PART 5

70 9 9
                                    

            Pagi di sekolah...

Putri berjalan dengan terburu-buru menuju ruang BK untuk meminta izin seperti yang ia katakan kemaren. Di tengah perjalanannya menuju ruang BK, Farrell melihatnya lalu menghampirinya dan bertanya,

"Putri! Lo mau kemana, kok buru-buru gitu?"tanya Farrell.

"Gue mau ke ruang BK. Oh iya, lo mau nganterin gue nggak?"tanya Putri balik.

"Kemana?"tanya Farrell.

"Ke bandara. Gue harus kesana sebelum jam 8, karena Shinta harus berangkat ke Jakarta."jawab Putri dengan terburu-buru.

"Oke, boleh. Berarti gue juga harus izin kan? Yaudah yuk ke sana bareng!"ajak Farrell.

Di bandara...

Putri berlari menuju tempat yang sudah diberitahukan Shinta. Shinta yang melihat Putri berlari pun langsung melambaikan tangannya dan memanggil Putri.

"Cia! Gue disini!"kata Shinta setengah berteriak.

Setelah Putri sampai ke tempat Shinta...

"Huhh.. Shin, gue kira tadi lo udah naik ke pesawat...hhh."kata Putri sambil mengambil napas.

"Nggak lah pesawat gue masih 15 menit. Jadi kita ngga punya banyak waktu disini."

"Eh, lo kesini sama siapa?"lanjut Shinta.

"Sama Farrell. Tu orangnya dateng."kata Putri sambil menunjuk Farrell yang berjlan menuju ke arah mereka. Anggi? Dia sedang mengurus cek in.

Setelah Farrell sampai di tempat mereka Shinta hanya menyapa nya dan melanjutkan obrolannya dengan Putri.

Tak beberapa lama mereka megobrol, tibalah saatny Shinta untuk masuk ke dalam pesawatnya.

"Shin. Lo ati-ati ya disana. Kalo lo lolos audisi ini, lo harus cepet hubungin gue. Gue bakal langsung nyari tiket untuk ke Jakarta."kata Putri dan langsung memeluk Shinta. Shinta pun membalasnya.

"Iya, Ci. Gue bakal lagsung ngasi tau lo kalo gue lolos."balas Shinta. Farrell dan Anggi yang melihat mereka berdua hanya bisa tersenyum.

"Nggi, jagain Shinta ya. Jangan sampe lecet bajunya. Baju dia kan mahal."pesan Putri kepada Anggi. Dia masih bisa bercanda, dia menunjukkan senyum palsunya.

"Udah-udah. Rell, gue titip Cia sama lo ya. Kalo dia ketawan nangis, lo harus bikin dia diem, soalnya di kalo udah nangis susah berhentinya."pesan Shinta kepada Farrell yang dibalas anggukan dari Farrell.

Akhirnya Shinta masuk ke pintu keberangkatan dan melambaikan tangannya kepada Putri dan Farrell. Setelah Shinta hilang dari pandangan, Farrell langsung memperhatikan Putri. Dia melihat Putri yang menunduk dan terisak. Putri menangis. Ia mengingat kalimat Shinta barusan. Walaupun agak canggung, Farrell mencoba untuk memberanikan diri. Ditariknya Putri ke dalam pelukannya. Putri agak kaget dengan perlakuan Farrell, namun ia membutuhkan itu sekarang. Air mata Putri tumpah di jaket yang dikenakan Farrell.

...

Akhirnya mereka kembali ke sekolah tepat saat bel masuk setelah istirahat berbunyi. Memang aneh sepertinya. Ya! Mereka telat kembali ke sekolah. Dan pada jam pelajaran ini, mereka berdua dihukum untuk tidak mengikuti pelajaran. Mereka berdua berada di luar kelas. Melihat Putri yang masih agak terisak, Farrell pun menghampirinya.

"Ci, udahlah. Lo pasti ketemu lagi kan sama Shinta."kata Farrell.

"Gue mau ngasih tau lo sesuatu. Tapi ngga disini. Kita ke taman belakang sekarang!"kata Putri sambil menarik tangan Farrell.

Mereka sampai di taman belakang dan duduk di bangku di bawah pohon. Putri menunduk, dia menangis lagi. Farrell yang melihat hal itu langsung menarik kepala Putri dan meletakkan di pundaknya dengan lembut.

"Ngga papa, Ci. Lo nangis sepuasnya, baru lo cerita sama gue."kata Farrell sambil mengelus rambut Putri.

Hening. Satu kata yang menggambarkan kondisi tempat Putri dan Farrell sekarang. Hanya terdengar suara daun yang bergesekan karena ditiup angin.

"Rell, lo bisa ke rumah gue nanti?"tanya Putri memecah keheningan.

"Bisa. Asalkan lo berhenti nangis sekarang."jawab Farrell. Putri menangkat kepalanya, menghadap Farrell. Ia tersenyum lalu mengangguk.

"Ya udah sekarang kita balik ke kelas. Bel jam ke – 5 udah bunyi."kata Farrell melanjutkan.

Mereka berjalan menuju kelas Putri. Farrell berniat untuk mengantarkan Putri dahulu.

Setelah sampai di depan kelas Putri, Putri segera masuk namun ditahan oleh Farrell.

"Lo lupain dulu tentang Shinta. Lo fokus ke pelajaran lo. Nanti lo boleh nangis sepuasnya di rumah. Ntar lo pulang bareng gue."kata Farrell memberi pesan. Putri mengangguk.

SKIP Istirahat ke-2

Untuk pertama kalinya, ia tidak ke kantin saat istirahat. Karena biasanya saat ia ke kantin, ia ditemani Shinta. Dan ia malas untuk berjalan ke kantin sendiri. Aneh katanya. Ia pun memutuskan untuk menelfon pak Sabar supaya tidak usah menjemputnya nanti.

"Halo, pak. Nanti saya ngga usah dijemput ya. Saya pulang bareng temen."

"..."

"Iya. Pak, makasih."

Putri memutuskan sambungan telfon.

Ia jenuh di kelas sendirian. Karena waktu istirahat kedua lebih panjang, ia memutuskan untuk mendengarkan lagu dari handphone nya. Ia mengeluarkan earphone dari tas nya, memasangkan ujungnya di hp lalu memasang di telinganya. Jarinya mulai bergerak mengikuti irama dan sedikit bernyanyi.

Sampailah akhirnya jam pulang sekolah. Putri mengemasi barang nya dan Farrell memanggilnya dari pintu kelas. Mereka berdua berjalan menuju parkiran sambil mengobrol.

Sesampainya di parkiran, Farrel menaiki ninja merahnya dan memakai helm. Lalu ia memundurkan motor dan menyuruh Putri untuk naik. Putri langsung memeluk erat pinggang Farrell, agak canggung memang tapi ia takut karena tadi pagi saat menuju ke bandara, Farrell mengendarai motornya dengan kecepatan yang lebih.

bersambung...

Wuhhhh... aku ketawa sendiri waktu nulis part ini. tapi jangan mengira kalu aku mulai gila, aku cuman geli aja sama ceritanya.

ya udah lah. jangan lupa vote buat kalian yang udah baca tulisan aku.

makasih.

When I Get YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang