1. Bertemu

19.6K 877 21
                                    

"Mama aku pergi yaaa!!" Perempuan itu berteriak. Ia tersenyum sambil sesekali membenarkan kunciran rambut berwarna merah yang ia kenakan untuk menguncir kuda rambut hitam legam nya.

"Ini anak teriak-teriak mulu!" Pria dari arah dapur mengeluh, usia nya kira-kira empat puluhan.

Perempuan bernama Sarah itu kemudian menoleh ke Papa nya. Menjulurkan lidah tidak terima. "Kata Mama juga Papa dulu bawel! Ga bisa diem! Ganggu Mama mulu!"

Skakmat. Sarah menang telak kali ini. "Iya, iya terserah." Ujar Farhan, mengalah.

Sarah bangkit setelah mengenakan sepatu hitam converse ukuran tiga puluh sembilan. Baru satu langkah ia berjalan meninggalkan dapur, perempuan itu sudah jatuh tersungkur ke depan. Rambut yang tadi di kuncir rapih sekarang sudah berantakan.

"Makanya jangan ledekin Papa mulu."

---

"Eh Revan!" Revan menoleh, lalu kembali berjalan tidak peduli. Lorong kelas masih sepi, baru pukul enam lewat tiga puluh. Jadi laki-laki itu leluasa berlari mengejar seseorang bernama Revan itu.

Setelah bisa mensejajarkan langkah, laki-laki itu berhenti. "Lo pasti pengen jodohin gue sama Alda kan?!" Revan melotot. Mengulangi pertanyaan nya lagi.

"Ya engga gitu--ya tapi iya deh."

"Udah gue bilang berapa kali si chairmate ku sayang kalo gue sama sekali ga suka sama Alda, Rafi." Revan tersenyum, menekan satu per satu kalimat agar teman gesrek nya itu dapat mengerti.

Lagi pula siapa yang akan tertarik dengan perempuan macam Alda? Pakaian si seragam SMA, cuma make up tebal nya melebihi tante-tante, juga sikap nya menjijikan membuat Revan malah ingin muntah melihat nya. "Lagian lo dapet dari mana si cewek kayak gitu?"

"Kemaren nemu di jalanan," jawab Rafi ngasal.

"ASTAGA!" Rafi dan Revan sontak menoleh ke belakang nya--sumber suara.

Perempuan itu asik berjalan sambil bermain ponsel nya, berteriak keras. Tidak mempedulikan sekitar. Rafi memilih kembali berjalan, tidak sadar kalau Revan masih berdiri di tempat yang sama, juga tatapan yang sama.

Gerakan Sarah terhenti saat kepala nya menabrak sesuatu. Bukan kepala juga, Sarah tidak tahu.

"Eh?" Sarah mendongak, ia mengelus-ngelus kening nya yang ternyata menabrak dagu laki-laki dengan tatapan datar. "Lo gapapa?"

"Sakit." Jawab Revan singkat, mata nya menelurusi Sarah dari atas sampai bawah. Sarah yang sadar akan hal itu tambah mengerutkan kedua alis nya. "Apaan si ngeliat nya."

"Kecil banget dah lo," ujar Revan kalem namun mampu membuat Sarah kembali berteriak tidak terima.

"DIH?! YAIYA GUE KECIL TAPI GAUSAH NGATAIN JUGA!" Sarah melangkah cepat, menyusul laki-laki yang berjalan lebih cepat dari diri nya. "Kenal juga belum, udah ngatain orang aja!"

Revan lantas berbalik, suara tubrukan kemudian terdengar. Bukan tubuh nya yang tertabrak. Melainkan tas besar hitam nya yang menabrak wajah perempuan tadi saat Revan berbalik. Revan ikut meringis, ia membawa lima buku paket di dalam tas nya.

"Eh, eh, lo gapapa?"

"Aduh hidung gue berdarah!"

"Demi apa? Coba liat!" Ujar Revan lalu sedikit menunduk. Perempuan di hadapan nya masih menutup muka dengan kedua tangan nya. Lima detik kemudian Revan di buat terkejut bukan main.

"Demikian sekilas info!" Seru Sarah, membuka tangan nya lalu memperlihatkan wajah nya yang tidak mengalami hal yang tadi ia sebutkan. Perempuan itu lalu berjalan cepat, meninggalkan Revan yang tersenyum melihat gerakan nya yang gontai. Mungkin masih terasa pusing.

"Ye si anjing, awas aja nanti lo!"

---

Yuhuu. Cie ternyata anak nya Farhan sama Naura cewek wkwkw

Sok ah baca aja, ini dikit karena cuma awal aja ya. Nge test, kalo banyak yang baca entar panjang-panjang deh janji wkwk

Klik bintang ya gengs. Tengs.

EvanescetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang