Budayakan vote sebelum baca😁😎
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Satu MingguSatu Minggu
Satu Minggu
Dari tadi hanya kata-kata itulah yang terus berputar di otak gadis yang sedang berjalan mondar-mandir di kamarnya sambil mengenggam kertas berwarna biru laut yang dilipat menjadi empat bagian.
Karena lelah ia pun memutuskan menghempaskan tubuhnya di atas kasur lembut kesayangannya. matanya menatap langit-langit kamar, ingatannya berputar ke kejadian tadi siang di perpustakaan sekolah.
Flasback on
"Sampai kapan lu mau ngedokem di perpus? Hmm?" Tanya Sesil pada gadis yang berada di depannya."Tau ga bosen apa. Udah 3 mingguan loh lo ga ke kantin. Gak kangen kantin apa?" Sambung Melody. Namun gadis di sampingnya ini seolah tuli, karena masih saja fokus pada HP nya padahal sedang diajak bicara.
"Lagian nih ya. Percuma juga lo ke perpus. Orang normal mah kalo ke perpus baca buku palingga novel.Sedangkan lo?" lanjutnya.
"Maksud lo gue ga normal?" ucapnya sedikit membentak. Meski wajahnya masih saja menatap benda pipih itu.
"Iya" saut Melody santai.
"Gimana caranya lo dibilang normal Dy? Sedangkan kelakuan lo aja nunjukin jelas kalo lo ga normal. Ini perpus tempat baca buku. Tapi coba apa yang lo lakuin malah baca weetpad. Kaya gitu mau dibilang normal?"
"Jadi maksud lo orang yang baca wettpad itu ga normal?"
"Bukan gitu. Maksud gue baca wettpad kan bisa dimana aja. Ini tuh perpustakaan, kalo lo ga mau baca buku pelajaran kan ada novel"
"Yaudah sih gue ini yang aneh!!. Ribet banget jadi orang" entah ada apa dengan mood-nya karena rasanya saat ini ia sedang tidak ingin diganggu.
"Ko lo nyolot. Gue kan cuma ngasih tau!"
"Udah sih. Ko malah ribut" Dan pada akhirnya Sesil pun angkat bicara. "Tujuan kita nemuan Maudy kan karena ada yang mau diomongin Mel bukan ngajak ribut" ucapnya mengingatkan Melody.
"Mampus dimarahin" guman Maudy.
"Lo juga Dy, ada orang yang lagi ngomong malah masih asik sama dunianya sendiri" tambah Sesil yang kini ditujukan untuk Maudy.
"Mampus juga buat lo" balas Melody disertai kekehan kecil.
Akhirnya dengan terpaksa Maudy mematikan layar handphone-nya, sehingga layar yang tadinya berwarna terang berubah menjadi hitam.
"Mau ngomong apa? Cepetan gue sibuk"
"Najis gila. Sok sibuk" gumam Melody. Berhubung Maudy tepat berada disebelahnya jadi meskipun gumamannya kecil tetap saja terdengar. Akibatnya Melody mendapat tatapan tajam dari Maudy, tapi sayangnya itu tak memberi efek apapun.
"Gue sama Meloduly cuma mau ngingetin kalo waktu lo itu tinggal satu minggu buat ngebuktiin kalo lo udah move on dari Arya" kata Sesil menjelaskan.
"Emang harus banget apa dibuktiin?" tanya Maudy.
"Haruslah!" sergah Melody.
"Alah bilang aja lo berdua gak mau ngakuin kalo gue yang menang, karena gak terima kan uang tabungan lo buat nyewa vila sekaligus liburan buat gue".
"Kalo lo bisa buktiin minggu ini juga gue jabanin!!!" ucap Melody dengan menaikan sedikit suaranya.
"Lo ber2 itu sahabat gue bukan sih. Masa kalian gak percaya?"
"Justru karena kita sahabat. Makannya kita berdua mau nyadarin satu sahabat kita yang muna banget sama perasaanya sendiri. Dengan cara ngebuktiin lo udah berhasil move on atau belum itu bisa bikin lo sadar sama apa yang lo rasa" tegas Sesil.
"Dan dengan cara lo yang terus ngehindar bikin kita tambah yakin kalo lo itu cuma muna aja sama perasaan lo sendiri" tambah Melody.
"Gue gak ngehindar!!"
"Pala batu!!!" ucap Melody sambil menjitak kepala Maudy cukup keras.
"Sakit bego!!"
"udah woyy. Berantem mulu"
"Inget ya Satu minggu" ucap Melody dengan senyum sinis.
"Gak bisa ditambah waktunya biar lebih banyak" tanya Maudy dengan wajah memelas.
"Ya gak lah dari kemaren kemana aja?" kata Sesil.
"Hemmmm. Bentar gue mikir dulu" ucap Melody sambil mengetukan jari telunjuknya didagu layaknya orang yang sedang berfikir.
'Satu minggu 7 hari, 1 hari 24 jam, berarti kalo 7 hari 7 kali 24 jam jadi....' entah apa maksudnya Melody menggunamkan itu di dalam hatinya.
"Coba itung 7 dikali 24 berapa?" ucap Melody tiba-tiba. Maudy yang kebetulan handphone-nya berada di atas meja langsung mengambil dan menghitung menggunakan kalkulator.
"168" ucapnya dengan wajah bingung.
"Yaudah kalo gitu waktu lo tinggal 168 jam. Lebih banyak kan?" ucap Maudy seolah menjawab kebingungan Maudy dan Sesil.
"Ha!!"
"Mau lebih banyak jadiin menit aja atau detik kalo perlu jadi lebih banyak kan?"
"Tau ah. Gue tuh bingung cara ngebuktiinnya".
"Nah tujuan kita selalin ngingetin lo tuh sekalian mau ngasih tau caranya" ucap Sesil sambil mengeluarkan secarik kertas dari saku bajunya. "Nih, kalo lo udah ngejalanin apa yang ada di dalamnya bakal gue kasih tanda. Kalo semua udah lo lakuin baru kita yakin lo menang" tambahnya sambil menyerahkan kertas itu ke Maudy.
Flashback OffGadis itu pun membalikan tubuhnya menjadi tengkurap. Perlahan-lahan tangannya membuka lipatan kertas yang sedari tadi berada digengamannya, hingga munculah beberapa baris tulisan disana.
TIPS MENGETAHUI KEBERHASILAN MOVE ON:
1. Hilangnya rasa gugup saat bertemu.
2. Jantung bekerja secara normal.
3. Tidak salang tingkah di hadapannya.
4. Berani menatap matanya saat bicara.
'apa gue bisa ngebuktiinnya?' tanyanya pada diri sendiri.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Segitu aja dulu ya. Otaknya lagi gk konek. Jd gk ada ide lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Really?
Teen Fiction#akan dihapus untuk revisi "Gue sayang sama lo Ar, lebih dari sahabat" "Gue juga sayang sama lo Dy, tapi sayang sebagai adik" (Tentang Arya dan Maudy). "Cinta? Bukannya gue itu cuma pelampiasan lo aja ya Daf?" "Tapi kali ini gue serius Mel" (Tentan...