Fourteen

17 3 0
                                    

Votenya ya 😉😊

Tepat pukul 10 malam Dafa mengantar Melody kembali ke rumahnya.

"Gue masuk dulu ya" ucap Melody setelah ia turun dari mobil kekasihnya itu dan tentu saja dengan kaca jendela mobil yang terbuka.

"Yaudah gue balik dulu. Salam buat bonyok lo" balas Dafa sambil tersenyum.

"Iya hati-hati" Dafa hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah itu ia menutup kembali jendela mobil yang terbuka, menekan klakson dua kali lalu melajukan mobil meninggalkan rumah Melody.

"AHHHHHH" Teriak Melody sambil berlompatan. Ini adalah pertama kalinya ia se-lebay itu.

"Sumpah demi apapun gue masih gak percaya kalo malem ini bener-bener terjadi"

Dengan senyum yang masih mengembang ia membalikan badan untuk membuka gerbang rumahnya. Namun senyum itu perlahan pudar berganti dengan raut panik dari wajah cantiknya. Ia mencoba sekali lagi untuk memastikan tetapi hasilnya sama dengan yang sebelumnya tidak bisa terbuka.

"Kok gak bisa dibuka?" tanyanya entah pada siapa?

'Digembok?' batinnya.

"Pak... Bi... Ini orang pada kemana sih?" teriaknya frustasi.

"Pulang ke kampungnya" jawab suara dari arah belakang Melody.

Melody terdiam beberapa saat,tubuhnya menegang ia hafal betul suara siapa itu.

"Jalan sama cowo, pulang jam 10 malem. Hem?"

Dengan jantung yang berdebar gadis itu membalikan badannya, bahkan ia sudah keringat dingin. Melody tau betul orang yang ada dibelakangnya tidak akan main-main jika memberikan hukuman. Ia ingat beberapa minggu yang lalu saat Sesil pulang telat dan tidak memberinya kabar, seluruh fasilitasnya bahkan uang saku ditahan selama 1 minggu. Entah hukuman apa yang akan diberikan orang itu padanya kali ini.

"Eh kak Dion" ucapnya cengengesan untuk menutupi rasa gugupnya. Tangannya terulur untuk menyalami kakak iparnya itu, dan sayangnya lelaki yang disebut Dion itu tidak menanggapinya.

*****

Dan di sinilah Melody sekarang, di ruang tamu rumah Sesil yang lebih tepatnya rumah orang tua Sesil. Di sana tidak hanya ada dirinya dan kakak iparnya itu, tetapi juga ada kakak kandungnya, Sesil, dan juga Maudy. Sebenarnya Melody sendiri bingung kenapa ada Maudy di sini, tetapi karena situasinya tidak memungkinkan ia memutuskan untuk diam.

"Ekhem" suara deheman dari satu-satunya lelaki di ruangan itu memecahkan keheningan dan membuat situasi semakin mencekam. Bukan hanya Melody yang merasa jantungan, tetapi kedua sahabatnya itu juga. Bahkan Maudy dan Sesil sudah lebih dulu kena marah sebelum Melody datang.

Keduanya diceramahi habis-habisan karena membiarkan Melody keluar malam bersama laki-laki. Padahal baik Maudy maupun Sesil sudah menjelaskan, tetapi lelaki itu tidak mau mendengarnya. Dan bahkan ketika Melody sudah datang pun mereka masih ditahan di ruangan itu.

"Ada yang mau kamu jelaskan Melody?" Tanya Dion tegas.

"Kak, Aku minta maaf. Janji gak akan diulang lagi" ucap Melody lirih.

Dea kakak kandung Melody hanya bisa mengelus lengan suaminya. Berusaha untuk menahan emosi suaminya itu. Ia mengerti Dion memarahi adiknya bukan tanpa sebab, lagi pula ia juga bersyukur setidaknya ada orang lain yang menaruh perhatian pada adiknya selain dia dan kedua orang tuanya tentunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Really? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang