Twelve

12 3 0
                                    

Jangan lupa vote nya ya  😆😊

*****

Cettak... Cetrek... Cetrak... Cetrek

"Duh berisik banget sih lo Dy" grutu Melody. Gadis itu benar-benar di buat kesal oleh orang yang duduk disebelahnya. Saat ini berlangsung pelajaran fisika dan gadis yang duduk di sebelahnya tidak bisa diam sama sekali. Sedari tadi Maudy terus saja memainkan pulpennya hingga menimbulkan bunyi yang menganggu pendengaran.

Maudy yang ditegur hanya menoleh tanpa menghentikan kegiatannya. Melody mendengus kesal untuk kesekian kalinya. Maudy memang tidak bisa diam saat fokus belajar. Katanya 'kalo diem malah gak fokus' entah teori dari mana itu yang jelas begitulah Maudy. Tapi biasanya Melody masih bisa memakluminya, karena Maudy biasanya hanya akan menggoyangkan kakinya atau memakan camilan diam-diam dengan modal buku sebagai penutupnya. Tapi hari ini berbeda, kegiatannya benar-benar mengganggu konsentrasi. Terlebih lagi ini adalah mata pelajaran fisika butuh ketenangan dan konsentrasi penuh untuk memahaminya. Ditambah lagi saat ini guru berkepala botak plontos itu sedang menjelaskan materi di bab baru dan semuanya berisi rumus.

"Maudy gue gak bisa konsen" geramnya.

"Hmmm..." gumamnya tapi tangannya masih saja memainkan pulpen.

"Gue patahin juga lama-lama tuh pulpen" ucapnya sambil melirik Maudy sinis.

"Anggep aja gue gak ada ribet banget dah"

"Gak bisa lah. Suaranya ngenggangu banget njiir. Gue bingung mau ngedengerin yang mana. Si botak apa tuh pulpen" bisiknya penuh penekanan.

"Maudy ihhh" kesabaran Melody benar-benar di ujung batas. Maudy sama sekali tak mau menghiraukan ucapannya. Hingga...

BRAKK... "Bisa diem gak sih. Brisik"

Melody melempar buku paket tebal dengan judul fisika ke atas mejanya ditambah dengan teriakan suara cemprengnya. Perhatian seluruh kelas langsung tertuju kepadanya tak terkecuali guru dengan julukan Si Botak yang sedang menjelaskan materi. Maudy? Jangan ditanya dia kaget bukan main. Tubuhnya bahkan sampai terlompat karenanya.

"Melody. Siapa yang kamu bilang brisik?" ucap guru itu dengan tegas, lebih menyerupai bentakan sih.  Saat ini Melody seperti membangunkan Singa yang sedang tertidur di siang hari dalam kondisi perut lapar. Pak Eko - guru fisika - adalah guru yang paling kiler untuk jurusan ipa. Dia tak pernah memandang bulu dalam memberikan hukuman. Baginya perempuan dan laki-laki sama saja.

"Em.. Anu pak. Maudy yang saya maksud" ucapnya gugup.

"Sebagai hukuman coba kamu jelaskan apa yang tadi saya jelaskan di depan" Melody cengo. Jelas saja Melody tidak tau apa yang tadi di jelaskan bahkan satu kata pun tak ada yang menyangkut di otaknya dan semua ini karena Maudy!.

"Cepat! Kenapa diam?" bukan hanya Melody yang jantungnya jedag-jedug saat ini. Tapi seluruh siswa penghuni kelas ini. Ada yang susah menelan slivanya, gemeteran, bahkan ada yang sampai keringat dingin. Tak terkecuali Maudy. Ia sadar bagaimanapun masalah ini bersumber darinya.

"Ma... Maaf pak saya belum paham" seluruh siswa semakin tegang mendengar jawaban dari Melody, tak sedikit yang memandangnya iba.

"Bagus" ucapnya sambil bertepuk tangan. "Sudah tidak mendengarkan, membuat kributan lagi!".

"Lari 10 kali putaran. SE.KA.RANG!!!"

JEDERR...

"Pak!" ucap Maudy sambil mengakat tangan kanannya, suaranya bergetar.

Guru yang hampir menginjak kepala 5 itu tidak menjawab. Ia hanya menolehkan pandangannya ke arah siswi yang tadi mengangkat tangannya. Dengan penuh keyakinan Maudy memberanikan diri untuk berdiri dan mengutaran maksudnya "Maaf pak sebelumnya. Apa hukumannya gak berlebihan?"

Really? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang