"park chanyeol.."
kim joo cooperation group? Apa maksudnya? Hah, bodohnya aku kenapa aku tidak mencoba menelfon nomernya?
Chanyeol terlalu larut dalam pikirannya sendiri hingga tak menyadari kedatangan son won yang berkali kali menyebutkan namanya.
"apa kau melamun?"
Ia mulai menegakkan posisi tubuhnya yang semula bersandar di kursi roda menghadap beberapa layar monitor. Yah seperti biasa, tugas wajib setiap malamnya.
"hyung, apa kau tahu tentang 'kim joo cooperation'?
"sepertinya aku pernah mendengar nama perusahaan itu" son won mencoba mengingat ingat seraya menjumput beberapa kacang dalam toples dan mendudukan dirinya di sofa kesayangan.
Dengan antusias, chanyeol pun mulai mendekatkan kursinya ke sofa dan menunggu kalimat selanjutnya yang akan terucap di bibir sang seniornya itu.
"ah, bagaimana dengan 3 orang yang kau curigai kemarin? Apa kau menemukan sesuatu tentang mereka?" bukannya jawaban, malah pertanyaan balik yang chanyeol dapatkan.
Ia mendengus kesal, dimundurkannya roda roda pada kursinya lagi ke tempat semula.
"yak, aku sedang bertanya padamu!" sonwon melemparkan sebuah kacang telur ke kepala chanyeol.
"aku tidak tahu"
Chanyeol mengeluarkan ponselnya, kemudian mencari pesan terakhir yang ia dapatkan dari nomer yang tak ia kenal lalu menekan tombol call.
Tersambung, Chanyeol semakin antusias. Namun baru beberapa detik panggilannya terputus. Orang itu sengaja mematikannya. Ia mencoba memanggilnya lagi,
'maaf nomor yang sedang anda tuju sedang tidak aktif, silahkan tinggalkan pesan dan tunggu beberapa saat lagi. Terima kasih'
"arrrgghh" erang chanyeol frustasi. Ia melemparkan ponselnya dengan kasar ke atas meja. Seketika pandangannya langsung tertuju ke layar monitor yang menampilkan seorang gadis terlihat mengendap endap.
Chanyeol menarik nafasnya dalam dalam.
"apalagi yang akan dia lakukan"
"apa? Apa yang terjadi?" son won mendekat ke arah monitor.
‐
So eun terlihat mengendap endap menaiki tangga menuju balkon rumah paling atas, dengan membawa beberapa helai kain panjang yang saling diikat menyatu hingga membuatnya seperti tali. Entah apa yang akan ia lakukan dengan pintu. Melarikan diri? Hei, bukankah ini rumah dan bukan penjara?
Balkon dengan pagar tembok yang tidak terlalu tinggi. so eun mencoba melihat ke bawah, sepi. Ia tersenyum. Bagaimana bisa dari sekian banyaknya penjaga tidak ada satupun yang menjaga bagian belakang rumah ini? Apa karena terlihat seperti hutan karena banyaknya pepohonan rimbun? Persetan dengan semua itu, bukankah ini kesempatan baginya?
setelah mengira ngira berapa meter jarak dari atas sampai ke bawah, ia mulai mengambil ujung kain itu untuk diikatkan ke sebuah tiang lampu, lumayan kuat jika hanya untuk menahan massa tubuhnya. Ujung kain lainnya ia ikatkan pada perutnya. itu akan menyakiti perutnya? So eun tidak peduli.
Kakinya mulai menaiki pagar tembok kemudian menarik nafasnya dalam dalam sebelum mencoba memanjat ke bawah. Yah, memanjat. Bukan terjun.
Hap
Pendaratan yang sempurna, so eun tersenyum bangga pada dirinya sendiri. Sebagai seorang wanita ia telah mampu menaklukkan bangunan tinggi itu hanya dengan seutas kain yang saling diikat menyatu. Ia beralih pada ikatan di perutnya untuk dilepaskan, merapikan rambutnya dengan jemarinya dan berbalik.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAITH
Fanfictionseorang lelaki yang ingin merubah tujuan hidupnya dan mencari tahu alasan tentang ibunya yang sengaja membuangnya dan seorang gadis yang sengaja disembunyikan oleh keluarganya. akankah mereka mampu melewati setiap masalah yang akan mereka hadapi? "...