mood Alen langsung down.
Bisakah kita membahas yang lain saja Stev? Alen mengaduk ngaduk minumannya dengan sedotan.

"Apa? Kenapa? Jangan jangan David membatalkan dinner kalian yaa? Selidik Stev

Yaa tidak juga sih. Kami menghabiskan malam bersama ko, hanya saja di apartemen David.

"Hanya itu? Tidak ada dinner romantis? Stev tak percaya David berbuat seperti itu. Apa dia tidak bisa melihat rona bahagia Alen saat akan di ajak dinner.

Yaa begitulah. Ucap Alen lirih
Tak lama makanan yang mereka pesanpun datang.
Alen yang sudah sangat lapar sudah tak sabar ingin melahap ayam lalapan yang dia pesan.

Dia tak sadar kalau dari tadi Stev terus melihatnya. Stev merasa bersalah tidak memberitahukan perselingkuhan David dan Cindi.

Wah, ini pasti enak. Alen sangat bersemangat dan dia kenyingsingkan lengan baju hemnya hingga ke siku. Dia akan makan ayam ini dengan tangan, begitu lebih nikmat ucap Alen.
Tanpa sadar Alen memperlihatkan pergelangan tangannya yang membiru dan saat Alen akan menyuapkan nasinya.
Hup..

Stev menangkap tangan Alen.
"Apa ini ? Stev menatap tajam ke arah Alen seakan menuntut jawaban.

Emm..i..itu..emm.. karena aku..aku..ga sengaja menyenggol lemari saat aku sedang tidur. Alen langsung manarik kembali tangannya.

"Aku tidak buta Alen. Aku bisa lihat itu luka memar, seperti bekas cengkraman tangan.

Alen tercekat tapi kemudian kembali makan.

"Apa David yang melakukannya?

Alen terdiam tapi kemudian kembali melanjutkan makannya.

"Sudah kuduga. Apa yang membuatnya melakukan itu? Berani beraninya dia berbuat itu padamu len. Stev mengeraskan rahangnya

Sudahlah Stev, dia sudah minta maaf dan lagian aku gapapa ko. Sebentar lagi sembuh. Walau mungkin luka hatinya sulit akan sembuh

"Tapi aku ga bisa maafin dia gitu aja. David benar benar keterlaluan. Stev sangat marah bahkan melupakan makan siangnya.

Sudahlah Stev, aku bilang aku gapapa kan. Sekarang habiskan makananmu. Aku ga mau mubazir. Ucap Alen acuh

Kurang ajar kamu Dav. Kamu sudah berani bermain fisik. Lihat saja nanti, kalau kau melukainya lagi maka aku akan menghabisimu brengsek!

---
Alen.. Alen.. Alena Salsabilla..
Stev terus memandang foto Alen dilayar ponselnya. Dia sengaja mengambil foto Alen diam diam karena kalau minta langsung pasti Alen akan menolak.

Tiga bulan yang lalu aku memang berkata bahwa aku akan melupakanmu dan hanya akan menjadi pengagummu dari jauh tapi sepertinya aku akan berubah pikiran babe.. David sudah menyia nyiakan kesempatannya. Sekarang giliranku untuk bisa membahagiakanmu.

Drrt
Drrt

Hallo

"..."
Bagaimana?

"..."
Hmm, begitu..teruskan saja penyelidikanmu.

"..."

Stev mematikan sambungan telponnya dan menyeringai.

Dasar bodoh kamu Dav. Bisa bisanya kamu tergoda sama wanita seperti Cindi. Yaa, apa aku harus mengingatkanmu atau aku biarkan saja dulu sebagai tontonan menarik. Sampai waktunya tiba dan bukti sudah ditanganku.

Stev mengambil jas yang digantungnya dikursi kemudian pergi meninggalkan ruangannya.

---

CintAku Yang TERBAIK (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang