"Woy... Maudy bangunnn... Kecebong anyuttt. Gila kebo banget lu tidur"
"Woy.. Elah ni anak minta gw gebukin kali"
"MAUDY ALKHALIANIIIII, KECEBONG ANYUTTT"
"Masya Allah kurang sabar apa gw... Maudyyyyyyyyyy"
Dorr... Dor.. Dorr
Teriak gadis di luar pintu balkon kamar Maudy sambil mengedor-gedor dan berteriak. Berharap orang yang di dalam mendengarnya.
Tak lama kemudia Sang empunya kamarpun membuka horden yang menutupi pintu balkonnya, dan membuka pintu dengan eskpresi khas orang bangun tidur. Wajah kusut, baju piyama bergambar dora masih melekat dibajunya, rambut sudah tak terberbentuk.
Bisa dibayangkan betapa ancurnya kondisi Maudy saat bangun tidur.
"Ngapain sih Sil, masih subuh udah gedor-gedor kamar orang. Kaya gak ada kerjaan lagi aja. Nanti aja ngebanguninnya gue lagi gk shalat" dengan diiringi uapan khas orang ngatuk, dan menyenderkan diri di pintu balkon yang tidak terbuka sempurna.
"Apa kata lo subuh? ini tuh udah jam setengah tujuh PEA dan lima belas menit lagi bel masuk sekolah, trus lo seenak jidat bilang ini masih subuh! " teriak Sesil sambil menunjukan jam tangannya
"Yaudah sih masih ada lima bel.. " dengan cepat Maudy menegakkan badannya dan matanya melotot seolah akan keluar dari kelopak matanya.
"Apa lu bilang lima belas menit lagi. Kanapa lu baru bangunin gue" ucapnya seraya berlari masuk ke kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya.
"Gue udah ngebangunin lo dari zaman batu kali. Lo nya aja yang tidurnya kaya KEBO" dengan menekan kata 'Kebo'. "POKONYA GUE GAK MAU TAU. GUE TUNGGU 10 MENIT DI MOBIL. KALO LEWAT DARI ITU GUE TINGGALIN" lanjutnya dengan berteriak dan entah apa Maudy mendengarnya atau tidak.
*****
Sebuah mobil jazz berwarna abu-abu terparkir di depan gerbang sekolah. Siapa lagi pemiliknya jika bukan Sesil.
Saat ini jam menunjukan pukul 07.05 dan artinya mereka telat 20 menit. Sebenarnya hari ini jalanan sedikit lengah. Sehingga memungkinkan untuk membawa mobil dalam kecepatan tinggi. Namun, semuanya terasa sia-sia karena sekarang gerbang sekolah telah tertutup rapat. Usaha Sesil seakan tak terbayar.
Bayangkan saja ia hampir menabrak tukang cilor, batagor, es cendol, dan tukang-tukang lainnya yang hendak menyebrangi jalan.
Sebenarnya ini juga kesalahannya sih. Lagian udah tau telat malah mampir ke potocopi dulu.
"Ini semua gara-gara lo" bentaknya kepada orang yang terduduk dikursi belakang. Yang dibentak jelas hanya menunduk
"Sorry Sil, tapi gue bakal tanggung jawab ko. Lagian tadi lo juga mampir nge-print dulu kan"
"Mau tanggung jawab gimana? Gerbang aja udah ditutup Dy. Lo lupa hari ini kita ada ulangan Biologi dan lo bikin kita telat Dy" ucap Melody sedikit ketus.
Dari mana datangnya Melody?
Jadi gini, seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa Maudy, Melody, dan Sesil bertetangga.Mengapa tadi Sesil bisa menggedor-gedor pintu balkon kamar Maudy?
Rumah Maudy dan Sesil memang bersebelahan. Dan kebetulan kamar mereka berdempetan. Sehingga atas kesepakatan bersama balkon kamar Maudy dan Sesil disatukan tanpa ada nya penghalang.Lalu dimana rumah Melody?
Rumah Melody berada tepat didepan rumah Maudy.Oke kembali kecerita. Semoga kalian paham ya apa yang author maksud.

KAMU SEDANG MEMBACA
Really?
Teen Fiction#akan dihapus untuk revisi "Gue sayang sama lo Ar, lebih dari sahabat" "Gue juga sayang sama lo Dy, tapi sayang sebagai adik" (Tentang Arya dan Maudy). "Cinta? Bukannya gue itu cuma pelampiasan lo aja ya Daf?" "Tapi kali ini gue serius Mel" (Tentan...