Your father is danger😈

404 28 1
                                    

Mereka berjalan menuju ke rumah dengan lunglai. Tak ada satu pun yang kembali membuka percakapan.

Saat sampai di depan pintu, tangan Taegi langsung ditarik ke dalam. Sesosok yang mereka pikirkan sepanjang jalan kini tengah menyiksa Taegi. Yoongi sejenak kehilangan kesadaran, menatap sang ayah yang terus memukuli adiknya.

Kenapa.. Padahal baru saja, baru saja ia mulai tertawa..
Yah, baru saja..

"Aku melarangmu pergi ke sekolah! Kau tidak dengar aku, hah!!" Bentaknya.

"Kenapa kalian terlihat sama saja!" Ayah mereka mulai menghempaskan tubuh Taegi.

Taegi yang sudah mulai lemas dengan mata yang memerah karena menahan tangis.

"Salahkah.. Salahkah jika aku pergi!?! Apa yang ayah inginkan dariku!!?" Balas Taegi dengan suara serak.

"Kau! Kau tidak lihat!" Ayah mereka mulai menunjuk ke salah satu kamar yang terbaring sesosok wanita.

"Kau seharusnya seperti dia!"

Srrr..

Darah pada tubuh Yoongi berdesir mendengar perkataan ayahnya sendiri. Ia sedikit berlari dan-

Bug!

"Diamlah, kau!" Ucap Yoongi dengan mata yang dipenuhi air mata.

"Kau memukulku!!? Anak kurang ajar!" Satu tamparan akan terlayang pada Yoongi.

Tapi malangnya, tamparan menyakitkan itu sama sekali tak menyentuh Yoongi, melainkan mendarat tepat di pipi Taegi.

Dengan sigap Yoongi merangkul Taegi yang sudah terkapar di lantai dengan darah segar yang keluar dari mulutnya. Ia memandangi wajah adiknya yang kini dipenuhi luka. Seketika tangan Yoongi menggigil.

"Hah! Harusnya kau mati hari itu, anak b*e*g*e*!"

Dengan tubuh yang bergetar, Taegi berusaha berdiri.

"Kau bunuh saja aku sekarang! Kenapa kau masih membiarkanku hidup?!?"

"E-egi ya...." panggilan halus terdengar dari kamar.

Suara ibu kini memanggil nama Taegi. Tampaknya ibu terbangun karena pertengkaran mereka.

Taegi menoleh melihat sang ibu yang berusaha mencari asal suara mereka. Ia sangat ingin merangkul wanita yang merupakan ibunya itu.

Tapi tiba-tiba ayah mereka langsung mendorong sang ibu dan mengunci pintu.

"Jangan ikut campur!"

Terdengar dari dalam ringisan dari ibu, "Yoongi-ya.."

Tangan Taegi mengepal kuat hendak memukul ayah. Namun sebelum sempat memukul, Yoongi sudah duluan berlari dan mendorong ayahnya hingga terjatuh. Ia tak henti-hentinya memukul dan meluapkan semua amarahnya.

Sejenak ia terhenti dan melihat pisau tak jauh darinya. Perlahan ia berdiri dan meraih pisau itu. Kemudian berbalik melihat sang ayah yang sudah tergeletak lemah.

Dengan langkah yang terseret Yoongi mulai mengacungkan pisau dan mengarahkannya ke dada sang ayah.

1 langkah.. 2 langkah..
Yoongi kian mendekat dan tepat di hadapan sang ayah, ia mengangkat pisau dan-

"Cukup, hyung...!" Pekik Taegi. Kini matanya dipenuhi buliran bening.

"Sudah cukup, hentikan."

Seketika Yoongi diam membeku dan melepas pisau dari genggamannya. Ia jatuh berlutut baru menyadari apa yang akan dilakukannya.

"Kenapa ini terjadi.." lirih Yoongi.

Taegi mendekati Yoongi dan menggenggam tangan hyungnya itu. Ditatapnya hyung yang kini terlihat pucat dan kacau. "Jangan jadi pembunuh, hyung."

Mendengar perkataan adiknya, Yoongi semakin tertunduk dalam. Taegi merangkul hyungnya dan beranjak ke kamar mereka.

Melewati masa gelap malam, Taegi menangis di pelukan Yoongi. Suara tangis mereka bersembunyi diantara nyanyian malam. Masing-masing mereka berbagi sakit yang harus terus dirasakan.

"H-hyung, a-aku ingin memeluk ibu.." lirih Taegi diselingi tangis.

"Aku tau Egi-ya, aku tau.. Aku juga menginginkannya."

Sementara itu, di sudut meja tergeletak coklat pemberian Chanyeol Ahjussi tadi siang. Taegi meraih dan membukanya. Ia teringat kejadian yang baru saja dirasakannya siang itu harus tertampal hal menyakitkan dari ayahnya.

Perlahan ia memakan coklat itu dengan air mata yang masih mengalir. Yoongi yang melihatnya pun mengelus kepala adiknya tersebut.

"Sudahlah, Egi-ya.. Hyung akan selalu di sini, jadi lupakanlah semua hal yang menyakitkan itu," ucap Yoongi dengan senyum manis.

Air mata Taegi pun mengalir kian deras memandangi hyungnya.

"*Gomawo, hyung."

Saat mentari bersinar kembali, Yoongi terbangun dan melihat Taegi masih mengenakan seragam. Begitu juga dengannya.

Ia keluar dari kamar dan melihat ruang tamu yang berantakan. Saat ini tidak ada lagi orang di sana. Kemudian matanya tertuju pada sebuah kamar. Seharusnya di dalam sana ada seorang ibu yang akan menyapanya dengan senyuman hangat. Tapi sekarang hanya tinggal dirinya dan-

"Hyung..."

🐥🐥🐥

Apakah ceritanya menarik??
Ma'af kalau belum terlalu profesional,,karena saya masih belajar tapi saya akan berusaha agar cerita ini jadi semenarik mungkin.

MI : * terimakasih

Mohon dukungannya selalu

By : chimla

 FoolishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang