Two

30 8 5
                                    

Budayakan vote ya👍

Tettt... Tettt... Tettt...

Bel pulang sekolah adalah alunan musik yang paling indah bagi para pelajar. Alunan tersebut dapat meningkatkan banyak semangat, diantaranya
*semangat pulang bareng doi
*semangat nongkrong
*semangat melanjutkan nge-gosip yang tertunda
Dan semangat-semangat lainya..... Asalkan jangan semangat nikung temen ya :p.

*****

BUGG
Suara khas mobil yang tertutup dengan kencang. "Weh selow dong. Kalo pintu mobil gue rusak gimana? Mau ganti!" teriak sekaligus ancaman terlontar dari mulut seorang gadis yang terduduk di kursi kemudi, yang ditujukan untuk seorang yang berada disebelahnya.

Sesilia lah yang melontarkan kalimat tersebut. Sesilia Anjani, ia adalah sahabat sekaligus tetangga dari Maudy Alkhaliani dan Melody Anandia. Postur tubuhnya lumayan lebih tingga dari Melody, kulitnya kuning langsat seperti Maudy.

"Yaudah sih maap, namanya juga gak sengaja" jawab Maudy dengan puppy eyes nya berharap agar Sesil tak berkelanjutan marah padanya. "Maapin yah" lanjutnya

"Maapin gk ya?? " jawab Sesil dengan muka dibuat-buat

"Gak usah Sil, anak kaya dia mah gak usah dikasih maaf" ucap seorang gadis yang duduk dibelakang kursi kemudi. Dengan suara yang dibuat seketus mungkin.

"Aduhhh... Melody gak usah ikut-ikutan deh" balas Maudy memasang muka malasnya.

"Oke gw maafin. Tapi lo traktir gue. Gue lagi pengen seblak di kedai mamah Ajid nih".

"Siip kalo gitu, gue juga lagi pengen nih. Yaudah kalo gitu kita kesana aja sekarang. Yeahh... " ucap Maudy sambil memasang muka bahagianya, bahkan sambil berjoget-joget gak jelas. Padahal di dalam mobil gak ada suara musik. 

"Gue juga ditraktir kan" akhirnya Melody buka suara setelah beberapa menit yang lalu terjadi keheningan.

"Gak" jawab Maudy dan Sesil kompak disertai gelak tawa keduanya. Yang dibalas dengan muka memelas dari Melody.

*****

Di sudut ruangan terbuka tanpa atap yang terletak dilantai atas kedai. Angin yang dengan bebas menerpa siapa saja yang ada di sana. Disertai indahnya pemandangan yang dapat terlihat dengan jelas diatas sana.

Di sudut ruangan itulah para gadis itu berada, siapa lagi kalau bukan Maudy, Melody, dan Sesil. Posisi mereka saat ini adalah duduk dimeja melingkar. Yang memang pas untuk 3 orang.

"Mba ini pesanannya" ucap pelayan yang datang menyuguhkan seblak dan jus jeruk yang mereka pesan.

"Maacih mbaa" yang dijawab dengan ucapan alay oleh orang yang tak lain adalah Maudy.

*****

Mereka pun tenggelam dalam lezatnya seblak di hadapannya. Sehingga suana berubah menjadi hening. Hanya suara-suara samar yang terdengar dari meja-meja pelanggan lainnya.

"Ehemmm...."
Karena lelah dengan situasi. Ahkirnya Sesil ber-dehem ria untuk mencairkan suasa.

"Nape lu?" jawab Melody dengan suara dingin dan mata yang tetap terpaku pada makanannya.

Sedangkan Maudy tidak berniat menjawab dan tetap meniknikmati hidangan yang ada di depannya. Entah apa yang menarik dari hidangan tersebut. Sehingga tidak ada satupun yang mau memalingkan wajah.

"Emmm.... Gue mau nanya soal perjanjian kita, waktu kelas 10, apa tetep berlaku atau udah gak berlaku lagi? " Sesil berkata dengan ragu-ragu

Pertanyaan tersebut membuat Melody dan Maudy akhirnya memberhentikan aktifitasnya dan beralih menatap Sesil yang dari tadi menatap ke arak kedua sahabatnya secara bergantian

"Perjanjian apa ya?" jawab Maudy dengan muka polosnya yang lebih menjurus kearah tablo.

"Perjanjian yang waktu itu"

"Yang mana sih Sil?" dengan raut wajah yang berubah penasaran.

"Aduhh Dy, lu beneran lupa? Jangan bilang lu juga lupa lagi Mel?" tanya Sesil kepada kedua sahabatnya yang hanya dibalas dengan cengiran konyol oleh Maudy, dan anggukan oleh Melody.

"He-eh gue lupa? Emang perjanjian apa?" kini Melody malah balik pertanya pada Sesil.

"Duh.. Gw punya sahabat dua-duanya ogeb banget dah" ucap Sesil sambil menggelengkan kepala. "Ituloh soal perjanjian siapa yang bisa move on duluan" lanjutnya dengan singkat, padat dan jelas.

"Owh soal itu. Sampe saat ini sih perkiraan gw baru 45% move on" jawab Melody dengan muka sendunya. "lo sendiri gimana Sil?"

"Gue belum sama sekali. Bayangin aja setiap hari gue harus ketemu sama dia dikelas. Gimana caranya move on coba? " jawab Sesil dengan nada yang terkesan jengkel.

"kalo lo gimana Dy. Pasti berhasil kan, secara lo kan beda sekolah sama doi, udah lama gak ketemu juga pasti lebih gampang buat move on" lanjutnya dengan tatapan penasaran ke arah Maudy.

"Gue? " menunjuk dirinya sendiri "Gak segampang itu Sil, emang sih gak pernah ketemu. Tapi nyatanya gw baru 55% move on" menatap balik Sesil dengan wajah kecewa pada dirinya sendiri.

"Gimana mau move on kalo setiap hari nge-stalk in doi mulu!" sindir Melody yang dibalas dengan tatapan tajam oleh Maudy. Yang ditatap justru menatap balik dengan tatapan yang tak kalah tajamnya.

"Jadi intinya belum ada yang berhasil move on?" tanya Sesil memastikan, dan hanya mendapat anggukan dari kedua sahabatnya yang masih saling menatap.

"MOVE ON adalah dua kata yang mudah dipahami teorinya. Namun sulit dijalankan maksudnya".
R

eally? - 13 Mei 2017

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kritik dan Saran sangat dibutuhkan

Next or lanjut?

Really? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang