Budayakan vote sebelum baca 😆😎
Kalo ada typo kabar-kabari 👍Sudah tiga hari kejadian di kantin itu berlalu. Kejadian yang di dalamnya terlibat percakapan antara Maudy dan Arya. Dan setelah kejadian itu nampaknya membuahkan hasil yang baik, karena sekarang hubungan Arya Dan Maudy sudah jauh lebih baik. Setelah hari itu Maudy tidak pernah menghindar dengan cara menyembunyikan diri di perpustakaan.
Rasa canggung di antara keduanya perlahan-lahan mulai terkikis dengan sendirinya, meskipun masih ada tapi tidak separah beberapa minggu yang lalu. Dan kini Maudy sudah bisa mengendalikan dirinya agar tidak terlihat gugup, dan mulai memberanikan diri berbicara dengan menatap matanya walaupun sulit tapi ia masih terus berusaha demi meyakinkan duo curut itu. Apalagi duo curut itu selalu mengawasi setiap gerak-geriknya.
Sampai saat ini semua berjalan normal hanya ada satu yang masih terasa sulit dikendalikan oleh Maudy, yaitu detak jantungnya. Detak jantungnya seolah tak pernah mau menerut kata empunya. Pasalnya Maudy sudah berkali-kali memperintahkan untuk bekerja seperti biasa saja. Namun jantungnya itu rasanya tak pernah mendengar perintah dari Maudy, karena bila berdekatan dengan Arya jantungnya itu masih saja memompa berkali-kali lebih cepat dari keadaan normal.
Setelah kejadian itu juga Maudy, Melody, Sesil, Arya, Adit, dan Dafa pulang-pergi ke sekolah bersama menggunakan motor milik ketiga lelaki tersebut. Seperti sore ini mereka akan bersiap untuk pulang ke rumah. Saat ini mereka sedang berada di parkiran sekolah.
"Woy MMS jangan balik dulu" teriak tiga orang lelaki sambil berlari menuju parkiran.
Sesil yang saat itu baru akan menaiki motor Adit mengurungkan niatnya, sedangkan Maudy dan Melody yang saat itu sudah berada di atas motor hanya melihat heran ke arah tiga lelaki itu.
"MMS apaan?" tanya Dafa pada Melody yang berada di belakangnya.
"MMS itu Melody, Maudy, Sesil. Katanya sih biar gak ribet manggilnya" jelas Melody dan Dafa hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti.
"Lo bertiga ngapain lari-lari? Lagi jogging? Tapi ini kan udah sore?" tanya Maudy heran. Saat ini ke-3 lelaki itu yang tak lain adalah Rafa, Randy, dan Iky berlari menggunakan celana abu-abu dan atasan kaos bebas.
"Lo pada mau kemana?" Tanya Rendy tanpa perduli dengan pertanyaan Maudy.
"Mau balik lah" jawab Sesil santai.
"Emang pada mau ngapain sih? Bukannya pada balik malah lari-lari" tanya Maudy lagi.
"Kok mau balik sih? Wah lo bertiga gitu ya kalo udah sama gebetan gak inget temen" Kata Iky dan lagi, tak menghiraukan pertanyaan Maudy.
"Emangnya kenapa kalo kita balik? Ini kan udah jam pulang sekolah?"
"Kita mau main basket di lapangan" ucap Rafa menjawab pertanyaan Sesil.
"BASKET?" teriak MMS bersamaan. Sontak keenam lelaki yang ada di sana bahkan orang yang melawati mereka menutup kuping sekuat mungkin, karena teriakan dari ketiga gadis itu sungguh membahana. Salah satunya saja yang berteriak bisa membuat kuping berdengung bagaimana jika ketiganya?
"Yang teriak satu aja bisa kali. Gak usah rombongan!" ucap Randy sambil meniup ke dua kupingnya menggunakan tangan.
"Maaf Reflek" ucap Sesil disertai cengiran konyolnya. Sedangkan Melody dan Maudy hanya cengar-cengir gak jelas sebagai jawaban.
"Jadi gimana? Tetep mau balik?"
"Ya gak lah Raf. Kita mau nonton lo bertiga main basket. Iya kan Mel, Sil?" jawab Maudy disertai pertanyaan untuk Melody dan Sesil yang hanya dijawab dengan anggukan pasti dari keduanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Really?
Fiksi Remaja#akan dihapus untuk revisi "Gue sayang sama lo Ar, lebih dari sahabat" "Gue juga sayang sama lo Dy, tapi sayang sebagai adik" (Tentang Arya dan Maudy). "Cinta? Bukannya gue itu cuma pelampiasan lo aja ya Daf?" "Tapi kali ini gue serius Mel" (Tentan...