30. Enam Puluh Tujuh Hari Kemudian

4.2K 294 0
                                    

Terik matahari siang membuat perempuan yang memakai jaket abu-abu itu menyipitkan mata nya. Beberapa kali mendesah pelan karena terik nya matahari. Setelah sempat berbicara--negosiasi tepat nya--bersama dengan guru olahraga yang sudah stand by di tengah lapangan, perempuan itu di perbolehkan istirahat di UKS saat pelajaran olahraga berlangsung.

"Sar, buat kamu." Sarah tersenyum tipis, mengambil minuman kemasan rasa air kelapa. Ardian ikut tersenyum juga, lalu melambaikan tangan sebelum kembali ke barisan kelas nya.

Tentu tujuan Sarah sekarang adalah UKS. Tempat paling nyaman untuk tidur, mengingat suhu tubuh nya yang seperti kompor. Setelah meminum obat, Sarah memejamkan mata nya.

Helaan napas berat beberapa kali keluar, sambil makian di dalam hati yang ia keluarkan untuk diri nya sendiri. Bayangan anak laki-laki itu tidak pernah hilang dari benak nya, entah sampai kapan.

Perasaan kecewa, marah, sedih, bercampur menjadi satu setelah dua bulan yang lalu Revan menghapus akun line nya. Apalagi akun instagram Revan juga sudah tidak ada. Entah dimana keberadaan laki-laki itu sekarang.

Sarah Galena: rafi

Sarah Galena: lo seriusan gatau revan dimana?

Pesan itu lima menit kemudian di balas, sama dengan hari-hari sebelum nya. Jawaban nya selalu sama. Gatau Sar.

----

"Mama?" Keadaan ruangan yang di cat putih itu hening. Revan sudah pulang sekolah, dan sesuai dengan hari-hari sebelum nya, ia akan menyempatkan berkunjung ke rumah sakit Mama nya di rawat dulu, sebelum pulang ke apartemen. "Yah tidur..." air muka Revan berubah, memunculkan rasa kecewa disana.

Revan mengeluarkan ponsel nya. Menghilangkan bosan, ia melihat-lihat foto yang tadi di ambil nya di sekolah. Beberapa kali ia tertawa, melihat foto si kembar Yuki dan Ruki yang menjadi pusat perhatian nya saat masuk pertama kali ke sekolah. Wajah kedua perempuan itu sangat kental seperti orang Jepang--padahal Ibu nya asli Indonesia. Apalagi dalam keadaan dua, Revan jadi sulit membedakan. Menurut nya, wajah orang Jepang itu sama semua, ia jadi pusing ketika sedang menyebrang jalan dan melihat-lihat wajah yang sama.

Revan adalah orang yang mudah bergaul, jadi ia sudah mendapat banyak teman. Tapi tetap saja kalau ada orang yang saat di Indonesia satu sekolah dengan Revan sekarang, pasti menyebut laki-laki itu berubah. Revan memang masih mudah bergaul, tapi tidak di pungkiri kalau laki-laki itu juga berubah menjadi seorang yang pendiam saat beberapa waktu.

Rafi: assalamualaikum ya ahli kubur

Revan seketika tertawa melihat pesan dari teman nya itu. Walaupun sama-sama memiliki keturunan Indonesia, tapi entah kenapa selera humor teman-teman nya berbeda dengan selera humor teman lama nya dulu.

Revan: depan nya bagus, belakang nya kaga

Rafi: orang salam di jawab atuh

Revan: waalaikumsalam abi:)

Rafi: ukhti kamu nyariin nih mas

Rafi: aku pusing bales apa

Revan: hah? Jaringan nya kok jelek? Fi? Lo dimana si? Naik dulu gih ke atep! Kresek-kresek nih disini!

Rafi: kirain gue lo pindah jadi pinter van

Rafi: ternyata tambah goblok

Rafi: ga guna lo hidup disana

Rafi: mencemarkan nama baik masyarakat Jepang yang pinter

Revan: kalau saya bilang luwak white coffe, jawab nya "luwak white coffe, kopi nikmat tidak bikin kembung."

Revan: ya password nya apa?

Revan: luwak white coffe

Revan: bu?

Rafi: anj

Rafi: terserah lo sat

Rafi: ukhti lo sakit, tadi gue jenguk di uks. Lagi tidur

Revan: demi apa?

Revan: lo masuk gitu dia lagi tidur? Astaga! Ga lo apa-apain kan anak orang?

Rafi: gue usel-usel dikit. Kapan lagi coba yakan

Seketika otak Revan berhenti bekerja. Pikiran nya bermain kemana-mana. Ia tidak percaya kepada omongan Rafi barusan, tapi bukan kah teman nya itu laki-laki normal juga? Ya Allah...

Rafi: ya kaga lah tolol

Rafi: nanti kalo gue usel usel lo bikin gue mampus lagi, langsung mesen tiket roket buat ke jakarta. Kalo ga minjem pintu nya doraemon

Rafi: kan lo masih suka sama dia

Rafi: opsszzzszzszszzszssssss

"Bangsat," Revan bergumam kepada diri nya sendiri. Lalu sengaja menjauhkan ponsel hitam tersebut dari pandangan nya. Kunyuk satu itu, selalu saja benar. Perasaan nya tidak berubah.

***

Haloooo

Mau jelasin ini aku mau tambahin part nya yang setelah Revan pindah sampai yang pas mereka udah gede. Gatau kenapa pengen juga, soalnya menurut aku juga terlalu kecepetan.

Jadi mungkin akan ada 2-3 part tambahan lagi sampai yang part ardian sama sarah.. itu.

EvanescetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang