Hoseok tertidur di kursi taman. "Astaga! Aku ketiduran!"
Awalnya ia berniat menunggu Namjoon untuk menjemputnya namun yang ditunggu tak kunjung datang sehingga ia pun ketiduran.
"Aku akan membunuhmu, Namjoon!"
Dan ia pun segera berlari menuju kelas.
Sementara itu, Yoongi telah duduk di salah satu meja yang ad di kantin tanpa menyentuh makanannya sama sekali.
Lalu dua orang berteriak dari dua arah, "Hyung!"
Akan tetapi teriakan itu sama sekali tidak membuatnya menoleh. Malahan ia mulai menyantap makanan dihadapannya.
"Hyung~ kau ikut kan? Taehyung-hyung bilang kau tidak ikut," rengek Jungkook.
"Ikutlah dengan kami hyung~ demi aku~", sambung Jimin sambil memasang puppy eyesnya yang memikat.
Lantas Yoongi langsung melemparkan tatapan tajam, "Memangnya kau siapa?!"
Mendengar hal itu, Jungkook tertawa sampai terpingkal-pingkal. Sedangkan Jimin hanya memasang wajah cemberutnya.
Tak lama kemudian, datang lagi 2 makhluk. Taehyung terlihat mengambil posisi untuk merebut makanan Yoongi.
"Coming to papa, food~" ucapnya dengan senyum ala ciri khasnya.
Yoongi yang sadar akan keselamatan makanannya yang terancam, langsung menyelundupkan semua sisa makanannya ke mulut.
Jimin dan Jungkook yang melihat tingkah Yoongi pun melongo karena ia biasanya bukanlah orang yang seperti itu.
"No no no no....!", pekik Taehyung.
Semua orang di kantin kini menoleh pada Taehyung. Namjoon yang merasa malu karena menjadi perhatian, langsung bergabung di meja Yoongi.
"Kita langsung berkumpul sepulang sekolah, kan? Jadi dimana kita berkumpul?" Ungkap Namjoon membuka percakapan.
"Kalian duluan saja, aku akan menyusul nanti," kata Yoongi.
"Memangnya ada apa, hyung?'' Tanya Jungkook mulai penasaran,
"Kita pergi bersama saja."
Jungkook terus merengek agar bisa pergi bersama.
Yoongi menghela napas pelan, "Aku ada urusan."
"Kalau begitu aku ikut!" Usul Jimin dengan sigap. Jungkook pun ikut-ikutan dengan menunjuk tangan.
Tiba-tiba Taehyung datang dengan membawa serta satu nampan besar makanan. Ia pun mengambil posisi duduk di samping Namjoon.
"Hyung, bolehkah aku minta satu?" Pinta Jungkook.
Taehyung terlihat berpikir, "Sudah banyak calon food-ku yang tewas, aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi lagi. Mianhe, Kookie-ya."
Mendengar jawaban Taehyung membuat Jungkook menundukkan kepalanya. Dengan cepat Jimin pun mengelus kepala Jungkook dengan lembut, "Ambil punyaku saja, Kookie-ya."
Jimin pun menyodorkan nampan makanannya.
Selang beberapa menit, bel pun berbunyi. Mereka semua kembali ke kelas masing-masing.
Sesampainya di kelas, Namjoon hampir tersungkur karena mendapat pukulan dari belakang. Dan ternyata, pukulan itu berasal dari Hoseok.
"Ya! Kenapa kau tidak menjemputku!?! Aku jadi ketinggalan pelajaran!" Bentak Hoseok.
Namjoon mengangkat bahunya, "Yah, siapa suruh kau keluar. Padahal tadi Yoongi-hyung sangat keren."
Dan Hoseok pun langsung mengarahkan pandangan pada Yoongi. "Benarkah? Apa yang terjadi!?!"
"Tanya saja langsung pada Yoongi-hyung."
Hoseok pun cemberut karena sadar tidak mungkin hyung magernya itu akan menjawab pertanyaannya. Kemudian guru pun masuk dan mereka langsung kembali ke tempat duduk.
"Hei, Seok-i.. Nanti kita berkumpul di gerbang sekolah setelah pulang," bisik Namjoon. Hoseok pun langsung meng-oke kan dengan jarinya.
Sepulang sekolah, mereka berkumpul di gerbang. Yoongi pun pamit karena ada urusan.
"Kalian tunggu saja aku di toko, aku akan datang nanti," ucap Yoongi.
"Kita barengan aja, hyung." Pinta Jungkook lagi.
Mereka terus memaksa Yoongi untuk tetap ikut. Yoongi yang lelah dengan paksaan itu pun berakhir membiarkan mereka ikut.
Di perjalanan Yoongi hanya diam mendengar celotehan teman-temannya.
"Kita mau kemana?" Tanya Hoseok.
"Diam dan teruslah berjalan," kata Yoongi tanpa menoleh.
Semuanya pun tertawa karena melihat nasib Hoseok. Mereka terus tertawa hingga sampai di sebuah sekolah menengah pertama.
"Kenapa kau ke sini, hyung? Apa *yeojachingu mu di sini?" Tanya Jimin keheranan.
Tak jauh dari sana, terlihat seorang bocah berlari menuju arah mereka. Mereka semua pun heran karena bocah itu berteriak, "Hyung!"
"Gimana?" Yoongi menghampiri bocah itu.
"Beres, hyung." Ungkap si bocah dengan wajah yang sangat senang.
Lalu, perhatiannya teralih pada keenam *namja yang ada di belakang hyung-nya.
"Mereka siapa, hyung?"Yoongi pun menoleh menatap teman-temannya, sedangkan mereka hanya membalas dengan tatapan bingung.
"Mereka teman-temanku."Mata bocah itu langsung berbinar dan penuh semangat.
"Annyeonghaseyo, hyungdeul. Naneun Min Taegi, Yoongi-hyung *dongsaengi imnida," sapa Taegi dengan ramah.
Waah..tadi Yoongi hyung tersenyum manis padanya. Aku jadi iri pada adik ini, gumam Jungkook.
Ternyata Yoongi-hyung punya adik, ya. Jimin terkejut.
Ehehe, adik itu terlihat imut sekali. Aku harus bermain dengannya, ungkap Taehyung dengan semangat di dalam hatinya sambil menampilkan senyum.
Aku harus membuatnya menjadikanku penyemangat hidupnya, ohohoho, tekad Hoseok.
Ia sangat berbeda dari Yoongi-hyung, kata Namjoon pelan.
Apa ia mengalahkan ketampananku? Jin merasa cemas.
Yoongi pun menatap teman-temannya, "Tak bisakah kalian memperkenalkan diri?"
"Oh, hello~ Panggil saja aku Tae-hyung, aku akan memanggilmu 'Egi-ya'," sambar Taehyung penuh gelora yang menggebu-gebu.
Hoseok pun tak mau kalah dan langsung mendekati Taegi, "Hai~ namaku Hoseok. Kau bisa memanggilku Hobie-hyung."
Semuanya pun mengeluh mendengar perkenalan diri Hoseok.
"Aku Namjoon. Jadi, kau bisa memanggilku Namjoon-hyung," kata Namjoon sembari mengelus kepala Taegi.
"Dan aku adalah Jimin, kau bisa panggil aku Jim-hyung."
Jungkook pun mendekat, "Hai dik, aku Jungkook. Panggil saja aku Kookie-hyung, ya."
Taegi tersenyum padanya."Lalu aku, Jin-hyung yang tampan. Kau bisa memanggilku seperti itu."
Mereka pun merasa ingin muntah mendengar ke-PD an Jin."Kalau begitu, ayo kita pergi, hyung," ajak Taegi.
"*Kajja~"
Mereka pun melenggang pergi ke toko coklat Chanyeol Ahjussi.
🐥🐥🐥
Ma'af ya kalau banyak typo.
MI : * pacar(perempuan)
* laki-laki
* adik
* ayoTerimakasih sudah membaca dan nantikan terus, ya! Arigatou~
By : chimla
KAMU SEDANG MEMBACA
Foolish
FanfictionLangkah menuntun jalan yang akan ditempuh. Kini, ia memiliki seseorang yang akan selalu dijaga. Adiknya. Dalam setiap uluran angin yang berlalu akan membuktikan bahwa kasih sayang tak akan pudar hanya dengan kata-kata. Satu harapan yang akan terbit...